SEBUAH buku tentang percepatan upaya pelestarian mamalia laut telah terbit dengan judul Marine Protected Areas for Whales, Dolphins and Porpoises. Buku ini menyerukan tentang berbagai hal yang berhubungan dengan upaya untuk pelestarian mamalia laut dengan cara melindungi area tempat tinggalnya.
Saat ini hanya ada 1,3 persen dari isi laut yang dilindungi. Namun, semakin banyak juga area baru akan dibangun. Penulis buku ini adalah peneliti bangsa paus dari IUCN (International Union for Conservation of Nature). Ia meneliti tentang perkembangan dari perlindungan kawasan laut.
Buku ini juga dijadikan sebagai sumber bagi para ilmuwan yang meneliti bangsa paus dan lumba-lumba. Buku ini juga berguna untuk menemukan tempat terbaik bagi 87 spesies paus dan lumba-lumba di 125 negara dan teritori di seluruh dunia.Buku ini diterbitkan oleh Earthscan / Taylor & Francis serta the Whale and Dolphin Conservation Society. (afra-gsj/int/new)
Saat ini hanya ada 1,3 persen dari isi laut yang dilindungi. Namun, semakin banyak juga area baru akan dibangun. Penulis buku ini adalah peneliti bangsa paus dari IUCN (International Union for Conservation of Nature). Ia meneliti tentang perkembangan dari perlindungan kawasan laut.
Buku ini juga dijadikan sebagai sumber bagi para ilmuwan yang meneliti bangsa paus dan lumba-lumba. Buku ini juga berguna untuk menemukan tempat terbaik bagi 87 spesies paus dan lumba-lumba di 125 negara dan teritori di seluruh dunia.Buku ini diterbitkan oleh Earthscan / Taylor & Francis serta the Whale and Dolphin Conservation Society. (afra-gsj/int/new)
Polusi Timbal Industri Surya
DILAPORKAN dalam sebuah jurnal bahwa ada keterkaitan antara industri surya dengan bahaya polusi yang mungkin timbul satu dekade mendatang. Jurnal Energy Policy ini terbit pada September 2011. Penelitinya bernama Chris Cherry, profesor di University of Tennessee.
Menurutnya, berdasarkan penelitian di dua negara yang bergerak cepat dalam industri yaitu Cina dan India, didapati bahwa lebih dari 20 persen polusi timbal terjadi. Bahkan di Cina sendiri mencapai 30 persen dan India mencapai 22 persen.
Menurutnya Industri surya adalah penyerap timbal yang umum digunakan dalam baterai sebagai media penyimpan energi. Karena itulah laporan penelitian ini juga menyarakan agar industri surya mulai berinisiatif untuk memantau pemasok baterai mereka. (afra-gsj/int/new)
Menurutnya, berdasarkan penelitian di dua negara yang bergerak cepat dalam industri yaitu Cina dan India, didapati bahwa lebih dari 20 persen polusi timbal terjadi. Bahkan di Cina sendiri mencapai 30 persen dan India mencapai 22 persen.
Menurutnya Industri surya adalah penyerap timbal yang umum digunakan dalam baterai sebagai media penyimpan energi. Karena itulah laporan penelitian ini juga menyarakan agar industri surya mulai berinisiatif untuk memantau pemasok baterai mereka. (afra-gsj/int/new)