Foto: Dr. Syartinilia Wijaya
TIDAK banyak orang yang peduli dengan kehidupan Raptor (hewan pemangsa-red) namun berbeda dengan perempuan yang satu ini. Selasa (9/3) lalu, jauh-jauh ia datang dari Bogor untuk memberikan simulasi dan sosialisasi mengenai raptor di Balai besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pekanbaru.
Awalnya, perempuan kelahiran Riau 33 tahun yang lalu ini, hanya mempelajari studi tentang Ecology Landscape namun dalam perkembangan studinya ia malah lebih banyak mengikuti perkembangan raptor migran. Lalu pada tahun 2010 lalu, staf pengajar Institut Pertanian Bogor (IPB) ini mendapat tawaran konservasi elang dari Profesornya di Jepang yaitu, Prof. Hiroyoshi Higuchi.
Ahli Ecologycal Lansecap ini menamatkan S1 dan S2 nya di IPB, dan mendapatkan gelar doktoralnya di Universitas Tokyo pada tahun 2008 silam. Syartinilia sendiri khusus mengamati jalur migrasi raptor migrant asal negeri Sakura yaitu burung Oriental-Honey Buzzards (Pernis ptilorynchus) atau yang lebih dikenal dalam bahasa indonesia sebagai burung Sikep-Madu Asia.
“Riau merupakan salah satu daerah penting bagi raptor migrant sebagai Stop Over Area atau daerah peristirahatan burung migrant ketika melakukan perjalanan migrasi dari daerah asalnya,” ungkapnya.
Hal itulah yang membuatnya bersemangat untuk datang dan mensosialisasikan konservasi elang di Riau. “Burung Sikep-Madu Asia ini merupakan raptor migrant terbesar kedua di dunia,” lanjutnya. Syartinilia juga menambahkan bahwa makanan utama Sikep-Madu Asia ini adalah larva lebah madu.
Syartilia adalah Staf pengajar atau dosen di departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB). Bidang ekologi lanskap adalah bidang cabang ilmu dari ekologi. Bidang ilmu ekologi lanskap ini sangat berguna untuk menjaga kelestarian lingkungan dan dapat diaplikasikan bersama bidang ilmu lainnya.
Ibu dari satu anak yang bernama Azzahra Putri Wijaya ini, mengaku tertarik memilih jurusan ekologi lanskap karena kenyamanan manusia sebagai pengguna dan sekaligus penjaga kelestarian lingkungan harus seimbang. “ Oleh sebab itu, tugas seorang arsitek lanskap untuk merencana, mendesain dan mengelola agar lanskap yang ada itu lestari dan juga nyaman buat manusianya,” ujarnya wanita berjilbab ini.
Lia begitu panggilan akrabnya menamatkan pendidikan doktor (S3) di University of Tokyo dengan konsentrasi dibidang Sistem Informasi Geografis dan Pengideraan Jauh untuk aplikasi dibidang kehutanan.
Kecintaan Lia pada elang jawa dimulai ketika dirinya merasa tertantang untuk meneliti raptor ini, “sebab untuk informasi elang jawa di dunia internasional dilakukan oleh peneliti asing,” jelasnya. Penyuka traveling ini telah mengeluarkan artikel tentang elang jawa pada tahun 2008, di Jurnal Biological Conservation, terbitan Elsevier, volume 141, Issue 3, hal 756-769.
Usut punya usut, ternyata Lia merupakan alumni SMAN 8 Pekanbaru yang bisa kuliah di IPB melalui jalur undangan. Wanita yang mengidolakan orang tuanya Drs H Syariful Thamid dan Ibunya Hj Rosyari Bulan mendapatkan gelar Ph.D ketika berumur 29 tahun. “ Selain mereka (orang tua, red), suami saya tercinta Roni Wijaya M Sc, juga merupakan inspirasi buat saya,” ungkapnya. (diah/asrul-gsj/new)
0 komentar:
Posting Komentar