Minggu, 06 Maret 2011

GSJ News: Belajar dari Alam di Kecamatan Bukitbatu

MENGAMATI: Mahasiwa FMIPA Biologi mengamati pohon karet yang masih kecil di Kebun Karet Bukit Batu.
Alam memiliki berjuta hal yang unik yang bisa di jadikan sumber ilmu pengetahuan. Untuk itu Universitas Riau (UR) mencoba mengajak generasi muda untuk turut serta menggali ilmu dari alam. Beberapa waktu lalu, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam(FMIPA) UR memberangkatkan lima orang mahasiswa, satu orang dosen Biologi serta salah satu warga negara asing asal Jepang menuju Desa Sukajadi, Temiang Sepahat, pakning, Kecamatan Bukitbatu Kabupaten Bengkalis untuk menggali ilmu dari alam Bukitbatu tersebut.

Bersama Ahmad Muhammad dosen yang membimbing lima orang mahasiswa diantaranya Dendi Sukma Haryadi dan Ridho Christina, Yudho Hardjoyudhanto, Fandri Sofiana Fastanti, R.A. Diah St. Ningrum, serta Motoko Fujita seorang ahli burung.
Kegiatan tersebut diadakan dalam rangka Tugas Akhir (TA) perkuliahan sekaligus membantu menambah wawasan dan pengetahuan bagi para mahasiswa tersebut.
Kesempatan itu merupakan pengalaman pertama bagi sebagian besar mahasiswa yang mengikuti perjalanan. Memasuki Bukit Batu, jalan yang di lalui berlumpur dan licin diguyur hujan lebat, sehingga mobil yang mereka tumpangi terpuruk ketika melewati jalan yang dihiasi pemandangan mobil-mobil terpuruk di sepanjang jalan Maredan.
Untuk meringankan beban mobil peserta turun agar mobil bisa bergerak maju meninggalkan jalan yang sangat licin dan berbahaya tersebut. Sambil diguyur hujan mereka menyusuri jalan dengan sepatu boot ala lumpur atau telanjang kaki dengan lumpur yang menghiasi kaki.
“Benar-benar jalan Dewa” celetuk Yudho sambil tertawa kecil menikmati pengalaman yang langka ini ketika telah melewati jalan di Maredan.
 Selama satu minggu mereka menjelajahi Bukitbatu untuk menggali ilmu yang tersembunyi dari alam Bukitbatu. Banyak hal unik yang telah terajadi yang menambah pengalaman bagi mereka khususnya bagi para mahasiswa yang masih membutuhkan banyak pengalaman baru untuk memperluas wawasan.
 “Hal unik dan aneh yang kami alami saat tersesat di hutan karet,” tutur Yudho
Saat itu mereka membuat kode suara untuk mencari posisi keberadaan Ahmad yang telah lebih dulu memasuki hutan.
“Kami mendengar dua suara sahutan dari dua arah yang berbeda dan itu bukan gema yang sering terjadi di dalam hutan”, lanjut Yudho menceritakan pengalamannya.
 “Dan hal yang terpenting yang tak boleh terlupakan ketika memasuki hutan adalah jangan pernah lupa membawa air minum” pesan Ridho yang hampir dehidrasi ketika memasuki hutan karet.
Meskipun lelah mereka tetap semangat dan ceria dengan di temani salah seorang pengawas dari PT Sinar Mas Foresty, yang akrab mereka panggil Rudi, juga Diki yang senantiasa semangat mengantarkan kami kemanapun pergi.
Salah satu hal yang mereka amati di dalam hutan adalah terjadinya Subsidence (penurunan permukaan tanah) yang dapat dilihat dari jarak akar pohon karet dari permukaan tanah, karena jenis tanah di daerah ini adalah jenis tanah gambut. Kegiatan keluar masuk hutan karet, kebun sawit dan Hutan Tanaman Industri (HTI) yang mereka jalani banyak menyimpan kejadian dan pengalaman yang luar biasa.
“Sangat senang rasanya dapat melihat kekhasan alam dan budaya di Bukitbatu, sungguh menginspirasi. Dan pengalaman yang indah adalah tatkala kita bisa bersahabat dengan alam” ujar Ridho.(diah-gsj/new)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Green Student Journalists | Bloggerized by Lasantha - Tebarkan virus cinta lingkungan | student_lovers_enviroment, Riau Province