SUNGAI SIAK: Sungai Siak merupakan salah satu sungai yang menjadi tempat beraktivitas warga di sekitarnya.
“Untuk daerah Riau, khususnya Pekanbaru, belum ada keluhan mengenai kelangkaan air bersih, apalagi untuk air yang dikonsumsi (air minum,red) namun itu artinya bukan berarti kita tidak melakukan penghematan terhadap air bersih,”ujar Fadrizal Labay, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Riau.
Menurutnya kelangkaan bisa terjadi kapan saja, maka dibutuhkan beberapa cara untuk mengantisipasinya dari sekarang. Misalnya dengan penghematan air, mengurangi pencemaran air dan menanam air hujan dengan pembuatan sumur resapan maupun dengan lubang biopori.
Dengan menanam air hujan, sama halnya dengan menabung air bersih, mengurangi krisis air bersih dimasa yang akan datang, dan mencegah banjir. Air yang langsung dialirkan ke laut atau sungai bukan pilihan yang tepat karena lama kelamaan akan menjadikan air laut menjadi naik dan itu artinya memindahkan banjir.
Khusus untuk sumur resapan, Pemerintah Kota Pekanbaru telah menetapkan Perda Nomor 6 tahun 2002 yang mewajibkan setiap bangunan baru di Kota Pekanbaru untuk memiliki sumur resapan.
“Sumur resapan atau biopori merupakan alternatif yang bagus untuk menyimpan air bersih. Air hujan akan merasuk ke tanah sehingga persediaan air tanah akan tercukupi,” ungkapnya.
Sayang nya untuk saat ini Perda tersebut belum dilaksanakan oleh warga Pekanbaru. “Masih banyak warga Pekanbaru yang belum begitu sadar dengan pentingnya menabung air bersih,” lanjutnya.
Setiap tanggal 22 maret di seluruh dunia di peringati World Water Day atau hari air sedunia. Hari peringatan tersebut resmi di sahkan oleh PBB menjadi salah satu hari lingkungan internasional pada tahun 1993. Setiap tahun tema hari air tersebut berbeda-beda. Di kutip dari situs resminya http://www.worldwaterday2011.org, khusus untuk tahun 2011 ini temanya adalah Water for Cities, Responding to The Urban Challenge atau air untuk perkotaan, menanggapi tantangan Urban.
Air perkotaan ketika dihubungkan dengan urbanisasi menjadi tema yang tepat, melihat kondisi air perkotaan saat ini di berbagai negara memang mengalami banyak persoalan, dari mulai pencemaran, kesulitan air bersih, hingga kelangkaan air minum. Hal itu terjadi, akibat banyak hal, namun urbanisasi menjadi salah satunya.
Untuk Kota Pekanbaru sendiri, saat ini warga yang tinggal di sekitar tepian sungai Siak masih menggunakan Sungai Siak sebagai tempat untuk melakukan bermacam kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan sehari-hari. Misalnya mencuci, mandi sampai membuang kotoran dan kakus di tempat yang sama yakni di tepian Sungai Siak.
Padahal jika warga mencuci dan mandi di sana, maka penggunaan deterjen yang berlebihan akan merusak kandungan air, dan menurut pengamatan akan menumbuhkan eceng gondok yang apabila membusuk akan menjadikan pendangkalan di dasar sungai. Selain itu eceng gondok juga akan menutup permukaan sungai sehingga sinar matahari tidak bisa menyinari sungai secara langsung.
Menangapi hal itu, Fadrizal Labay mengatakan bahwa hal tersebut memang sudah menjadi kebiasaan warga yang sulit untuk dirubah.
“ Selama sungai tersebut masih bisa dipakai dan tidak beracun dan mengakibatkan gatal-gatal hal itu tidak bisa kita larang,” ujarnya.
Masalah urbanisasi sendiri ternyata juga mempengaruhi tingkat konsumsi air di Pekanbaru. “Makin hari permintaan dan pemesanan galon air minum makin bertambah, yang menjadi salah satu sebabnya adalah makin banyaknya penduduk Pekanbaru. Kebanyakan dari mereka adalah perantauan dari luar kota,” ujar Arif (45) salah satu pengusaha air minum di Pekanbaru.
Dari kondisi tersebut, tampaknya penghematan terhadap air memang perlu dilakukan, bukan mustahil kalau dalam jangka waktu beberap tahun lagi air bersih menjadi langka, mengingat tingkat urbanisasi di pekanbaru ini makin menanjak.
Risky Ade Maisal, salah satu mahasiswa Polteknik Caltex Rumbai, yang tergabung dalam Green Student Journalists (GSJ) membagi-bagikan tips nya untuk menghemat air pada rapat GSJ Ahad (13/3) lalu.
“Banyak cara mudah dan murah yang bisa kita dilakukan untuk menghemat air, tinggal bagaimana kita mengaplikasikan dalam keseharian,” ungkapnya
Beberapa tips yang sering dilakukan oleh Risky antar lain, selalu mematikan kran air ketika mencuci piring atau menggosok gigi, “lebih hemat karena tidak mengucur terus sewaktu kita sedang menggosok gigi,” ujarnya.
Selanjutnya tidak mandi terlalu lama, kemudian selalu mengecek pipa yang bocor, tidak membuang air yang masih bisa digunakan untuk menyiram taman atau jalanan. “Ini biasanya setelah habis hujan, kan sering air nya tertampung di ember, nah itu bsa dimanfaatkan untuk menyiram tanaman,” lanjutnya.
“Kita juga bisa meminimalisir penggunaan air panas. Air panas mmbutuhkan energi untuk mengubah air dingin menjadi panas,” paparnya.
Lalu yang terakhir adalah menyiram tanaman di waktu pagi atau senja untuk mengurangi evaporasi air. “Mari bersama membantu kelestarian lingkungan kita, hal-hal kecil dapat mengubah dunia jika kita bersama-sama melakukannya,” ajak mahasiswa semester dua ini. (asrul-gsj/new)
0 komentar:
Posting Komentar