Bertandang ke Rumah Jamur
Jamur Lebih Baik di Banding Ayam
“Dahulu
jamur merupakan makanan kerajaan. Rasanya yang
enak, kandungan protein yang dimiliki serta sangat sulitnya mendapatkan jamur,
menjadikannya sebagai sayuran wajib di kerajaan-kerajaan nusantara, terutama di
negeri China.”
Hal
ini diceritakan Marta (39), entrepreneur
spesialis jamur yang bertempat tinggal di Jalan Garuda, Labuh Baru,
Pekanbaru. Marta
merupakan ibu dua anak dengan latar pendidikan perbankkan, namun siapa menyangka
dengan takdirnya. Saat ini Marta menjadi petani jamur dengan omset mencapai 50
juta rupiah per bulan.
Berawal dari keseringan jalan-jalan
keluar kota seperti Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali, Marta melihat banyak
sekali jamur yang tumbuh di dataran tinggi daerah-daerah tersebut. Hobi dan
kesukaannya terhadap jamur menggugah Marta untuk mencoba menanan jamur di
dataran rendah, Riau. “Hasilnya, ternyata bisa,” sumringah Marta.
Bertani jamur ternyata sangat cocok
untuk daerah perkotaan, tambahnya, karena bahan baku untuk bertani jamur sangat
gampang ditemukan. Selain itu daya beli masyarakat Pekanbaru cukup tinggi
karena ditunjang oleh perekonomian yang bagus. Jika perekonomian bagus, maka
kepedulian masyarakat untuk hidup sehat juga tinggi. Hal ini menyebabkan
prospek bisnis jamur sangat bagus.
Ada empat jenis jamur yang terdapat
di rumah jamur Martha, yaitu jamur tiram (Pleurotus ostreatus), jamur merang
(Volvariella volvacea), jamur kuping (Auricularia auricularia),
jamur kancing (Agaricus bisporus). Jamur-jamur tersebut mengadung
banyak khasiat. “Jamur mampu menurunkan kolesterol darah. Ini karena jamur
mengadung banyak protein yang lebih baik daripada Ayam,” tutur Marta. Ayam
mengandung protein namun juga mengadung kolesterol. Sementara jamur merupakan
sayuran kesehatan yang bersih dari kolesterol, tambahnya.
Kelebihan lain dengan bertani jamur
di perkotaan, selain tidak memerlukan lahan yang luas untuk menanamnya, bertani
jamur juga sangat efisien dan bersih bagi lingkungan. Dalam artian tidak
mengadung limbah berbahaya bagi lingkungan. “Jamur merupakan tumbuhan bersih,
sebab mereka tidak akan mau tumbuh ditempat yang tidak bersih,” terang Ibu dari
Sarah dan Anjani ini.
Media bertanam jamur juga bisa apa
saja yang mengadung selulosa (C6H10O5), yaitu polimer berantai
panjang polisakarida karbohidrat, yang berasal dari beta-glukosa.
Selulosa merupakan komponen struktural utama dari tumbuhan dan tidak
dapat dicerna oleh manusia. Nah, jamur merupakan tanaman
non-klorofil yang tidak bisa membuat makanannya sendiri. Oleh karena itu, jamur
membutuhkan inang yang mengandung selulosa untuk mendapatkan makanan dari sana
agar bisa berkembang dengan baik. Oleh karena itu, Marta, menggunakan berbagai media untuk bertanam
jamur di Pekarangan rumah jamurnya. “Media tersebut bisa berupa serbuk gergaji,
kardus, koran bekas, sisa atau limbah tebu, pokoknya segala sesuatu yang
mengandung selulosa,” jelasnya.
