KOMPAK : Siswa SMAN 1 Pangkalankerinci terlihat kompak menhancurkan kertas untuk dibuat bubur sebagai pengganti lahan tanam.
SMAN 1 Pangkalankerinci yang mengikuti eskul peternakan lebah (BeeSA) semakin inovatif. Mereka melakukan uji coba menggunakan kertas bekas sebagai media pengganti tanah. Percobaan baru dan belum pernah dilakukan sekolah lainnya dilaksanakan, Jum’at (18/2) lalu berhasil. Diatas kertas tumbuh bungaKegiatan ini sudah dilakukan untuk yang ke dua kalinya, pekan sebelumnya kegiatan ini sudah dilaksanakan dan hasilnya cukup memuaskan. Karena ingin memperbanyak dan menambah percobaan pemanfaatan bubur kertas sebagai media pengganti tanah maka kegiatan tersebut dilakukan kembali.
Menurut Ari dari GSJ Pelalawan sekaligus anggota BeeSA, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi lingkungan dan manusia, pasalnya sampah kertas yang bertebaran di sekitar sekolah dan merusak pemandangan dapat dimanfaatkan kembali.
“ Karena itu dilakukan upaya pelestarian lingkungan dengan mengolah sampah kertas tanpa harus membuangnya atau membakar,” ungkap Ari yang aktif dalam uji coba tersebut.
Kegiatan ini awalnya timbul dari ide pembina BeeSA, Salmiyati. Beliau berpendapat kertas merupakan bahan yang terbuat dari bahan kayu yang diolah melalui tahap proses pembuburan dengan menggunakan bahan kimia, sehingga kertas tersebut bisa digunakan lagi sebagai lahan hidup bagi tumbuhan.
“Untuk menghilangkan kandungan kimia, kertas harus direndam dalam air, hingga mengeluarkan bau yang bertanda bahwa dalam rendaman kertas terebut telah hidup organisme lain berupa bakteri pembusuk dan kandungan kima dalam kertas juga berkurang, setelah itu kertas bisa dimanfaatkan sebagai media pengganti tanah”, ungkap Cik Salmi panggilan akrabnya.
Untuk saat ini baru bunga jenis keladi yang telah ditanam, dan hingga saat ini bunga tersebut tumbuh dan berkembang cukup subur, hal itu menandakan tidak ada sampah yang sia-sia jika manusia kreatif memanfaatkannya.(Agus Yogi-GSJ/new)
0 komentar:
Posting Komentar