Berangan, si Kacang Keju yang Langka
Berangan, sebenarnya bukanlah tanaman asing bagi masyarakat Riau. Tanaman hutan yang memiliki buah seperti kacang ini bila dibuka isinya, beberapa dekade silam sangat familiar bagi masyarakat Riau. Namun seiring menghilangnya hutan Riau, berangan yang dikenal juga dengan nama Chestnut (kacang keju) ini, juga menjadi langka. Padahal tanaman ini populer di Amerika dan Eropa karena bukan saja karena rasa gurihnya, tetapi juga karena manfaat dan khasiatnya. Tanaman yang langka ini, kini dikembangkan oleh Universitas Islam Riau (UIR).
Laporan, Mashuri Kurniawan,Pekanbaru
mashurikurniawan@riaupos.co.id
Berangan sangat dikenal oleh masyarakat karena rasa biji buahnya yang enak untuk dimakan. Biasanya dulu jika musim buah hutan berbuah, maka masyarakat yang tinggal di sekitar hutan bisa menikmatinya. Selain itu biji Berangan mengandung vitamin C. Jika 100 gram direbus atau dipanaskan kandungan vitamin C sekitar tujuh miligram, sampai kering lebih dari dua kalinya 16,6 miligram. Kandungan gizi buah Berangan lebih tinggi dibandingkan dengan buah apel.
Berangan dikategorikan sebagai umbi-umbian daripada kacangan. Negara Perancis, Eropa, dan Amerika memanfaatkan tanaman itu sebagai cemilan dan campuran untuk sayuran. Pada musim dingin, chesnut banyak dijual di jalan kota Amerika.
Semua bagian Berangan memiliki khasiat dan manfaat. Buahnya dapat dimakan setelah dilakukan penggongsengan dan bisa direbus dengan air mendidih. Di Negara Cina memiliki cara unik untuk memasak buah Berangan yakni menggunakan beriket batubara dipanaskan dalam satu wadah dan dicampur dengan buah tersebut sambil diaduk, sehingga mearata masaknya.
Di Negara Malaysia, buah Berangan yang sudah di gonseng harganya cukup tinggi per 1 Kilogram mencapai RM 18.00. Namun, di Riau buah yang sudah di gonseng saja sulit ditemui. Padahal secara mata pencaharian buah Berangan bisa jadi tambahan pendapatan bagi masyarakat.
Dekan Fakultas Pertanian Universita Islam Riau (UIR), Ir Rosyadi MSi menuturkan, buah Berangan dapat juga dijadikan tepung. Caranya, terlebih dahulu dikeringkan dipanas matahari atau oven. Selanjutnya, buah tersebut digiling. Tepung hasil gilingan ini kalau di Eropa dan Amerika, sambungnya, dipergunakan untuk bahan roti, kue dan kue dadar, serta pencampur pembuatan sup dan kuah.
‘’Kita akan sosialisasikan ini kepada masyarakat luas,’’ sambungnya. Pengolahan lain buah Berangan dapat dijadikan kopi. Menurut Rosyadi, buah Berangan mengandung kalori, unsur mineral. Bisa digunakan untuk memperkuat jaringan otot, anti anemia, mengobati penyakit asam lambung, pencegah terjadinya infeksi.
Rosyadi menyebutkan, daerah Riau sendiri tanaman ini tergolong langka. Beberapa daerah yang masih terdapat tanaman Berangan hanya di Kabupaten Kuantan Singingi, Rokan Hulu dan Kampar. Berkurangnya tanaman ini disebabkan terjadinya pembukaan lahan yang diperuntukan untuk usaha perkebunan. Padahal keberadaannya sebagai plasma nutfah sangatlah penting.
’’Tumbuhan dengan ciri batangnya tumbuh sangat lurus dan batangnya besar, serta berdaun kekuningan juga mempunyai khasiat pencegahan dan perawatan penyakit manusia serta obat hewan ternak. Berangan termasuk dalam tanaman hutan. Di wilayah Indonesia berkembang di hutan primer, skunder maupun semak belukar,’’ paparnya.
