Minggu, 19 Juni 2011

Info Cagar Biosfer: Kaya Kayu Ramin

Kaya Kayu Ramin

WARNA-WARNI: GSK-BB tampak warna-warni dengan beragam keanekaragaman hayati yang disimpannya.

HUTAN rawa gambut memang menjadi primadona di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu (GSK-BB). Namun, sadarkah kita begitu banyaknya kekayaan keanekaragaman hayati yang terdapat di dalamnya. Sejauh ini, keanekaragaman hayati yang ada di cagar biosfer sudah menjadi aset yang patut kita banggakan sebagai masyarakat Riau.  Sebab, begitu banyak jenis tumbuhan dan pohon yang beraneka ragam yang tumbuh menghiasi lahan seluas 705.279 Ha tersebut. selain tumbuhan hewan-hewannya juga menjadi kebanggaan tersendiri.
Keanekaragaman Hayati Suaka Margasatwa Bukit Batu dari hasil survey LIPI menunjukan terdapat bermacam jenis pohon berkayu di areal inti seperti kempas (Koompasia malacensis), meranti batu (Shorea uliginosa), meranti bunga (Shorea teymanniana) punak (Tetrameristra glabra), durian burung (Durio carinatus), bintangur (Calophyllum soulatri) jika ingin mencoba tracking kita bisa melihat jenis tanaman yang masuk daftar red list IUCN yaitu ramin (Gonystilus bancanus ) protected, kantong semar (Nephentes spp).
Selain pohon-pohon besar yang menjulang tinggi, kita juga akan menjumpai kantung semar dan jamur yang banyak tumbuh di kawasan cagar biosfer. Suburnya tanaman di kawasan tersebut didukung oleh kondisi fisik alamnya yang tropis dan dekat dengan sumber air. Banyak sekali manfaat dari tanaman tersebut, diantaranya sebagai penyerap air di GSK-BB tersebut. Selain itu, pohon-pohon tersebut tentunya juga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan GSK-BB.
Jika kita hanya memandang sekilas keragamannya, fauna yang berada didalamnya juga menjadi aset alam yang sangat membanggakan bagi masyarakat Riau. ini juga menunjang kelangsungan hidup masyarakat yang bermukim di GSKBB. Selain memanfaatkan tanaman yang ada didalamnya, hewan yang berada di kawasan cagar biosfer juga merupakan sumber energi bagi mereka, karena ada beberapa hewan yang mereka jadikan sebagai konsumsi seperti labi-labi.
Selain itu, berbagai jenis ikan juga menjadi sumber pendapatan bagi mereka misalnya baung, kepar (Ballontia hasselti), tuakang, gabus, soindang, toman (Channa spp) dan sang perimadona yaitu ikan tapa (Wallago attu) karena nilai jual relatif mahal dan kelezatan dagingnya mengalahkan rasa ikan jenis lainya. Keanekaragaman hayati itulah yang membuat GSK-BB menjadi salah satu kawasan yang sangat dibanggakan Riau, sekaligus semakin dikenal oleh masyarakat dalam maupun luar negeri. (pia-gsj/new)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Green Student Journalists | Bloggerized by Lasantha - Tebarkan virus cinta lingkungan | student_lovers_enviroment, Riau Province