Kiriman: Nofirza, ST. MSc
staf pengajar di Jurusan Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, Riau
Nenas merupakan salah satu buah dari daerah tropika yang banyak diminati oleh masyarakat dunia. Di Indonesia sendiri, nenas merupakan penghasil devisa terbesar pada kelompok komoditas buah-buahan dan olahannya. Ekspor nenas kaleng saja mampu mencapai 80 juta dolar AS atau sekitar 70 % dari total nilai ekspor buah dan produk buah. Suatu angka yang sangat fantastis jika berbicara mengenai peluang usaha. Dan Riau yang dikenal kaya akan minyaknya ternyata memiliki sumber daya alam lain yang jika dioptimalkan dapat meningkatkan perekonomian daerah di masa yang akan datang.
Salah satu daerah penghasil nenas bermutu tinggi adalah Desa Kualu Nenas yang berada di Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar. Nenas dari desa ini terkenal dengan rasanya yang sangat manis dan dapat diolah menjadi berbagai bahan olahan pangan, seperti kerupuk nenas, selai, sirup dan nata de pina. Selama ini masyarakat sudah banyak memanfaatkan potensi nenas ini, baik dalam bentuk buah segar ataupun dalam bahan olahan terutama kerupuk nenas sebagai sumber mata pencaharian mereka. Tetapi mengingat besarnya peluang pangsa pasar untuk komoditi nenas, sangat disayangkan sekali jika potensi ini tidak digali secara optimal sebagai sumber pendapatan makro daerah. Tanpa pangsa pasar yang luas saja, masyarakat sudah merasakan peluang yang besar dengan usaha mereka, apalagi jika pangsa pasar diperluas dan didukung penuh oleh instansi terkait dan Pemerintah Daerah.
Selain dapat dimanfaatkan sebagai penghasil devisa di bidang kelompok komoditas buah-buahan dan olahannya, potensi sumber daya alam di Desa Kualu Nenas ini seharusnya juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber perekonomian daerah dibidang lain seperti pariwisata. Hal ini juga didukung oleh potensi desa seperti dari letak geografisnya yang strategis yaitu berada dijalan lintas antar kota dan antara propinsi dengan tiga akses pintu masuk yaitu dari Pantai Cermin (Akses dari Duri, Dumai), Sumatera Barat dan Kota Pekanbaru, yang membuat daerah ini sangat memungkinkan dan mudah diakses dari banyak tempat. Kehidupan sosial masyarakatnya juga sudah berkembang, terbukti dengan terpilihnya salah satu wadah aktifitas masyarakat yaitu Gabungan Kelompok Tani; Gapoktan “Tunas Berduri” sebagai salah satu Gapoktan Terbaik Tingkat Nasional pada tahun 2010.
Hal lain yang juga dapat dijadikan pertimbangan bahwa minimnya tempat wisata alami di Propinsi Riau khususnya Pekanbaru dan sekitarnya, yang mengakibatkan menjamurnya mall-mall sebagai alternatif tempat liburan, menjadikan peluang wisata alam desa agrowisata memberikan nilai yang sangat berbeda dan unik.
Kita dapat lihat dan cermati desa-desa agrowisata seperti di Bandung dan di Malang, yang telah menjadikan potensi alamnya sebagai pendukung sumber pendapatan utama daerah, dimana selain sebagai sarana pemasaran hasil alam, aktifitas wisata yang ditawarkan ternyata banyak menarik minat wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Mencontoh aktifitas yang telah mereka lakukan, untuk desa agrowisata nenas nantinya dapat ditawarkan kesempatan untuk melihat dan terlibat secara langsung mulai dari proses penanaman, pemeliharaan, panen dan pengolahan nenas menjadi bahan pangan olahan, yang hasilnya tentu akan memberikan nilai finansial bagi masyarakat dan daerah.
Apa sebenarnya yang dimaksud dengan desa agrowisata ini? Apa saja keuntungan yang bisa diraih dengan adanya desa agrowisata ini?
Agrowisata atau agroturisme didefinisikan sebagai sebuah bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha pertanian/agro (agribisnis) sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, diharapkan bisa meningkatkan pendapatan petani sambil melestarikan sumber daya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal (indigenous knowledge) yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya (http://database.deptan.go.id).
Selanjutnya sebuah pernyataan memberikan bukti kebutuhan masyarakat terhadap potensi wisata alam: “People now want an experience that’s completely different from their daily lives. They want an escape from the stress of traffic jams, cell phones, office cubicles and carpooling! Parents want their children to know how food is grown or that milk actually comes from a cow (not the supermarket shelf!)” (www.farmstop.com).
Kembali ke Desa Kualu Nenas, mengingat potensi yang dimilikinya, bukan tidak mustahil kesuksesan desa agrowisata seperti yang ada didaerah lain dapat diraih. Selama ini potensi agrowisata yang ada hanya sebatas orientasi objek keindahan alam dan belum menonjolkan atraksi keunikan dari aktivitas lokal masyarakat.
Apa yang harus dipersiapkan jika Desa Kualu Nenas berencana menjadi desa agrowisata?
Berikut hal-hal yang harus dipersiapkan dalam membentuk desa agrowisata:
-Sumber daya manusia. Mulai dari pengelola sampai kepada masyarakat berperan penting dalam keberhasilan pengembangan Agrowisata. Kemampuan pengelola dalam menetapkan target sasaran dan menyediakan, mengemas, menyajikan paket-paket wisata serta promosi kontinu sesuai dengan potensi yang ada sangat menentukan keberhasilan dalam mendatangkan wisatawan.
-Promosi yang menyeluruh.
-Kesiapan sumber daya alam dan lingkungan, mencakup sumber daya objek wisata yang dijual serta lingkungan sekitar termasuk masyarakat.
-Dukungan Sarana dan Prasarana, mulai dari pelayanan yang baik, kemudahan akomodasi dan transportasi sampai kepada kesadaran masyarakat sekitarnya, termasuk upaya menghilangkan hal yang bersifat formal dan kaku, menciptakan suasana santai serta kesan bersih dan aman.
-Kelembagaan. Pengembangan Agrowisata memerlukan dukungan semua pihak baik pemerintah, swasta terutama pengusaha Agrowisata, lembaga yang terkait seperti perjalanan wisata, perhotelan dan lainnya, perguruan tinggi serta masyarakat.
Oleh karena itu, mengingat semakin tingginya minat para wisatawan terhadap wisata alam maka Desa Kualu Nenas, yang mempunyai potensi besar untuk dapat dijadikan sebagai desa agrowisata, diharapkan dapat menjawab kebutuhan tersebut. Sejalan dengan hal itu nantinya juga diharapkan dapat menjadi sumber pendapatan/perekonomian makro daerah di masa yang akan datang.***
0 komentar:
Posting Komentar