Sedangkan daunnya terkandung zat samak yang disebut astringent, berguna untuk menghentikan darah pada jaringan yang terluka, anti diare, dan dapat digunakan sebagai pembalut bagian tubuh manusia yang terkilir. Selain itu daunnya juga berkhasiat untuk mengobati demam, batuk rejan, sesak nafas. Caranya bisa dilakukan dengan merebus daun.
Sementara pemanfaatan kayu Berangan, jelasnya, digunakan untuk bahan bangunan karena kuat dan memiliki sifat tahan dari pengaruh iklim dan cuaca panas maupun hujan. Sususnan jaringan batang yang begitu tersusun tegak lurus menjadikan kayu ini untuk keperluan bahan bangunan, perabotan rumah tangga, dan peralatan permainan anggar.
Dari penuturan Rosyadi, tanaman satu ini bisa diklasifikasiklan secara ilmiah Kingdom lantae, devisi magnoliophyta, Kelas Magnoliopsida, Ordo fagales, Keluarga Fagaceae, Oak, tanaman Beech. Sedangkan untuk spesiesnya antara lain Castanea dentata (American Chestnut), Castanea henryi, Catanea mollisima (Chinese Chesnut), Castanea ozarkensis. Terdapat empat jenis utama yang umum dikenal sebagai Berangan Eropa, Cina, Jepang, dan Amerika.
Zaman kerajaan Romawi tanaman Berangan sangat populer. Karena kaya akan energi dan nutrisi, mengandung banyak Karbonhidrat, pottasium, vitamin B dan C. Sekarang banyak digunakan dalam masakan di Sardinia, Corsica, Perancis, dan Italia Utara. Buah Berangan. Itu karena kandungan tepungnya sangat tinggi dan hanya mengandung sedikit minyak.
Tanaman Berangan dapat tumbuh dengan baik pada suhu 10 derajat celsius sampai dengan 35 derajat celsius. Kelembaban yang diinginkan 70-80 persen. Tanaman ini menurut Rosyadi, tumbuh baik pada tanah ringan agar berpasir sampai tanah berat berstruktur liar. Dengan ketinggian dari dataran rendah sampai 1.000 meter dari permukaan laut.
Dalam satu tangkai, sambungnya, buah Berangan bisa mencapai sepuluh. Ciri buah yang sudah masak yakni kulitnya akan berwarna coklat menjadi kuning. Sebagian buah kelopaknya akan terbuka. Buah Berangan dapat bertahan di tangkainya karena mempunyai struktur tangkai kuat. Buah dan biinya akan lepas dari tangkai apabila tangkainya jatuh ke tanah.
Kulit biji luar mempunyai warna coklat mengkilap. Dibawahnya ada kulit tipis. Pada bagian dalam buah menunjukan endosprema yang disebut kontiledon. Bijinya yang berkeping dua kaya akan zat tepung, protein, dan lain-lain.
‘’Kami sedang membudidayakan Tanaman Berangan ini di kebun percobaan UIR. Itu karena tanaman ini termasuk langka di dunia maupun Indonesia. Malaysia saja sekarang sedang membudidayakannya,’’ ungkapnya.
Tokoh Masyarakat Kampar, Makmur SE Ak MM, mengatakan, Berangan banyaknya di dalam kawasan hutan dahulunya. Saat musim buah hutan tiba Berangan juga menghasilkan banyak buah.
“Buahnya seperti buah karet.Kalau yang Berangan Thailand berbulu buahnya seperti rambutan. Tapi yang ada di Riau tidak seperti itu. Ia tampak bergerombol lengket di batang,” kata makmur
Saat Riau Pos berkunjung ke kebun percobaan UIR, akhir pekan lalu terlihat daun tanaman itu bersifat sederhana, berukuran 10-30 centimeter dan lebar 4-10 centimeter, sisi daun tajam berigi. Pertumbuhan bunga mengikuti daun yang akan muncul pada musim panas atau bulan Juli.
