Foto: Adhitya Hadi Pratama
Pemanasan global dan perubahan iklim, merupakan fenomena yang selalu menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat di seluruh dunia. Berbagai upaya telah dilakukan oleh berbagai pihak untuk meminimalisir keadaan ini, bukan sekedar untuk mecegah lagi, karena memang hal ini telah benar-benar terjadi saat ini. Bisa dilihat dari kondisi cuaca yang tidak menentu dan fenomena hujan yang tidak merata yang merupakan dampak dari pemanasan global itu sendiri. Hal ini tentunya sangat menakutkan bagi kita semua.
Lalu apakah sebaiknya yang kita lakukan untuk melawan fenomena ini? Sebenarnya banyak hal yang dapat kita lakukan untuk meminimalisir fenomena yang telah menyakiti alam ini. Seperti misalnya melakukan kegiatan reboisasi yang telah sering kita dengar di sekeliling kita. Selain itu juga dengan mendaur ulang sampah serta berbagai upaya lainnya untuk menyelamatkan bumi kita dari fenomena global warming dan climate change ini.
Namun jauh akan lebih baik dan berdampak nyata jika kita memulainya dari lingkungan terkecil dahulu, yaitu dari lingkungan rumah tangga. Misalkan jika semua rumah tinggal disetiap lingkungan bisa menanam minimal satu buah pohon atau tanaman, bisa dibayangkan berapa pohon yang bisa tumbuh untuk menyegarkan lingkungan tersebut. Pada kenyataannya saat ini sering sekali kita perhatikan, khususnya di perumahan tidak ada sebatang pohon atau tanaman pun dihalaman pemiliknya.
Selain itu wilayah resapan air pun sangat-sangat minim, yang tersisa hanya paving block atau halaman rumah hanya sekedar dilapisi oleh semen saja. Jika setiap rumah mempunyai sebuah pohon dihalaman rumahnya, tentu hal ini sangat membantu sekali mengurangi fenomena pemanasan global. Namun jika lahan untuk bercocok tanam disekitar lingkungan kita terbatas, kita dapat membuat lubang resapan air biopori agar wilayah resapan air disekitar lingkungan tetap terjaga.
Selain itu tentunya kita juga harus tetap memperhatikan masalah klasik lainnya yaitu persoalan sampah. Sampah merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Di zaman yang moderen seperti sekarang ini, setiap hari manusia pasti akan menghasilkan banyak sampah, baik itu dari rumah tangga, industri dan tempat lainnya.
Hal ini tentu perlu diminimalisir yaitu salah satunya dengan cara yang telah turun temurun dilakukan sejak zaman dahulu, yaitu membuang sampah pada tempatnya. Yang menjadi perhatian besar bagi kita tentunya adalah sampah-sampah plastik, styrofoam dan sampah lainnya yang sangat lama terurai, bisa mencapai ratusan tahun prosesnya.
Memang, jika kita perhatikan bungkus-bungkus permen yang bertebaran di sekitar kita nampak sangat sepele, namun jika dibiarkan menumpuk, tentunya akan menimbulkan masalah baru bagi bumi kita tercinta. Terbayang jika setiap hari orang membuang satu sampah permen, terbayang berapa banyak sampah permen yang akan bertebaran di bumi tempat kita hidup ini.
Akan lebih baik jika sampah-sampah plastik ini didaur ulang menjadi suatu kerajinan atau pun benda yang bermanfaat, daripada harus dibuang percuma, tanpa adanya manfaat yang tercipta. Selain itu tentunya hal ini akan menciptakan suatu lapangan pekerjaan baru bagi mereka yang membutuhkannya.
Hal lain yang perlu kita perhatikan adalah dalam penggunaaan kertas. Dalam hal ini para pelajar, mahasiswa, dan para pegawai kantoran, sehari-harinya pasti berhubungan erat dengan kertas ini. Lalu apa hubungannya kertas dengan global warming ini? Tentunya sangat berhubungan. Karena seperti kita ketahui bersama, kertas ini dibuat dengan bahan dasar pohon kayu, yang diolah sedemikian rupa hingga terciptalah kertas. Dengan kita menghemat penggunaan kertas, tentunya kita juga akan membantu meminimalisir penebangan liar (illegal logging) yang telah mengancam kelestarian hutan kita.***
0 komentar:
Posting Komentar