Selasa, 11 Agustus 2009

Perjalanan Mencari Setumpuk Sampah Cantik

Pernahkah kita menghitung sudah berapa banyak sampah yang kita buang dalam sehari? Setahun? Jadi, bisa kita bayangkan dengan lajunya pertambahan penduduk, sampahnya juga akan bertambah menumpuk. Dan mungkin juga kota kita dapat ditimbun oleh sampah-sampah yang kita buang. Permasalahan sampah bukan hanya berdampak pada persoalan lingkungan saja, tetapi juga telah menimbulkan kerawanan sosial dan bencana kemanusiaan. Berbagai kasus telah dialami oleh Indonesia seperti, banjir yang disebabkan oleh aliran sungai tersumbat oleh sampah dan juga sampah dapat mengakibatkan pencemaran air. Ternyata sampah bukan masalah yang sepelekan? Lalu bagaimana kita menanggapi nya masalah sampah ini?

Dalam kegiatan Green Student Jurnalists, Ahad (7/6) yang lalu di Gedung Riau Pos, para peserta dari junior Student Jurnalis (SJ) dan senior Cowok Cewek Masa Depan ( CCMD) mengunjungi sebuah kerajinan daur ulang sampah plastik di daerah Kulim Atas. Ini merupakan kegiatan terakhir dari acara yang bertemakan “Save The Earth. Your Planet Needs You” , setelah menonton Film tentang perubahan iklim dan mendengarkan pengarahan dari Fadrizal Labay, Nazaruddin dan Yuyu Arlan tentang program sekolah Adiwiyata dan Cagar Biosfer Giam Siak kecil – Bukit Batu.

Dalam kunjungan kali ini, rombongan yang dibimbing oleh Andi Noviriyanti tiba di rumah yang beralamatkan Jalan Gajah Ujung, kulim. Di depan rumah tersebut terpajang papan nama yang bertuliskan “ kerajinan Daur Ulang Sampah Plastik Dalang Collection’’. Tuan rumah, Soffia Seffen pun menyambut kedatangan para rombongan dengan ramah. Di bawah panas terik matahari Soffia Seffen dengan semangat menjawab pertanyaan yang diajukan para peserta kepada nya.

‘’Alhamdulillah usaha daur ulang sampah plastik ini telah berjalan selama 2 tahun lebih,’’ ungkapnya.

Memang waktu yang sangat belia bagi usahanya. berbagai cobaan pun banyak menghampirinya, misalnya susah dapat sampah plastik yang dicari, pekerja, dan kurang lakunya hasil daur ulang sampah plastik ini di tengah masyarakat.

‘’Tapi dengan adanya usaha ini, pencemaran tanah oleh plastik yang sulit diuraikan pengurai akan berkurang, dan bisa meningkatkan taraf hidup para pemulung,’’ harap Sofia di depan seluruh Green Student jurnalists.

Soffia Seffen dan para pekerjanya mengubah dari sampah plastik kotor yang berasal dari TPA Muara Fajar menjadi suatu yang berguna dan tahan lama. Misalnya tas, celemek, map, dan banyak lagi hasil karya dari Dalang Collection nya. Dan di sana juga kita hanya melihat sampah-sampah yang cantik tidak seperti yang kita pikirkan sebelumnya tentang sampah.

Mungkin pemerintah Pekanbaru khususnya, telah berupaya keras untuk menanggulangi masalah sampah di tanah melayu ini. Dengan menyediakan beberapa hektare tanah sebagai Tempat Pembuangan Akhir ( TPA) yang biasanya sampah dari perumahan-perumahan atau dari perkantoran akan dibuang di sini. Tapi hal ini tidak dapat menyelesaikan masalah sampah. TPA umumnya bisa menampung sampah dalam keadaan hanya selama jangka waktu beberapa tahun saja. Biasanya tumpukan sampah dapat mengundang lalat, tikus, pertumbuhan organisme-organisme yang membahayakan, mencemari udara, tanah dan air. Kita tidak bisa mengantungkan masalah sampah kepada TPA.

Banyak sekali cara-cara kreatif dan inovatif yang bisa kita lakukan seperti yang di lakukan oleh Soffia Seffen. seperti Replace ( mengganti barang ramah Lingkungan), Reduce (kurangi sampah), Reuse (gunakan sisa sampah yang masih bisa di pakai), Recycle (daur Ulang sampah). Perjalanan ini pun di akhiri dengan makan siang bersama di ruang utama Gedung Riau Pos. Dan mungkin setelah acara ini diharapkan lahirnya Soffia Seffen yang lainnya.( Maya-GSJ/MAYA DAHLENA, MAN 2 MODEL PEKANBARU)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Green Student Journalists | Bloggerized by Lasantha - Tebarkan virus cinta lingkungan | student_lovers_enviroment, Riau Province