‘’Kalau tanaman Berangan yang baru kita tanam masih muda. Tapi, bakal menghasilkan banyak manfaat kedepannya bagi generasi masa mendatang di Riau,’’ ujar Rosyadi.
Rosyadi menyebutkan, berdasarkan penyebaran dan budidaya Berangan yang terbesar adalah kawasan Eropa diikuti Cina, Jepang dan Amerika latin. Saat ini saja, kata dia, Amerika Serikat sudah mengimpor sebanyak 4.056 ton Berangan bernilai 10 juta dolar. Bisa dibayangkan bila masyarakat Indonesia khususnya Riau bisa menanam Berangan dan hasil yang akan diperoleh kedepannya.
Persemaian dan PembibitanFakultas Pertanian Universitas Islam Riau (UIR) secara terus menerus melakukan persemaian dan pembibitan Berangan. Masyarakat juga bisa melakukannya. Sangat senang dalam perawatan tanaman Berangan tersebut.
Kepala Kebun Percobaan UIR, Joni Syafrinaldi Sp menuturkan, terlebih dahulu biji direndam semalaman. Setelah itu semaikan biji dalam satu wadah yang dapat berasal dari bak tembok yang diisi media campuran tanah. Dengan perbandingan pupuk kompos 1:1. Harus diingat kata Joni, media harus dalam keadaan steril agar tidak menimbulkan serangan hama dan penyakit pada biji Berangan.
Langkah selanjutnya, bak harus disungkup plastik transparan dengan tujuan menjaga kestabilan suhu dan kelembaban udara. ‘’Bisa juga persemaian biji menggunakan polybag. Tapi, ya tetap harus steril,’’ ungkap Joni.
Bila bibit sudah memiliki empat daun dapat dipindahkan ke polybag berukuran 15x20 centimeter. Sekarang kebun percobaan UIR memiliki seratusan bibit tanaman Berangan. ‘’Sangat mudah merawat Berangan ini,’’ sambungnya.
Dari penuturan Joni, bila sudah berbuah bisa dimanfaatkan masyarakat untuk konsumsi pribadi maupun dijual dipasar dunia.***
Berangan sangat dikenal oleh masyarakat karena rasa biji buahnya yang enak untuk dimakan. Biasanya dulu jika musim buah hutan berbuah, maka masyarakat yang tinggal di sekitar hutan bisa menikmatinya. Selain itu biji Berangan mengandung vitamin C. Jika 100 gram direbus atau dipanaskan kandungan vitamin C sekitar tujuh miligram, sampai kering lebih dari dua kalinya 16,6 miligram. Kandungan gizi buah Berangan lebih tinggi dibandingkan dengan buah apel.
Berangan dikategorikan sebagai umbi-umbian daripada kacangan. Negara Perancis, Eropa, dan Amerika memanfaatkan tanaman itu sebagai cemilan dan campuran untuk sayuran. Pada musim dingin, chesnut banyak dijual di jalan kota Amerika.
Semua bagian Berangan memiliki khasiat dan manfaat. Buahnya dapat dimakan setelah dilakukan penggongsengan dan bisa direbus dengan air mendidih. Di Negara Cina memiliki cara unik untuk memasak buah Berangan yakni menggunakan beriket batubara dipanaskan dalam satu wadah dan dicampur dengan buah tersebut sambil diaduk, sehingga mearata masaknya.
Di Negara Malaysia, buah Berangan yang sudah di gonseng harganya cukup tinggi per 1 Kilogram mencapai RM 18.00. Namun, di Riau buah yang sudah di gonseng saja sulit ditemui. Padahal secara mata pencaharian buah Berangan bisa jadi tambahan pendapatan bagi masyarakat.
