Senin, 27 Agustus 2012

Kurangi Polusi dengan Alat Sedot Air Tanpa Mesin

ALAT PENYEDOT AIR: Alat penyedot air tanpa mesin hasil karya mahasiswa Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim yang ramah lingkungan. (Ft. Diah GSJ)

AIR, merupakan kebutuhan pokok yang tidak dapat ditolerir lagi keutamaannya. Namun kebutuhan terhadap air justru berbanding terbalik dengan ketersediaannya di permukaan bumi yang semakin sulit untuk didapatkan. Hal ini menyebabkan penggunaan mesin air menjadi pilihan utama masyarakat saat ini. Penggunaan mesin air tersebut tentunya membutuhkan energi listrik untuk dapat mengaktifkannya.
Namun apa jadinya jika mesin air tersebut digunakan di daerah yang tidak ada atau bahkan belum terdapat aliran listrik? Tentunya mesin air menjadi hal yang percuma terlebih lagi bagi masyarakat yang kurang mampu akan kesulitan untuk membeli alat tersebut. Desa Dayang Suri Kecamatan Bunga Raya Kabupaten Siak salah satu contohnya. Desa yang belum dialiri arus listrik dari PLN dan masih sedikitnya PLTD yang berada di desa tersebut menyebabkan masyarakat yang berada di daerah ini masih mengandalkan air sumur plus timbanya serta tampungan air hujan.
“Pada dasarnya masyarakat desa ini masih ada yang belum mempunyai diesel sendiri, sehingga hanya mengandalkan sumur timba, serta jika kemarau panjang masyarakat harus mandi di parit yang ada airnya dan kadang mandi di Sungai Siak yang tempatnya cukup jauh dari pemukiman masyarakat,” jelas Wahyu Dwi Andika, mahasiswa Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Untuk alasan itulah Dika, demikian sapaan akrabnya, bersama teman-teman sekelompoknya mencoba untuk membantu memcahkan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat di desa tersebut melalui program kerjanya di Kuliah Kerja Nyata (KKN) Juli-Agustus 2012.
Dika pun menambahkan bahwa tujuan program kelompoknya ini adalah untuk melatih masyarakat dalam hal pengenalan, pembuatan, penggunaan alat serta pengembangkan alat ini agar diharapkan mampu membantu masyakat dalam memudahkan mengambil air dari sumur tanpa harus menggunakan alat mesin dan biaya serta tenaga yang relatif rendah. Mengingat sektor perekonomian masyarakat desa Dayang Suri yang menengah dan tidak adanya PLN, maka program ini diharapkan dapat mengurangi beban masyarakat dalam penyediaan air serta dapat menghemat dalam penggunaan biaya, tenaga dan tanpa harus menggunakan energi listrik.
Bahkan dalam pengembangan sekala besar alat ini juga diharapkan mampu untuk membantu dalam sektor pertanian irigasi dengan mengalirkan air sungai ke areal pertanian.
“Penggunaan alat ini cukup mudah dan praktis.Tabung yang telah dimodifikasi diisi dengan air hingga penuh dan ditutup rapat agar tidak terdapat gelembung udara yang masuk ke dalam tabung. Setelah dilakukan pengisian air, tabung tersebut di letakkan di tempat yang lebih tinggi dari permukaan air,” paparnya.
Selang penyedot yang telah disiapkan dimasukkan ke dalam sumur, lalu buka selang pengeluaran agar air mengalir ketempat yang telah di siapkan. Dalam pembuatan alat ini yang perlu di perhatikan adalah kerapatan tabung, besar kecilnya tabung dan selang yang digunakan dalam pembuatan alat ini besarnya harus seimbang, namun tentunya selang yang berada di dalam sumur harus lebih panjang dari selang pengeluaran.(diah-gsj/dac)

2 komentar:

Unknown mengatakan...

bro posting cara membuatnya dan prinsip kerjanya juga dong....!
Terima Kasih Sebelumnya.

Lovely Day mengatakan...

Makasih informasinya, dimana bisa beli alat ini ya?

Posting Komentar

 
Design by Green Student Journalists | Bloggerized by Lasantha - Tebarkan virus cinta lingkungan | student_lovers_enviroment, Riau Province