Kiriman:
Kevin Audrino B
Anggota Relawan Tzu Chi
Anggota Relawan Tzu Chi
Tzu Chi (bahasa mandarin, berarti memberi dengan cinta kasih) adalah yayasan sosial lintas agama, ras, suku, bangsa dan negara. Didirikan oleh Master Cheng Yen, seorang Bhiksuni (biarawati agama Buddha) pada tahun 1966 yang menghimbau para ibu rumah tangga setiap pagi sebelum pergi berbelanja ke pasar, menghemat dan menabung 50 sen dollar Taiwan (sekitar Rp 200,- sekarang) ke dalam celengan bambu.
Dari 30 anggota bisa terkumpul sebanyak NT$450 setiap bulannya, ditambah lagi dari hasil pembuatan sepatu bayi sebanyak NT$ 720. Maka setiap bulannya bisa terkumpul sebanyak NT$ 1.170 sebagai dana bantuan untuk kaum fakir miskin.
Sejak tahun 1994, Yayasan Kemanusiaan Buddha Tzu Chi telah menyebarkan cinta kasih di Indonesia dan tahun 2005 jalinan jodoh telah berkembang luas hingga bumi Lancang Kuning dan membantu masyarakat dengan melakukan bakti sosial pengobatan secara berkala, bantuan kepada keluarga kurang mampu, beasiswa pendidikan, serta pelestarian lingkungan.
Pada Agustus 1990 yang lalu sebelum banyak orang peduli dengan lingkungan dan global warming, Master Cheng Yen telah menghimbau para relawan Tzu Chi untuk menjalankan daur ulang sampah untuk melestarikan lingkungan.
Demikian juga dengan para relawan Tzu Chi Pekanbaru yang giat menggalakkan daur ulang sampah. Sampah yang paling banyak didaur ulang adalah jenis kertas, plastik, dan logam. Dengan slogan “Mengubah Sampah Menjadi Emas, Mengubah Emas Menjadi Cinta Kasih” dan hasil dari daur ulang sampah ini digunakan Tzu Chi untuk menjalankan misi kemanusiaan, yakni membantu biaya pengobatan, pendidikan, dan biaya hidup warga yang kurang mampu.
Dengan semangat pelestarian lingkungannya, relawan Tzu Chi baik tua maupun muda berkeliling mengunjungi rumah-rumah warga, toko, kantor maupun pusat pebelanjaan untuk menjemput dan mengambil sampah daur ulang yang disumbangkan ke Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.***
0 komentar:
Posting Komentar