Dekan Fakultas Pertanian Universita Islam Riau (UIR), Ir Rosyadi MSi menuturkan, buah Berangan dapat juga dijadikan tepung. Caranya, terlebih dahulu dikeringkan dipanas matahari atau oven. Selanjutnya, buah tersebut digiling. Tepung hasil gilingan ini kalau di Eropa dan Amerika, sambungnya, dipergunakan untuk bahan roti, kue dan kue dadar, serta pencampur pembuatan sup dan kuah.
‘’Kita akan sosialisasikan ini kepada masyarakat luas,’’ sambungnya. Pengolahan lain buah Berangan dapat dijadikan kopi. Menurut Rosyadi, buah Berangan mengandung kalori, unsur mineral. Bisa digunakan untuk memperkuat jaringan otot, anti anemia, mengobati penyakit asam lambung, pencegah terjadinya infeksi.
Rosyadi menyebutkan, daerah Riau sendiri tanaman ini tergolong langka. Beberapa daerah yang masih terdapat tanaman Berangan hanya di Kabupaten Kuantan Singingi, Rokan Hulu dan Kampar. Berkurangnya tanaman ini disebabkan terjadinya pembukaan lahan yang diperuntukan untuk usaha perkebunan. Padahal keberadaannya sebagai plasma nutfah sangatlah penting.
’’Tumbuhan dengan ciri batangnya tumbuh sangat lurus dan batangnya besar, serta berdaun kekuningan juga mempunyai khasiat pencegahan dan perawatan penyakit manusia serta obat hewan ternak. Berangan termasuk dalam tanaman hutan. Di wilayah Indonesia berkembang di hutan primer, skunder maupun semak belukar,’’ paparnya.
Sedangkan daunnya terkandung zat samak yang disebut astringent, berguna untuk menghentikan darah pada jaringan yang terluka, anti diare, dan dapat digunakan sebagai pembalut bagian tubuh manusia yang terkilir. Selain itu daunnya juga berkhasiat untuk mengobati demam, batuk rejan, sesak nafas. Caranya bisa dilakukan dengan merebus daun.
Sementara pemanfaatan kayu Berangan, jelasnya, digunakan untuk bahan bangunan karena kuat dan memiliki sifat tahan dari pengaruh iklim dan cuaca panas maupun hujan. Sususnan jaringan batang yang begitu tersusun tegak lurus menjadikan kayu ini untuk keperluan bahan bangunan, perabotan rumah tangga, dan peralatan permainan anggar.
Dari penuturan Rosyadi, tanaman satu ini bisa diklasifikasiklan secara ilmiah Kingdom lantae, devisi magnoliophyta, Kelas Magnoliopsida, Ordo fagales, Keluarga Fagaceae, Oak, tanaman Beech. Sedangkan untuk spesiesnya antara lain Castanea dentata (American Chestnut), Castanea henryi, Catanea mollisima (Chinese Chesnut), Castanea ozarkensis. Terdapat empat jenis utama yang umum dikenal sebagai Berangan Eropa, Cina, Jepang, dan Amerika.
Zaman kerajaan Romawi tanaman Berangan sangat populer. Karena kaya akan energi dan nutrisi, mengandung banyak Karbonhidrat, pottasium, vitamin B dan C. Sekarang banyak digunakan dalam masakan di Sardinia, Corsica, Perancis, dan Italia Utara. Buah Berangan. Itu karena kandungan tepungnya sangat tinggi dan hanya mengandung sedikit minyak.
Tanaman Berangan dapat tumbuh dengan baik pada suhu 10 derajat celsius sampai dengan 35 derajat celsius. Kelembaban yang diinginkan 70-80 persen. Tanaman ini menurut Rosyadi, tumbuh baik pada tanah ringan agar berpasir sampai tanah berat berstruktur liar. Dengan ketinggian dari dataran rendah sampai 1.000 meter dari permukaan laut.
