Selasa, 29 Desember 2009

Memetik Manfaat dari Budidaya Lebah Madu

Budidaya Lebah MaduMadu lebah sejak dulu memang dikenal sebagai obat mujarab menyembuhkan berbagai penyakit. Bahkan dalam Alquran disebutkan madu sebagai obat yang menyembuhkan bagi manusia. Kini madu lebah tidak hanya didapatkan secara alami dari pohon Sialang, namun juga melalui pembudidayaan lebah madu.

Budidaya lebah madu ini bukan saja bermanfaat menambah pendapatan masyarakat dari hasil produksi lebah madu, namun juga akan ikut membantu menyadarkan masyarakat untuk menanam dan memelihara pakan lebah sehingga lingkungan jenis lestari dan hijau.

Budidaya lebah madu ini mulai banyak ditekuni oleh masyarakat di Riau. Bahkan budidaya lebah madu dijadikan andalan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Salah satunya adalah di Desa Kuapan Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar. Di desa ini terdapat areal model lebah madu dengan luas sekitar 10 hektare.

Masyarakat Kuapan ini, membudidayakan lebah madu. Jenis lebah madu budidaya yang memiliki nama ilmiah apis serana. Dalam membudidayakan lebah madu peternak mendapatkan binaan langsung dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Indragiri Rokan. Luas areal model lebah madu di Desa Kuapan mencapai 10 hektare. Terlibat didalamnnya 20 petani lebah yang juga merupakan warga desa setempat.

Ridwan, salah seorang warga Desa Kuapan yang memilih menjadi petani lebah budidaya. Usaha lebah madu budidaya ini, dimulai Ridwan sejak tahun 1999. Ridwan memanfaatkan areal perkarangan rumahnya yang terlihat cukup asri dengan berbagai jenis tanaman kita bisa saksikan puluhan stum atau koloni lebah madu budidaya.

Awalnya budidaya tersebut dimulai Ridwan dan anaknya Desri Hamzah usai mengikuti pelatihan yang digelar BPDAS Indragiri Rokan di Kuok, Kampar. Apalagi selain modal pelatihan, sebagai peserta pelatihan dirinya juga mendapat dukungan untuk kegiatan budidaya berupa koloni lebah serta beberapa jenis tanaman yang menghasilkan bunga sebagai pakan ternak.

‘’Waktu itu ada yang datang ke desa yang difasilitasi kepala desa untuk mengadakan pelatihan budidaya lebah maju. Saya coba untuk mengikuti pelatihan tersebut. Kami diberikan ulasan serta dilatih mengenali potensi budidaya lebah madu. Setelah mendapat pelatihan, saya pribadi mulai memikirkan kehidupan kita sendiri dan masyarakat. Kemudian kami mulai menekuni budidaya lebah madu. Alhamdulillah sampai sekarang ini penghasilan lebah sebagian terbantu dengan lebah madu,’’ ungkap Ridwan.

Ridwan sendiri sejak memulai usaha ini sebagai petani lebah madu budidaya hingga lima tahun pertama yakni sampai tahun 2004 dengan tekun bekerja menjadi petani lebah madu namun di tahun berikutnya usaha ini dikembangkannya dengan menghasilkan stum atau koloni tempat lebah-lebah bersarang.

‘’Kalau dulu madu yang dihasilkan dari budidaya saya jual keliling pakai kendaraan dari Kuok sampai Pekanbaru. Biasanya saya memasarkannya dua kali seminggu. Penghasilan satu hari bisa sampai 700 ribu. Kemudian saya memberi label madu budidaya supaya lebih mudah dipasarkan. Ternyata banyak pengusaha yang berminat dan tertarik untuk membeli madu hasil budidaya saya,’’ ucapnya.

