Senin, 21 Maret 2011

GSJ News: Kondisi Hutan dari Tahun ke Tahun

Semenjak bencana dunia yaitu pemanasan global semakin marak di perbincangkan, semakin banyak pula lapisan masyarakat yang mulai menyadari akan arti pentingnya hutan dan fungsinya, hingga terbentuknya peringatan hari hutan sedunia.
Awalnya hari hutan sedunia ini hanya diperingati oleh General Assembly of the European Confederation of Agriculture (Majelis umum konfederasi Eropa pertanian,red). Kemudian, pada tahun 1971 organisasi di PBB yang mengurus bidang makanan dan pertanian segera mendukung kegiatan itu di seluruh dunia.
“Tanggal 21 Maret disepakati sebagai momentum peringatan Hari Hutan Sedunia, saat itu ada  tiga hal utama yang dikampanyekan untuk menjaga keberadaan hutan di dunia, yaitu melindungi hutan, memanfaatkan hasil hutan, dan menjadikan hutan sebagai tempat rekreasi alam untuk kesejahteraan manusia,” jelas Hariansyah Usman selaku Direktur Eksekutif  Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Riau.
Dalam memperingati hari hutan Walhi biasanya melakukan berbagai kegiatan kampanye melalui aksi-aksi kreatif dengan tujuannya menginformasikan kepada publik seperti apa kondisi hutan saat ini.
“Walhi sebagai organisasi lingkungan tertua dan terbesar di Indonesia melihat bahwa peringatan ini merupakan momentum yang sangat penting. Sebagai negara yang memiliki hutan terluas ke tiga di dunia, maka kita sebagai rakyat Indonesia harus dapat melihat dan menilai  sejauh mana pengelolaan hutan dilakukan saat ini apakah sudah bermanfaat bagi keseimbangan ekologi maupun manfaat bagi kesejahteraan masyarakat,” ujar Hariansyah..
Hariansyah juga menegaskan bahwa Indonesia memiliki sepuluh persen dari hutan tropis dunia yang masih tersisa. Alam Indonesia merupakan peringkat ke tujuh dalam keragaman spesies tumbuhan berbunga.
Namun hingga saat ini Indonesia telah kehilangan 72 persen hutan asli yang ada pada awal abad ini karena adanya penebangan hutan untuk industri yang tidak terkontrol selama puluhan tahun. Hal itu menyebabkan berkurangnya hutan tropis dalam skala besar. Laju kerusakan hutan dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan yang tajam.
Ridho Christina mahasiswa Universitas Riau yang sehari-hari mempelajari tentang hutan, menjelaskan bahwa hutan di dunia semakin terancam akan keanekaragaman hayatinya.
“Perubahan iklim sangat mempengaruhi hutan-hutan yang tersisa di Indonesia. Sehingga, kawasan hutan bernilai konservasi tinggi perlu dilestarikan demi keseimbangan dan kelestarian spesies-speseis yang masih tersisa,”ujar Mahasiswa Fakultas MIPA Biologi ini.
Hariansyah juga menjelaskan bahwa  Provinsi Riau merupakan salah satu wilayah yang terkenal memiliki potensi hutan yang luas serta sangat kaya akan keanekaragaman hayati. Namun berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Universitas Riau belum lama ini, ratusan jenis hewan dan tumbuhan terus mengalami penurunan biak di kawasan hutan Riau.(diah-gsj/new)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Green Student Journalists | Bloggerized by Lasantha - Tebarkan virus cinta lingkungan | student_lovers_enviroment, Riau Province