Foto: Salmiyati, S.Pd
Oleh karena itu, agar seorang guru memiliki chemistry dengan para siswa atau muridnya. Beberapa hal yang bisa dijadikan metode atau langkah-langkah agar pembelajaran yang diberikan kepada para siswa menjadi efektif adalah:
Pertama system pembelajaran aktif, yaitu mengajak anak berpartisipasi serta dalam pelajaran yang diberikan, tentu saja melalui komunikasi dua arah; seorang guru juga harus kreatif dalam memberikan pelajaran; inovatif, efektif dan yang terakhir adalah menyenangkan.
Kunci atau hal yang lebih penting di sini adalah seorang guru harus inovatif. Bisa saja dengan membuat proses pembelajaran memakai cara-cara yang berbeda dan unik, atau dengan merubah metode belajar dengan menggunakan alat peraga dalam menyampaikan pembelajaran.
Kedua, adalah seorang guru harus mempunyai performance yang baik, pakaian jangan sembrono atau asal saja dan tidak jaga image (jaim) kepada para siswanya. Selanjutnya seorang guru juga harus mampu masuk ke dalam dunia siswanya. Misalnya sekarang ini lagi musim bermain bola, maka guru harus juga mengerti tentang permainan tersebut. Jikapun tidak terlalu memahami, minimal tahu siapa dan tim apa yang menang atau siapa yang menjadi idola bagi para remaja. hal ini akan menambah kedekatan guru kepada siswanya.
Begitupun dengan paradigma guru sendiri. Selama ini di sekolah-sekolah para guru sering menganggap bahwa proses penghijauan sekolah sudah menjadi kewajiban guru biologi, atau guru tertentu saja. Tetapi sesungguhnya proses penghijauan sekolah merupakan tanggung jawab semua masyarakat sekolah.
Sejak 2008 lalu, kami di SMAN 1 Pangkalankerinci telah mencanangkan kegiatan go green school. Alhamdulillah, saat ini telah ada guru atau staff pengajar lain yang juga turut serta dalam program tersebut. Sehingga sekarang kami telah mengembangkan kegiatan lingkungan di sekolah kami, lagi-lagi disini dibutuhkan inovasi. Yaitu kegiatan menanam seribu bunga. Kegiatan ini berawal dari kegiatan ekstrakurikuler siswa yaitu bertanam lebah (berternak lebah di sekolah merupakan kegiatan ekstrakurikuler lingkungan pertama di Indonesia, selain yang dilakukan oleh masyarakat atau intansi-instansi swasta lainnya).
Pangkalankerinci sebagai daerah atau kawasan endemik serangga penghasil madu ini sangat berpotensi untuk mengembangkan ternak lebah. Oleh karena komsumsi utama lebah madu bunga, maka kami sedang mencangkan kegiatan bertanam bunga yang dibantu oleh perusahaan swasta di daerah kami.
Di sini, kami mengajak para siswa untuk terlibat langsung, sehingga mereka memiliki pengalaman dan belajar langsung tentang cara-cara menjaga lebah,merawat alam dan mengelolanya. Lebah yang sangat bergantung pada bunga harus difasilitasi untuk mendapatkan bunga tersebut. Oleh karena itu, kami bercita-cita untuk menciptakan sekolah berbunga.
Setiap hari, dari pukul 16.00 WIB sampai batas waktu yang disepakati para siswa akan menanam bibit bunga, terutama bunga pukul delapan. Bunga jenis ini merupakan bunga kesayangan lebah dan waktu mekarnyapun sangat tepat ketika lebah mencari madu. Hal tersebut demi memenuhi target sekolah seribu bunga.
Kegiatan lingkungan yang dipraktekkan langsung dan melibatkan para siswa dalam pengelolaannya menjadi salah satu cara efektif untuk memberikan pembelajaran menghargai lingkungan oleh para siswa. Inovasi yang kami lakukan, mulai dari kegiatan go green school sejak tahun 2008 lalu dan sekarang telah berkembang menjadi sekolah berbunga, telah menanamkan semangat hijau di hati anak-anak sendiri.***
0 komentar:
Posting Komentar