Kamis, 29 September 2011

Penanggulangan Sampah (Nana Tryana): Lakukan Sesuatu

Lakukan Sesuatu


DILARANG Membuang Sampah Sembarangan! Slogan ini tentunya sering kita dengar dimana-mana. Di rumah, di sekolah, maupun ditempat-tempat umum. Tetapi, masih juga banyak sampah yang menyelimuti alam kita. Dan, pertanyaan klise yang selalu kita dengungkan adalah, kenapa? Ya karena slogan tersebut hanya menjadi slogan yang sekedar dibaca, tapi tidak mampu menggugah seseorang untuk benar-benar menjaga lingkungan dari sampah.
Namun inspirasi untuk menjaga lingkungan bisa datang dari mana saja. Seperti halnya yang dilakukan oleh Green Student Journalist (GSJ)? Kumpulan generasi muda  yang peduli terhadap lingkungan.
Untuk menumbuhkan rasa mencintai lingkungan terutama menumbuhkan semangat tidak membuang sampah secara sembarangan maka anggota GSJ melakukan kunjungan ke tempat menanggulangan sampah, yaitu Dalang Collection. Di sana mereka menemukan arti menjaga lingkungan yang sesungguhnya, yaitu “lakukan sesuatu”.
 Jika boleh sedikit saya ingin bercerita tentang Dalang Collection. Tempat tersebut  merupakan sebuah home industry, sudah berdiri sejak akhir tahun 2007.  Seorang perempuan yang hebat, pendiri home industry ini, sudah menunjukkan bahwa mengolah sampah tidaklah sulit.
Bermula dari awal yang sederhana,  mengubah plastik bekas deterjen menjadi tas yang cantik. Tidak hanya itu, sedikitnya orang yang peduli terhadap penanggulangan sampah, membuat Ibu ini termotivasi untuk menghasilkan barang-barang yang menarik.
Selain mengurangi sampah yang membanjiri alam, ia juga membantu perekonomian masyarakat tidak mampu. Emang pemerintah saja yang punya wewenang untuk membantu rakyat miskin? Enggak kan!
Ada 30 orang pekerja di tempat ini. Ibu-ibu rumah tangga yang ingin menambah perekonomiannya juga direkrutnya. Para pekerja dilatih terlebih dahulu untuk mengolah barang. Selain menghasilkan barang yang menarik, kualitasnya pun juga dapat bersaing di pasaran.
Pengolahan sampah ini hanya diperuntukkan bagi sampah yang tidak bisa terurai secara cepat oleh tanah, seperti sampah plastik. Sampah-sampah ini nantinya akan disulap menjadi tas, dompet, sendal, tas laptop, baju, alas kaki, sarung tempat tisu, sarung galon minum, dan masih banyak lagi. Namun, tak jarang hasil olahannya hanya jadi pajangan, bukan  untuk dipakai. Inilah faktor yang melemahkan usaha daur ulang sampah plastik ini. Kurangnya masyarakat yang peduli, padahal sampah mereka sebagian besar telah diatasi untuk tidak mengotori lingkungan lagi.
Hal yang menakjudkan lainnya sampah-sampah ini dari 16 perumahan yang ada di Pekanbaru. Setiap bulannya mereka mendapatkan 250-350 kilogram sampah. Bagi yang ingin mengurangi penumpukan sampah, bisa mengirim sampahnya ke Dalang Collection. Atau teman-teman bisa melakukan sesuatu yang lain, yaitu dengan memakai dan menggunakan kreasi daur ulang dalang colection menjadi peralatan sehari-hari. Jika Sofya Seffen telah berjuang dengan caranya sendiri, maka saatnya kita melakukan hal yang terbaik juga untuk lingkungan dan alam di masa depan.
Seperti yang dikatakan Soekarno, “janganlah melihat apa yang diberikan negara kepadamu, tapi lihatlah apa yang telah kamu berikan kepada negara,”. Nah, untuk itu, lakukanlah sesuatu, terutama bagi kita generasi muda. Penulisan ini bukan hanya untuk menceritakan kepada para pembaca tentang bagaimana usaha yang telah dilakukan untuk menanggulangi sampah. Namun untuk menggambarkan bahwa usaha apapun yang kita lakukan dalam menjaga lingkungan, sekecil apapun itu, termasuk hanya dengan membeli atau memakai apa yang telah mereka buat, telah membantu alam dalam melawan sampah. Untuk itu, janganlah mengira sampah hanya memberikan noda di alam. Tetapi ia, juga bermanfaat. ***

Kiriman:
Nana Tryana
Siswi SMAN 3 Pekanbaru

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Green Student Journalists | Bloggerized by Lasantha - Tebarkan virus cinta lingkungan | student_lovers_enviroment, Riau Province