Minggu, 03 April 2011

Save The Earth: Ventilasi Udara di Tengah Kota

Ventilasi Udara di Tengah Kota 
HUTAN KOTA: Hutan Kota di Jalan Diponegoro tampak asri banyak digunakan  warga kota. Selain untuk olahraga  terapi kaki juga taman rekreasi.

Pembangunan Kota Pekanbaru terus berlanjut tanpa berhenti. Seiring dengan geliat laju perekonomian masyarakat di kota bertuah. Gedung-gedung beton bertingkat  menjulang tinggi hampir diseluruh pelosok kota ini. Area hijau tergusur. Di sela bangunan ini hanya sedikit tersimpan titik hijau yang diberinama hutan kota.

Laporan  Mashuri Kurniawan,  Pekanbaru                                              
Mashuri-Kurniawan@riaupos.com

Hutan kota merupakan ventilasi aliran udara. Karena di area kawasan hutan kota terdapat pepohonan yang menjulang tinggi. Dengan begitu sinar matahari yang membentur pepohonan, arahnya akan terbencar. Sehingga, udara terasa dingin diiringi dengan angin yang berhembus berlahan didalam kawasan hutan kota. Suasana ini bisa dirasakan saat tim For Us Riau Pos, akhir pekan lalu mengunjungi beberapa hutan kota.
   Seperti di Hutan Kota di Belakang Balai Adat Riau, Jalan Diponegoro Pekanbaru. Dikawasan hutan ini tumbuh pepohonan hijau seperti akasia, sengon, dan meranti. Mereka tumbuh  subur dan  rapat. Pepohonan ini menjadi tempat favorit burung-burung singgah.Binatang seperti tupai terlihat sibuk memanjat pepohonan. Aliran air drainase mengalir didalam kawasan hutan kota ini menambah keindahan dan kesejukan tersebut.
   Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Pekanbaru, Drs Adriman MSi, mengatakan, peranan fungsi hutan kota menjadi lebih nyata sebagai ventilasi udara lapang dan menjadikan suasana kota lebih nyaman. Penggalakan penghijauan pembangunan taman-taman kota, dilakukan agar kerusakan yang terjadi pada lapisan ozon tidak semakin parah.
   Adapun fungsi dari  penghijauan hutan kota ini, sambungnya, dapat melindungi bumi dari bahaya sinar matahari langsung. Terutama untuk meminimalisir bahaya global warming. Ruang hijau ini sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas udara yang tercemar akibat polusi kendaraan.
   ‘’Hutan kota menjadi tempat yang sangat diinginkan masyarakat Kota Pekanbaru.Perlu diingat hutan kota  berfungsi sebagai paru-paru kota. Bahkan bisa dipergunakan untuk tempat bermain anak, menikmati kesegaran udara alami, dan olahraga bagi masyarakat,’’ kata Adriman.
   Dari penuturan Adriman, hutan kota merupakan lahan terbuka hijau, peranannya sangat penting dalam membantu fungsi hidrorologi penyerapan air dan mereduksi  potensi banjir. Pohon tinggi di dalam kawasan hutan kota dengan akarnya menjulur kedalam tanah mampu menjadi resapan air.
   Hutan yang penuh dengan pohon sebagai jantungnya paru-paru kota merupakan produsen oksigen yang belum tergantikan. ‘’Peran pepohonan yang tidak dapat digantikan yang lain adalah berkaitan dengan penyediaan oksigen bagi kehidupan manusia,’’ ujarnya.
   Menurut Adriman lagi, pentingnya kawasan hijau untuk kesegaran jasmani dan rekreasi alam. Peranan hutan kota sangat berpengaruh terhadap keseimbangan lingkungan udara kota, selain penting terhadap keseimbangan gas CO2 (karbon dioksida).
   Selain hutan kota di Belakang Balai Adat, tim For Us Riau Pos juga mengnjungi, lokasi hutan kota lainnya yakni Alam Mayang. Hutan kota ini kini menjadi tempat rekreasi alami yang menyenangkan. Di sini disediakan jogging track. Fasilitas taman hijau yang indah dan luas serta taman pemancingan . Puluham orang menikmati hijaunya taman dan segarnya udara di kawasan ini.
   Salah satu pengunjung, Feisal Karim dan keluarganya terlihat menikmati bentangan alam di lokasi Alam Mayang. Bagi dia dan keluarga, kegiatan ini dilakukan setiap satu bulan sekali. ‘’Udaranya segar di lokasi Alama Mayang ini. Bisa mancing ikan lagi,’’ kata Feisal.
