Green Student Journalists (GSJ) Pelalawan bersama para siswa dan siswi kelas X SMA Negeri 1 Pangkalankerinci mengadakan ekspedisi ke Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Minggu (13/2) pagi. Ekspedisi siswa yang berjumlah sekitar 250 orang tersebut bertujuan untuk belajar bersama mengenal keanekaragaman hayati yang berada di taman nasional tersebut.Taman Nasional Tesso Nilo merupakan hutan asli yang terdapat di Desa Lubuk Kembang Bunga Kecamatan Ukui Kabupaten Pelalawan. Diresmikan menjadi taman nasional pada 19 Juli 2004 seluas 38.576 hektar, kemudian diperluas pada 15 Oktober 2009 menjadi sekitar 83.000 hektar.
Sebelum berangkat seluruh peserta berkumpul bersama di Aula sekolah SMAN 1 Pangkalankerinci untuk diberi pengarahan oleh Salmiyati, guru pembimbing dalam kegiatan tersebut mengenai hal-hal yang harus dihindari ketika berada di wilayah TNTN seperti tidak boleh bersuara terlalu keras, sehingga hal itu akan mengganggu hewan-hewan yang ada di dalam TNTN. Selain itu, peserta juga mendapat penjelasan dan hiburan berupa lagu-lagu atau yel yel yang mengajak anak muda untuk menjaga dan melestarikan lingkungan oleh tim dari TNTN. Setelah itu, peserta juga berdoa bersama-sama sebelum berangkat ekspedisi.
Perjalanan ke TNTN memerlukan waktu sekitar tiga jam dari kota Pangkalan Kerinci. “Walaupun lama dalam perjalanan namun tidak membuat semangat kami menjadi surut,” tutur Heru Fauzi,salah satu peserta ekspedisi.
Setelah sampai di TNTN peserta beristirahat sejenak untuk menghilangkan rasa capek dan lelah selama perjalanan dengan melihat keindahan Taman Nasional Tesso Nilo dan menikmati cemilan yang dibawa dari rumah masing-masing.
Sejenak sebelum masuk ke TNTN peserta dikumpulkan dan dibagi menjadi empat kelompok, masing-masing kelompok ditemani oleh dua orang guru pembimbing plus dua guide dari pihak TNTN untuk mengawasi dan mengarahkan perjalanan para peserta.
Di dalam kawasan hutan Tesso Nilo ini terdapat berbagai jenis tumbuhan yang jarang di temui seperti pohon meranti, mahang dan beberapa jenis pohon lainnya. Tak hanya itu peserta juga kegiranganketika menaiki menaiki gajah yang populasinya hanya tinggal segelintir di Indonesia dan hanya terdapat di daerah Sumatera saja.
“Senang sekali saya bisa naik gajah dan memandikannya disungai, sungguh pengalaman yang takkan terlupakan,” ucap Agus Yogi Radin Pradipta , Ketua GSJ Pelalawan yang mengaku baru pertamakali berinterkasi dengan gajah.
Setelah sekitar tiga jam peserta menjelajahi kawasan TNTN akhirnya berakhir juga ekspedisi tersebut. Dengan berat hati semua peserta harus kembali ke Kota Kerinci.(Ari Aditya Nugraha-gsj Pelalawan/new)
SERIUS: Peserta serius mencatat berbagai jenis keanekaragaman hayati yang mereka temukan di kawasan TNTN.
Sebelum berangkat seluruh peserta berkumpul bersama di Aula sekolah SMAN 1 Pangkalankerinci untuk diberi pengarahan oleh Salmiyati, guru pembimbing dalam kegiatan tersebut mengenai hal-hal yang harus dihindari ketika berada di wilayah TNTN seperti tidak boleh bersuara terlalu keras, sehingga hal itu akan mengganggu hewan-hewan yang ada di dalam TNTN. Selain itu, peserta juga mendapat penjelasan dan hiburan berupa lagu-lagu atau yel yel yang mengajak anak muda untuk menjaga dan melestarikan lingkungan oleh tim dari TNTN. Setelah itu, peserta juga berdoa bersama-sama sebelum berangkat ekspedisi.
Perjalanan ke TNTN memerlukan waktu sekitar tiga jam dari kota Pangkalan Kerinci. “Walaupun lama dalam perjalanan namun tidak membuat semangat kami menjadi surut,” tutur Heru Fauzi,salah satu peserta ekspedisi.
Setelah sampai di TNTN peserta beristirahat sejenak untuk menghilangkan rasa capek dan lelah selama perjalanan dengan melihat keindahan Taman Nasional Tesso Nilo dan menikmati cemilan yang dibawa dari rumah masing-masing.
Sejenak sebelum masuk ke TNTN peserta dikumpulkan dan dibagi menjadi empat kelompok, masing-masing kelompok ditemani oleh dua orang guru pembimbing plus dua guide dari pihak TNTN untuk mengawasi dan mengarahkan perjalanan para peserta.
Di dalam kawasan hutan Tesso Nilo ini terdapat berbagai jenis tumbuhan yang jarang di temui seperti pohon meranti, mahang dan beberapa jenis pohon lainnya. Tak hanya itu peserta juga kegiranganketika menaiki menaiki gajah yang populasinya hanya tinggal segelintir di Indonesia dan hanya terdapat di daerah Sumatera saja.
“Senang sekali saya bisa naik gajah dan memandikannya disungai, sungguh pengalaman yang takkan terlupakan,” ucap Agus Yogi Radin Pradipta , Ketua GSJ Pelalawan yang mengaku baru pertamakali berinterkasi dengan gajah.
Setelah sekitar tiga jam peserta menjelajahi kawasan TNTN akhirnya berakhir juga ekspedisi tersebut. Dengan berat hati semua peserta harus kembali ke Kota Kerinci.(Ari Aditya Nugraha-gsj Pelalawan/new)
0 komentar:
Posting Komentar