Senin, 25 April 2011

Konservasi Air (Teguh Asrin): Cegah Keterbatasan Air

Foto: Teguh Asrin

Pada saat ini sering kita jumpai sungai-sungai yang banyak dipenuhi dengan sampah-sampah. Baik itu sampah rumah tangga maupun jenis sampah yang lainnya. Ini semua tidak lepas dari ulah tangan manusia yang banyak membuang sampah ke sungai. Lihat saja Sungai Siak yang saat ini tidak lagi sebersih beberapa tahun yang lalu. Akibatnya banyak mata air darat yang telah terkontaminasi. Hal ini dapat mengakibatkan keterbatasan air yang ada di bumi. Karena itu sekarang mulai banyak dicanangkan program konservasi air.
Kita lupa bahwa air dari sumber air yang kita nikmati sekarang adalah hasil sebuah proses yang berlangsung selama bertahun-tahun. Itu adalah hasil dari cadangan air yang disimpan di hulu, di hutan, pada tumpukan humus yang disebut serasah.  Serasah merupakan tumpukan humus yang terbentuk dari dedaunan yang membusuk. Tumpukan humus ini terbentuk dalam waktu lama, bisa sampai puluhan tahun. Semakin tebal serasah semakin besar kemampuannya untuk menahan dan menyimpan air hujan sehingga akan semakin besar pula air yang mengalir ke mata air dan sungai
Jika kita ingin menjaga sumber air yang kita miliki sekarang dan memastikan ketersediaan air untuk masa depan, kita harus bertindak secara aktif untuk melakukan konservasi sumber daya yang sangat berharga tersebut. Kini kita harus belajar untuk tidak berpaling pada konservasi pada saat cadangan sumber air sudah mulai menipis, tetapi justru sebaliknya, kini kita harus menanamkan perilaku konservasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya pada saat kita berada di dalam rumah maupun di luar rumah.
Seperti memasang keran pancur, keran toilet dan keran aerasi dengan aliran rendah. Seperti kita ketahui aerasi dapat mengurangi jumlah penggunaan air sampai pada 60 persen. Selain itu kita juga bisa menghemat air dengan cara segera memperbaiki keran dan pipa yang bocor. Setitik air yang terbuang tiap detiknya menyebabkan berkurangnya air sebanyak 2400 galon (9000 liter) per tahunnya. Sampai kehal terkecil pun seperti menutup keran selama anda menggosok gigipun juga bisa menghemat beberapa liter air.
Masih banyak lagi perilaku konservasi yang dapat kita lakukan untuk mengatasi keterbatasan air. Diantaranya, pertama, mencuci kendaraan dengan menggunakan tempat air (ember) atau menutup keran/ujung selang selama membasuh mobil dengan sabun. Kedua, tanamlah tanaman yang tidak membutuhkan air terlalu banyak. Ketiga, kelompokkan tanaman yang mempunyai kebutuhan air yang sama. Sedangkan yang terakhir siramlah rumput pada saat pagi hari atau malam hari saja.
Usaha konservasi air ini sendiri bertujuan untuk keseimbangan, yaitu untuk menjamin ketersediaan untuk generasi masa depan, karena pengurangan air segar dari sebuah ekosistem juga tidak akan melewati nilai penggantian alamiahnya. Selain itu konservasi juga. Selain itu konservasi air juga untuk penghematan energi. Dengan cara penggunan pemompaan air, pengiriman air, dan fasilitas pengolahan air limbah yang mengkonsumsi energi cukup besar. Di beberapa daerah di dunia telah melakukannya seperti California, Amerika Serikat.
Selain hal diatas, konservasi air juga dapat kita lakukan dengan cara penanaman pohon. Sebab, pohon yang ditanam bisa menyiram air dan menyimpan air hujan yang ada dipermukaan tanah. Karena itu marilah kita menanam pohon sebanyak-banyak serta merawatnya.
Tentu kita tidak ingin anak cucu kita tidak memiliki air di masa depan. Karena itu marilah kita menjaga sumber air yang telah ada dengan menggunakannya secukupnya, serta tidak mencemarinya.***

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Green Student Journalists | Bloggerized by Lasantha - Tebarkan virus cinta lingkungan | student_lovers_enviroment, Riau Province