     Feisal yang juga PNS guru ini mengatakan, hutan kota di Pekanbaru bisa dijadikan sebagai media pembelajaran bagi para anak didik untuk untuk pelajaran  biologi dan pertanian bagi mahasiswa. Kekayaan flora dikawasan hutan kota, menurut dia, bila disampaikan fungsinya kepada anak didik bisa melestarikannya bersama-sama dengan pemerintah daerah.
   Tim For Us Riau Pos juga mengunjungi hutan kota lainnya yang letaknya di pinggiran kota yakni Danau Buatan, di Kelurahan Lembah Sari. Memasuki kawasan Danau Buatan ini jajaran pepohonan hijau di sisi kiri dan kanan jalan dapat dilihat pengunjung. Bendungan irigasi terletak kurang lebih 10 kilometer dari kota Pekanbaru.
   Pemandangan alam sekitar danau dengan panorama yang indah, sejuk, nyaman dan bukit-bukit yang ditumbuhi pepohonan, terasa berada dalam kawasan hijau nan segar. Atraksi hewan seperti monyet meloncat dari satu pohon ke pohon lainnya juga terlihat mengasyikan.
   Bentangan indah Danau Buatan ditambah dengan panorama alam hijau membentang luas seakan saya terlepas dari suasana hiruk pikuk kota bertuah. Duduk di pinggiran danau sambil menikmati keindahan pohon hijau dan air deras mengalir di dalam danau membuat hati terasa tenang.
   Pernyataan Kepala Bapedalda Kota Pekanbaru diperkuat Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau di Kota Pekanbaru, Pascasarhana Institut Pertanian Bogor Riswandi  Srefanus Tinambunan MSi. Dalam analisisnya dituliskan faktor penting dalam permasalahan lingkungan adalah besarnya populasi manusia.
    Pertambahan jumlah penduduk merupakan faktor utama yang mempengaruhi perkembangan pemukiman dan kebutuhan prasarana dan sarana. Pertambahan jumlah penduduk juga akan menyebabkan terjadinya peningkatan kebutuhan energi seperti energi listrik, minyak tanah, premium dan solar. Ruang terbuka hijau semakin terdesak keberadaannya dan berubah menjadi bangunan untuk mencukupi kebutuhan fasilitas penduduk kota.
 Penyebaran jumlah penduduk yang tidak merata dalam suatu wilayah, akan memberikan pengaruh negatif terhadap daya dukung lingkungan. Kebutuhan energi sebagai dampak  adanya kegiatan pembangunan, meningkatkan pengaruhnya terhadap kualitas udara Kota Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan luas wilayah, jumlah penduduk, dan jumlah CO2. Standar kebutuhan ruang terbuka hijau diperoleh dari studi literatur. 
Artinya ruang terbuka hijau memang sangat diperlukan untuk kepentingan ekosistim alam di Kota Pekanbaru. Taman kota, hutan kota, dan penanaman pohon dilingkungan perumahan memang sudah seharusnya dilakukan setiap individu.
Menurut Pengamat Perkotaan, Ir Mardianto Manan, permintaan akan pemanfaatan lahan Kota Pekanbaru  memang terus mengalami pertambahan. Keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) penting dalam mengendalikan dan memelihara integritas dan kualitas lingkungan. Untuk itu pengendalian pembangunan wilayah perkotaan harus dilakukan secara proporsional dan berada dalam keseimbangan antara pembangunan dan fungsi-fungsi lingkungan.
Jangan sampai kemajuan teknologi, industri dan transportasi, selain sering mengubah konfigurasi alami alam perkotaan menyita lahan peruntukan terbuka hijau dikawasan perkotaan.   Menurut dia, perlu diingat terjadinya kerusakan ekologis menyebabkan terjadinya berbagai bencana lingkungan seperi banjir yang sering terjadi di kota bertuah.    Pengawasan pembangunan harus dilakukan dengan ketat. Yang mana pembangunan dilakukan harus juga memperhatikan ruang terbuka hijau.   Setiap rumah, terangnya, harus menanam pohon dipekarangan rumahnya. Dengan begitu global warming bisa diantisipasi secara bersama.
   ‘’Dampak perubahan iklim dan pemanasan global sudah dirasakan di seluruh belahan. Untuk mengatasi memburuknya perubahan iklim serta mengantisipasi dampak yang ditimbulkan perlu dilakukan secara kolaboratif antar semua negara di dunia sesuai dengan porsinya.Masyarakat Kota Pekanbaru harus melakukan itu juga,’’ imbuhnya. ***

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Green Student Journalists | Bloggerized by Lasantha - Tebarkan virus cinta lingkungan | student_lovers_enviroment, Riau Province