Kantong semar, nama tumbuhan yang unik ini telah banyak dikenal oleh seluruh masyarakat, bahkan di seluruh dunia. Nepenthes sp, nama ilmiah si kantong semar ini pertama kali diperkenalkan oleh J.P Breyne pada tahun 1689. Nama uniknya yang mengingatkan kita pada salah satu tokoh pewayangan yaitu Semar, ternyata juga memiliki nama lain yang khas untuk setiap daerah di seluruh Indonesia.
Periuk monyet merupakan sebutan di Riau, sementara itu di daerah lain kantong semar mempunyai sebutan sendiri-sendiri dari daerah masing-masing. Salah satu cerita mengapa masyarakat Riau menyebutnya periuk monyet karena banyak monyet-monyet yang sering meminum air dari kantong semar tersebut ketika haus.
Saat ini tercatat terdapat 103 jenis kantong semar yang sudah dipublikasikan. Tumbuhan yang tergolong karnivora ini memiliki kemampuan untuk menangkap serangga karena memiliki organ berbentuk kantong yang menjulur dari ujung daunnya. Organ itu disebut pitcher atau kantong. Dari 64 jenis yang hidup di Indonesia, 32 jenis diketahui terdapat di Borneo. Pulau Sumatera menempati urutan kedua dengan 29 jenis yang sudah berhasil diidentifikasi. Salah satu lokasi di Riau yang tardapat tumbuhan kantong semar berada di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil (CB GSKBB). Meskipun belum banyak penelitian tentang kantong semar di CB GSKBB, namun perannya sebagai cagar biosfer di harapkan dapat menjadi tempat pelestarian periuk monyet tersebut.
Secara keseluruhan, tumbuhan ini memiliki lima bentuk kantong, yaitu bentuk tempayan, bulat telur oval, silinder, corong, dan pinggang. Dari bentuk, warna, corak, ukurannya yang bermacam-macam dan kemampuannya yang unik menjadikan tanaman yang berasal dari negara tropis tersebut menjadi tanaman hias pilihan yang eksotis di dunia.
Kantong semar hidup di tempat-tempat terbuka atau agak terlindung di habitat yang miskin unsur hara dan memiliki kelembaban udara yang cukup tinggi serta mampu hidup di beberapa habitat seperti hutan hujan tropik dataran rendah, hutan gambut hutan kerangas, gunung kapur, dan padang savana.(diah-gsj)
0 komentar:
Posting Komentar