Dalam satu tangkai, sambungnya, buah Berangan bisa mencapai sepuluh. Ciri buah yang sudah masak yakni kulitnya akan berwarna coklat menjadi kuning. Sebagian buah kelopaknya akan terbuka. Buah Berangan dapat bertahan di tangkainya karena mempunyai struktur tangkai kuat. Buah dan biinya akan lepas dari tangkai apabila tangkainya jatuh ke tanah.
Kulit biji luar mempunyai warna coklat mengkilap. Dibawahnya ada kulit tipis. Pada bagian dalam buah menunjukan endosprema yang disebut kontiledon. Bijinya yang berkeping dua kaya akan zat tepung, protein, dan lain-lain.
‘’Kami sedang membudidayakan Tanaman Berangan ini di kebun percobaan UIR. Itu karena tanaman ini termasuk langka di dunia maupun Indonesia. Malaysia saja sekarang sedang membudidayakannya,’’ ungkapnya.
Tokoh Masyarakat Kampar, Makmur SE Ak MM, mengatakan, Berangan banyaknya di dalam kawasan hutan dahulunya. Saat musim buah hutan tiba Berangan juga menghasilkan banyak buah.
“Buahnya seperti buah karet.Kalau yang Berangan Thailand berbulu buahnya seperti rambutan. Tapi yang ada di Riau tidak seperti itu. Ia tampak bergerombol lengket di batang,” kata makmur
Saat Riau Pos berkunjung ke kebun percobaan UIR, akhir pekan lalu terlihat daun tanaman itu bersifat sederhana, berukuran 10-30 centimeter dan lebar 4-10 centimeter, sisi daun tajam berigi. Pertumbuhan bunga mengikuti daun yang akan muncul pada musim panas atau bulan Juli.
‘’Kalau tanaman Berangan yang baru kita tanam masih muda. Tapi, bakal menghasilkan banyak manfaat kedepannya bagi generasi masa mendatang di Riau,’’ ujar Rosyadi.
Rosyadi menyebutkan, berdasarkan penyebaran dan budidaya Berangan yang terbesar adalah kawasan Eropa diikuti Cina, Jepang dan Amerika latin. Saat ini saja, kata dia, Amerika Serikat sudah mengimpor sebanyak 4.056 ton Berangan bernilai 10 juta dolar. Bisa dibayangkan bila masyarakat Indonesia khususnya Riau bisa menanam Berangan dan hasil yang akan diperoleh kedepannya.
Persemaian dan PembibitanFakultas Pertanian Universitas Islam Riau (UIR) secara terus menerus melakukan persemaian dan pembibitan Berangan. Masyarakat juga bisa melakukannya. Sangat senang dalam perawatan tanaman Berangan tersebut.
Kepala Kebun Percobaan UIR, Joni Syafrinaldi Sp menuturkan, terlebih dahulu biji direndam semalaman. Setelah itu semaikan biji dalam satu wadah yang dapat berasal dari bak tembok yang diisi media campuran tanah. Dengan perbandingan pupuk kompos 1:1. Harus diingat kata Joni, media harus dalam keadaan steril agar tidak menimbulkan serangan hama dan penyakit pada biji Berangan.
Langkah selanjutnya, bak harus disungkup plastik transparan dengan tujuan menjaga kestabilan suhu dan kelembaban udara. ‘’Bisa juga persemaian biji menggunakan polybag. Tapi, ya tetap harus steril,’’ ungkap Joni.
Bila bibit sudah memiliki empat daun dapat dipindahkan ke polybag berukuran 15x20 centimeter. Sekarang kebun percobaan UIR memiliki seratusan bibit tanaman Berangan. ‘’Sangat mudah merawat Berangan ini,’’ sambungnya.
Dari penuturan Joni, bila sudah berbuah bisa dimanfaatkan masyarakat untuk konsumsi pribadi maupun dijual dipasar dunia.***
0 komentar:
Posting Komentar