Kini Ridwan mulai memetik hasil dari kerja kerasnya itu. Namun usaha budidaya yang telah berkembang itu tidak semata-mata hasil pengembangan usahanya. Tidak kalah penting karena adanya upaya Ridwan menyediakan pakan bagi lebah apis serana, caranya dengan terus menanam tanaman yang menghasilkan bunga di sekitar rumahnya. Wajar jika kini di pekarangan rumahnya dipenuhi tanaman yang berbunga sepanjang tahun seperti jambu air, durian, pepaya rambutan, karet, kelapa dan jenis tanaman lainnya yang menghasilkan bunga sebagai pakan untuk lebah madu.

Lingkungan yang masih hijau dengan ragam tanaman tidak saja tanaman kehutanan juga tanaman serbaguna dalam kaitannya dengan areal model labah madu atau budidaya lebah ketersediaan tanaman yang banyak menjadi faktor penentu keberhasilan budidaya lebah. Dengan berlimpahnya tanaman khususnya yang memiliki bunga akan memberi pakan berlimpah bagi lebah-lebah yang dibudidaya.

Budidaya lebah madu ini ternyata tidak saja membawa dampak positif bagi upaya perbaikan lingkungan yang ditandai dengan dorongan untuk terus menambah jenis tanaman untuk menyediakan bunga bagi pakan lebah madu budidaya namun secara ekonomis menguntungkan masyarakat.

‘’Bukan hanya perekonomian masyarakat yang meningkat namun lingkungan desa kami juga kini lebih terasa hijau,’’ sebut Desri Hamzah, peternak lebah madu lainnya.

Di Riau sebenarnya juga masih ada kelompok yang memanfaatkan madu lebah asli dari pohon sialang. Seperti di Desa Lubuk Kembang Bungo, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan yang sebagian masyarakatnya memetik hasil dari madu sialang.

Pohon sialang merupakan istilah untuk semua jenis pohon yang dihinggapi lebah hutan untuk bersarang menghasilkan dan menyimpan madu dari bunga tanaman di hutan tersebut. Kegiatan produksi madu dari lebah di hutan-hutan sekitar desa sejak tiga tahun terkahir telah beralih menjadi mata pencaharian utama sejumlah warga desa sebelumnya mereka lebih banyak melakoni kegiatan bertani dan berkebun.

‘’Madu hutan tidak saja telah memberikan manfaat bagi ekonomi dan penghasilan keluarga namun juga berkaitan dengan kondisi lingkungan,’’ ucap Rintang, salah seorang pemanjat pohon sialang.

Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Indragiri Rokan, Ir B Herudoyo Tjiptono mengungkapkan sebagai sektor yang terbilang luas dilakukan masyarakat di Provinsi Riau. Selain itu juga ikut memperbaiki lingkungan dan peningkatan penghasilan masyarakat kegiatan ini juga mendukung program pemerintah Provinsi Riau.

‘’Selain itu kami juga berupaya menggelar pelatihan untuk peningkatan kemampuan warga yang menjadikan budidaya lebah madu dan madu hutan sebagai mata pencarian,’’ ulasnya.

Banyak keuntungan dari pembudidayaan lebah madu. Keuntungan secara ekonomis tidak saja dirasakan oleh peternak lebah madu budi daya namun juga warga setempat. Contohnya saja pekerjaan pembuatan stum atau koloni lebah ini selain ikut memberi peluang kerja bagi warga yang berminat juga berkontribusi bagi pengembangan lebah madu di Provinsi Riau.

Untuk sekadar diketahui satu unit stum dijual seharga 250 ribu rupiah beserta lebahnya. Kini pemasarannya tidak saja di sekitar Kampar dan Provinsi Riau umumnya, namun peminat juga berasal dari provinsi tetangga seperti Kepulauan Riau, Jambi dan Sumatera Barat. Sedangkan keuntungan lainnya adalah tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan hijau.(ndi)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Green Student Journalists | Bloggerized by Lasantha - Tebarkan virus cinta lingkungan | student_lovers_enviroment, Riau Province