Jumat, 26 Februari 2010

KOMAHI Taja Kegiatan Kepemimpinan Berwawasan Lingkungan

Korps Mahasiswa Hubungan Internasional (Komahi) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau menyelenggarakan kegiatan green leadership pada 12 sampai 14 Februari. Kegiatan yang diselenggarakan selama tiga hari ini merupakan sebuah kegiatan tahunan yang diadakan untuk menumbuhkan sikap dan jiwa kepemimpinan kepada para mahasiswa Hubungan Internasional.

“Latihan Kepemimpinan dan Manajemen (LMT) tahun 2010 ini, mempunyai perbedaan yang cukup signifikan dengan LMT yang telah lalu. Sebab tahun ini, tema yang digunakan adalah green leadership. Tema tersebut sengaja diambil dengan alasan saat ini kita membutuhkan para pemimpin yang tidak hanya memimpin anggota atau masyarakatnya namun juga memahami dan mengerti dengan keadaan lingkungan di sekitarnya. Terutama berbagai permasalahan lingkungan yang selama ini telah menjadi persoalan internasional,” terang Fajril Amini selaku ketua panitia kegiatan tersebut.

Green leadership ini mempunyai konsep ramah lingkungan. Hampir semua perlengkapan acara yang kita gunakan merupakan reuse dan recycle dari perlengkapan kegiatan-kegiatan sebelumnya. Sehingga disamping menggunakan barang-barang yang masih bisa dipakai kembali, kegiatan ini juga sangat hemat”. Fajril menambahkan penjelasannya. Green leadership mempunyai slogan respect, care dan charismatic.

Respect berarti seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mau menghormati orang lain dan lingkungannya. Sementara care merupakan bentuk dari sifat kepedulian seorang pemimpin tidak hanya kepada manusia namun juga kepada alam. Sedangkan charismatic adalah bagaimana seorang pemimpin mampu memberikan image yang baik dala kepeimpinannya. Dilla Siska Putri, koordinator acara green leadership menyepakati pernyataan Fajril. Bahwa saat ini, Indonesia membutuhkan pemimpin yang peduli terhadap lingkungan, dan tidak hanya berkonsentari terhadap permalahan politik dan bisnis saja. “Simpelnya, melalui kegiatan green leadership ini, kami ingin menumbuhkan sifat serta mental seorang pemimpin yang peduli terhadap kehidupan biotik dan abiotik,” ucap Dilla menimpali.

Pada puncak kegiatan green leadership tersebut, peserta akan dibagi menurut kelompok-kelompok tertentu. Kemudian setiap kelompok diwajibkan membuat sebuah produk dari barang-barang bekas yang telah disediakan panitia acara. Pembuatan produk layak pakai dari barang bekas tersebut dilakukan sesuai dengan konsep kepemimpinan, sebab semua kelompok diharuskan mempunyai ketua dan wakil ketua. Yang kemudian akan mengkoordinir teman-temannya dalam membuat barang tertentu.

Namun pembuatan barang dari peralatan bekas tersebut mempunyai proses wajib yang harus dilakukan oleh para kelompok. Diantaranya, setiap kelompok harus mempunyai perencanaan matang dan tertulis, sebagai bahan rujukan bagi juri acara untuk menilai kelompok mana yang terbaik. Kemudian dilanjutkan dengan tahap pembuatan barang. Di bagian akhir setiap kelompok melalui juru bicara mereka yang dipilih secara acak dari anggota kelopok lainnya, diberi kesempatan mempresentasikan barang yang telah dibuatnya. Menjelaskan manfaat barang tersebut dan seberapa jauh barang yang telah di recycle itu mampu menjadi jalan sederhana untuk menyelamatkan bumi dan lingkungan sehingga manusia terhindar dari berbagai permasalahan lingkungan.

Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari semua pihak yang terkait dengan jurusan Hubungan Internasional. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Efragil Samosir, Mayor Komahi. Bahwa green leadership bukan hanya sebagai pelatihan kepemimpinan biasa namun juga memberikan pesan moral kepada Mahasiswa Hubungan Internasional bahwa pemimpin yang berwawasan lingkungan saat ini, akan mampu menjaga alam disamping juga menjaga masyarakatnya.

“Bahkan untuk membuang sampah pada tempatnya, dibutuhkan jiwa kepemimpinan terhadap diri sendiri. Ini menunjukkan betapa seseorang perlu mendapat wawasan serta pendidikan tentang arti memimpin dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan, sehingga apa yang dilakukannya tidak merugikan siapapun apalagi lingkungannya,” Efragil mengakhiri penjelasannya.(Ivit Sutya – GSJ dari Pekanbaru)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Green Student Journalists | Bloggerized by Lasantha - Tebarkan virus cinta lingkungan | student_lovers_enviroment, Riau Province