Foto: Bobby Satria
Ada yang menganggap bahwa perubahan iklim merupakan bagian dari peningkatan radiasi matahari. Namun yang terjadi sebenarnya adalah perubahan iklim disebabkan oleh pemanfaatan energi fosil yang berlebihan. Ditambah dengan banyaknya perusakan hutan, alih fungsi lahan hijau, sampah dan limbah, semakin memperkuat dugaan bahwa penyebab utama terjadinya perubahan iklim adalah manusia. Secara sadar atau tidak, manusia akan selalu memproduksi gas Karbonmonoksida (CO), Karbondioksida (CO2), Metana (CH4) dan gas-gas rumah kaca lainnya. Bila konsentrasi gas rumah kaca semakin meningkat di atmosfer bumi, hal ini akan menghalangi pantulan radiasi matahari dari permukaan bumi dan memancarkannya kembali ke bumi. Hasilnya temperatur di permukaan bumi lambat laun pun meningkat.
Banyak orang yang melihat perubahan iklim dari sisi buruknya. Namun bila dilihat dari sudut pandang yang berbeda kita akan menemukan hikmah dari perubahan iklim. Adanya isu perubahan iklim, membuat pola pikir manusia tentang alam ikut berubah. Meskipun kebanyakan manusia tidak memiliki perhatian khusus terhadap alam, namun manusia saat ini sudah bisa dikatakan semakin lebih mencintai alamnya. Buktinya, banyak berbagai bentuk kepedulian manusia pada alam seperti kesadaran tidak membuang sampah sembarangan, banyak program-program menanam seribu pohon, program penghijauan halaman rumah, di bangun atau direhabilitasinya taman-taman dan masih masih banyak yang lain.
Selain itu perubahan pola gaya hidup pun mulai ditunjukkan. Saat ini pola gaya hidup sehat lebih dipilih. Hal ini mungkin dikarenakan ekstrimmya perubahan cuaca yang pastinya akan mempengaruhi kondisi kesehatan kita. Pola hidup hemat juga menjadi pilihan berbagai lapisan masyarakat. Perubahan iklim yang ekstrim ini mengakibatkan kita harus lebih menghemat air, energi, bahan bakar dan bahkan keuangan karena perubahan iklim mempengaruhi berbagai harga bahan pokok. Sebagai bukti, tentunya kita masih ingat beberapa waktu yang lalu harga cabai sempat sangat tinggi sekali. Alasannya cukup sederhana, yaitu karena faktor cuaca.
Yang terpenting adalah banyaknya bencana yang terjadi akibat perubahan iklim dapat membuat kita lebih berintrospeksi diri lagi dan lebih meningkatkan rasa syukur dan keimanan kita kepada Tuhan.
Menghentikan perubahan iklim mungkin adalah perkara yang sangat sulit. Namun setidaknya kita bisa mengurangi dampak negatif dari perubahan iklim. Dua cara yang bisa jadi sangat ampuh untuk itu antara lain dengan metode mitigasi dan metode adaptasi.
Mitigasi maksudnya adalah kita mencoba mengurangi sebab-sebab yang dapat mempengaruhi perubahan iklim. Sebagai contoh dengan melakukan penghijauan dan gerakan menanam pohon, menggunakan bahan-bahan organik, mengurangi emisi gas rumah kaca dan menyuarakan bahaya perubahan iklim melalui berbagai media kepada setiap orang. Adaptasi maksudnya adalah kita harus mempersiapkan diri dengan perubahan yang telah dan akan terjadi. Sebagai contoh dengan menghemat energi dan air dan membiasakan 3R (Reduce, Reuse dan Recycle). Pada intinya kita harus bisa menjadi panutan bagi orang lain. Memang sulit untuk mempraktekkan gaya hidup yang ramah lingkungan karena tidak ada pilihan lain. Namun kita harus bisa membedakan apa yang kita butuhkan dengan apa yang kita inginkan.***
0 komentar:
Posting Komentar