Minggu, 13 Maret 2011

Green School (Mita Yani): Taman Sekolah

Foto: Mita Yani

Salam pembaca Green School. Nama saya Mita Yani. Saya merupakan siswa kelas X SMA Negeri 13 Siak. Sehari-hari saya dipanggil Mita, dan saya punya hobi menulis. Saya ingin berbagi cerita tentang aktivitas hijau di sekolah saya. Walaupun kami tinggal di daerah, namun sekolah kami juga tidak mau ketinggalan menjaga lingkungan. Sebab menjaga lingkungan bukan hanya di dominasi oleh satu atau dua pihak. Namun semua pihak baik di kota maupun di daerah, benar kan, teman-teman?
Ehm... menurut saya kehidupan yang baik membutuhkan keseimbangan alam. Setelah melalui proses kehidupan dan pembangunan yang panjang. Maka sedikit banyak, kita telah menggerus alam dan lingkungan. Untuk mengobati itu semua maka melakukan penghijauan merupakan salah satu langkahnya. Agar kehidupan ke depannya lebih terjamin. Hal ini juga dilakukan oleh sekolah kami, SMAN 13   Siak.
Sekolah kami sangat mejaga kenyamanan sekolah. Hal itu tergambar dari kegiatan penghijauan yang terus digiatkan. Penghijaun tersebut dilakukan setiap pekannya, terutama pada hari Sabtu setelah senam pagi. Kegiatan tersebut diisi dengan penanaman tanaman hias dan tanaman yang bermanfaat lainnya. Di taman sekolah ditanam tanaman yang sederhana seperti tumbuhan apotek hidup; lidah mertua, bunga-bunga yang berwarna warni seperti bunga euphorbia hingga pohon-pohon buah antara lain matoa dan mangga.
Untuk menjaga agar penghijaun yang dilakukan tidak sia-sia dan menjadi lebih baik, maka kami juga melakukan pemupukan. Dan, salutnya pupuk yang digunakan merupakan pupuk alami buatan siswa-siswi sendiri.
Pupuk ini dibuat oleh siswa jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Mereka  membuat pupuk bokashi yang tak berbeda jauh dengan kompos. Hanya saja pembuatannya memanfaatkan teknologi mikroorganisme efektif (effective microorganism). Si mikroorganisme efektif itu berfungsi sebagai ragi yang mampu mempercepat proses fermentasi bahan  organik menjadi senyawa organik yang mudah diserap tumbuhan. Jika proses pembuatan kompos biasa memerlukan waktu berbulan-bulan, maka membuat pupuk bokashi cukup satu minggu. Dengan menggunakan tambahan serabut kelapa, kotoran sapi, air dan arang. Dengan demikian, pada saat kegiatan penghijauan siswa hanya menyediakan jenis-jenis tumbuhan yang ingin ditanam di taman maupun di lingkungan sekolah. Sebab pupuknya sudah disediakan.
Setiap kelas mendapat tugas dan menanam jenis tumbuh-tumbuhan yang berbeda. Sehingga dengan hal tersebut variasi jenis tanaman menjadi lebih banyak. Dan, taman sekolahpun menjadi lebih asri. Tanaman hijau berfungsi untuk memproduksi oksigen yang baik dan banyak, selain itu keindahannya juga  bisa dinikmati.Taman yang sejuk di sekolah kami jadikan sebagai media pembelajaran. Di sini siswa dapat mempelajari tentang berbagai pelajaran mulai dari matematika seperti pengukuran, bentuk bangun ruang, statistik, hingga ilmu-ilmu sosial. Atau siswa dapat memperluas pengetahuan  dengan cara melakukan pengamatan benda hidup secara langsung. Seperti mengamati dan menganalisa struktur dan fungsi tubuh bermacam-macam tanaman, mempelajari tentang ekosistem kecil yang ada di taman. Selain hal tersebut, taman sekolah yang asri juga dapat dijadikan tempat untuk mencari inspirasi dalam menulis cerpen, lagu, puisi dan membuat karya tulis ilmiah mengenai tumbuhan ataupun tentang berbagai hewan yang hidup di taman. Siswa-siswi juga bisa mengadakan pelatihan atau berkreasi menata taman yang indah dan menarik sesuai dengan keinginan dan imajinasi masing-masing. Namun teman-teman semua itu tercipta bukan hanya karena kemauan pihak sekolah sendiri, tapi juga berkat dukungan para siswa, guru, kepala sekolah bahkan wali  siswa.***

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Green Student Journalists | Bloggerized by Lasantha - Tebarkan virus cinta lingkungan | student_lovers_enviroment, Riau Province