indah lestari
Hari burung (migratori) merupakan sebuah hari, di mana burung-burung di seluruh dunia bermigrasi. Hari burung ini diperingati setiap tanggal 8 Mei. Menurut Rahmat Adi, koordinator riset Kelompok Studi Lingkungan Hidup (KLSH) Riau, “Rata-rata burung yang melakukan migrasi adalah yang merupakan jenis raptor (burung pemangsa), namun tidak menutup kemungkinan burung-burung jenis lain pun melakukan migrasi terkait pergantian musim di negaranya,”.
Biasanya burung-burung jenis ini masuk dari Pulau Rupat kemudian menuju ke pulau-pulau lainnya, dan stop overnya terjadi di Kalimantan, menunggu pergantian musim dari tempat asalnya, tambahnya lebih jauh.
“Biasanya burung-burung yang melakukan migrasi ke Indonesia berasal dari Cina, Jepang, Australia dan Malaysia. Banyak faktor penyebab migrasi burung ini, seperti kompetisi dalam mendapatkan makanan dan air, kompetisi dalam mendapatkan ruang tinggal, dan juga akibat faktor perubahan cuaca dan iklim.
“Namun demikian, masyarakat awam masih banyak yang kurang mengetahui masalah hari burung ini, Sehingga para pecinta burung mungkin dapat melakukan sosialisasi kepada masyarakat awam agar lebih paham mengenai hari burung,” ujarnya kemudian.
Mengiyakan hal tersebut, Imal Ridho (25), warga Pekanbaru mengatakan, “Meskipun kebanyakan masyarakat awam tidak mengatahui tentang hari burung ini termasuk saya, masyarakat tetap diwajibkan untuk selalu menjaga kelestarian lingkungan sekitar, agar seluruh makhluk hidup di bumi ini termasuk burung dapat tetap tinggal di habitatnya masing-masing,”. (adhit-gsj)
Biasanya burung-burung jenis ini masuk dari Pulau Rupat kemudian menuju ke pulau-pulau lainnya, dan stop overnya terjadi di Kalimantan, menunggu pergantian musim dari tempat asalnya, tambahnya lebih jauh.
“Biasanya burung-burung yang melakukan migrasi ke Indonesia berasal dari Cina, Jepang, Australia dan Malaysia. Banyak faktor penyebab migrasi burung ini, seperti kompetisi dalam mendapatkan makanan dan air, kompetisi dalam mendapatkan ruang tinggal, dan juga akibat faktor perubahan cuaca dan iklim.
“Namun demikian, masyarakat awam masih banyak yang kurang mengetahui masalah hari burung ini, Sehingga para pecinta burung mungkin dapat melakukan sosialisasi kepada masyarakat awam agar lebih paham mengenai hari burung,” ujarnya kemudian.
Mengiyakan hal tersebut, Imal Ridho (25), warga Pekanbaru mengatakan, “Meskipun kebanyakan masyarakat awam tidak mengatahui tentang hari burung ini termasuk saya, masyarakat tetap diwajibkan untuk selalu menjaga kelestarian lingkungan sekitar, agar seluruh makhluk hidup di bumi ini termasuk burung dapat tetap tinggal di habitatnya masing-masing,”. (adhit-gsj)
Posted in: GSJ News
0 komentar:
Posting Komentar