Info Cagar Biosfer: Tungku Tanah Harmonisasi Alam dan Manusia

Tungku Tanah Harmonisasi Alam dan Manusia

Kebiasaan hidup masyarakat yang mendiami Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu (GSK-BB) menggambarkan kesederhanaan hidup dengan alam. Dilihat dari cara hidup mereka yang harmonis dengan alam. Contohkan saja dari segi memasak, mereka tidak menggunakan kompor dengan bahan bakar minyak apalagi gas. Mereka lebih memilih tungku terbuat dari tanah.
Masyarakat di sekitar GSK-BB itu menggunakan tungku tanah yang terbuka dengan cara membuat lubang ditanah. Pada tungku terbuka ini, panas yang biasa digunakan hanya 5-20 persen dari panas yang dihasilkan oleh pembakaran. Inilah yang digunakan untuk memanaskan alat masak dan sisanya terbuang ke lingkungan terbuka. Penggunaan tungku kayu bakar di tanah ini tidak hanya populer dikalangan masyarakat GSK-BB, tetapi juga di luar negeri. Bahkan ada salah seorang pengembang desain tungku kayu bakar dari luar negeri yaitu Dr. Larry Winiarski dari Rocket Stove.
Ia menggunakan isolator panas di ruang bakar dengan pengaturan suplai udara yang lebih baik. Desain ini membuat temperatur pembakaran lebih tinggi dan lebih bersih. Temperatur pembakaran yang lebih tinggi juga menaikkan kecepatan perpindahan panas ke alat masak sehingga lebih banyak panas yang bisa dimanfaatkan. Efisiensi perpindahan panas juga sangat dipengaruhi oleh jumlah luasan alat masak yang terpapar panas, penggunaan selubung (skirt) di sekeliling alat masak yang dapat memaksa aliran panas hasil pembakaran untuk menyentuh lebih banyak bagian alat masak. Dengan semakin cepatnya kecepatan perpindahan panas ke alat masak, maka pengggunaan kayu untuk bahan bakarnya pun juga bisa dikurangi. Selain itu karena berada ditempat terbuka panas dari tungku tersebut tidak akan merusak lingkungan serta aman digunakan.  (pia-gsj/news).

Posted in: Info Cagar Biosfer