Untuk membuat subrat/media
tumbuhnya jamur juga sangat gampang sekali. Langkahnya adalah campur spesies/
strain (serbuk gergaji, koran bekas, limbah atau sisa tebu) yang digunakan
dengan kapur (CaCO3), gypsum (CaSO4) dan air bersih. Kemudian diaduk hingga
merata. Selanjutnya masukan atau distribusikan kedalam baglog polipropilen
(kantong plastic ukuran satu kilogram). Padatkan adonan subrat dalam wadah
tersebut. Jangan lupa untuk memberi lubang pada bagian tengah plastik dan
memasang mulut plastik dengan cincin paralon , kemudian ditutup dengan kapas atau
kertas minyak.
Nah langkah berikutnya adalah
mengukus adonan baglog. Ehm… seperti mengukus lontong, namun cukup dengan di
simpan dalam kamar uap/tempat khusus atau kukus dalam drum dengan suhu media di
dalam baglog sekitar 95-120 derajat celcius selama 1-3 kali 8 jam bergantung
pada jumlah substrat yang akan di panaskan. Nah selanjutnya baglog dibawa
menuju tempat sterilisasi/pasteurisasi untuk dimasukkan bibit jamur. “Tunggu sampai satu bulan, maka
petani sudah bisa panen jamur,” seru Marta. Setelah satu bulan, panen jamur
akan dilakukan terus menerus setiap hari selama enam bulan. “bisnis yang
memiliki prospek cerah,” kata Marta sambil tersenyum.
Di rumah jamur Marta memiliki cukup
luas dan banyak rak-rak jamur. Namun tidak perlu khawatir jika lahan yang Anda
miliki di rumah sempit, nasehatnya, bahkan dengan lahan seluas 4x6 meter saja,
kita yang tinggal di kota sudah bisa bertani jamur dan menjadi pembisnis jamur.
Marta yang sudah menggeluti bisnis
jamur ini sejak lima tahun yang lalu ini sekarang telah memiliki tujuh
karyawan. Berbicara perihal kemanusian, Marta mengaku mengambil para pekerja
dari mereka yang putus sekolah dan penggangguran. “Saya tidak mengutamakan
pengalaman kerja, karena nanti para karyawan juga akan didik cara-cara bertani
jamur,” tambahnya.
Bahkan Marta telah membina lima
kelompok tani untuk Pekanbaru terkait dengan bertani jamur. Dan telah melakukan
pelatihan pertanian jamur di Kabupaten-Kabupaten yang ada di Riau. “Kita hidup
berjamaah, jika hanya saya sendiri, maka tidak akan mampu memenuhi kebutuhan
warga Pekanbaru terhadap jamur. Oleh karena itu, saya menggandeng para petani
untuk bersama-sama menanan jamur,” ujarnya.
Saat ini saja, CV Agro Jamur
Lestari, perusahaan jamur yang dikelola oleh Marta hanya cukup memenuhi 50
persen kebutuhan masyarakat Pekanbaru. “Umumnya jamur-jamur tersebut kami kirim
ke pasar modern (mal), pasar tradisional, restoran-restoran dan hotel-hotel.
Namun kami baru hanya
mampu memenuhi kebutuhan warga kota sebanyak 50 persen,” kata wanita yang
bercita-cita memasyarakatkan jamur di Pekanbaru ini.
Jamur merupakan sayuran sehat yang baik untuk
kesehatan serta tidak ada efek samping bagi mereka yang memakannya. Selain itu, jamur juga masuk ke
dalam olahan apa saja. Jamur akan selalu dicari dan diminati oleh masyarakat.
Oleh sebab itu, Marta selalu berusaha untuk mengembangkan bisnis jamur ini
dengan melakukan pembinaan kepada masyarakat.
Jika masyarakat sudah bisa bertani jamur dengan baik, maka untuk mengelola pemasaran
jamur, kami juga berencana membuat koperasi jamur. Koperasi ini akan mengurus tentang produksi,
distribusi dan marketing dari petani-petani jamur di Riau, harapnya. Marta juga
berpesan untuk masyarakat dan petani jamur bahwa jika mau hidup sehat selalulah
komsumsi jamur, jika ingin ekonomi sehat, marilah berbisnis jamur.(tya-gsj/new)
0 komentar:
Posting Komentar