Kamis, 26 Agustus 2010

Yuk Reuse Air Hujan!

Cuaca makin hari makin tidak bisa diprediksi. Bulan Agustus ini contohnya, curah hujan selalu tinggi. Hampir tiap hari hujan mengguyur bumi, dan kebanyakan air hujan tersebut menggenangi teras rumah atau halaman, sebagian juga langsung mengalir menuju selokan, sungai atau tempat pembuangan. So, seandainya saja air hujan tersebut dapat kita manfaatkan. Tentu kita akan lebih meminimalisir penggunaan air kran yang diambil dari perut bumi. Setidaknya kita bisa sedikit menyimpan air bersih yang berasal dari perut bumi sehingga dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan lain.

Air hujan merupakan air bersih, dan steril karena meskipun berasal dari penyerapan air sungai, laut bahkan semua air yang ada di bumi, ada proses filterisasi sebelum uap tersebut menjadi awan hitam tebal yang akan berubah menjadi rintik-rintik hujan dan jatuh lagi ke bumi.


Jadi, mulai sekarang tidak ada salahnya kalau kita memulai reuse air hujan. Reuse air hujan bisa dilakukan dengan cara, pertama, dengan memakai sumur resapan atau lubang biopori sehingga air hujan tersebut dapat langsung meresap ke dalam tanah dan menjadi tabungan air untuk persediaan beberapa waktu ke depan.
Kedua, dengan menampung air hujan di tempat khusus yang tertutup rapat sehingga air yang ditampung tersebut dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari, seperti menyiram tanaman, mencuci mobil, memandikan binatang peliharaan dan keperluan-keperluan kecil lainnya.

Untuk alternatif yang pertama, air hujannya tidak dapat langsung dipakai, tetapi untuk alternatif yang kedua air hujan yang ditampung dapat langsung digunakan. Mau pilih yang mana?

Jika memilih alternatif kedua maka kita harus membuat saluran khusus talang. Sepuluh persen dari luas atap. Nah, supaya awet, talang tersebut bisa saja terbuat dari plastik namun dudukannya dibuat dengan besi atau dibuat dari seng yang dicat. Bisa juga dibuat langsung dari seng, namun harus diingat seng mudah berkarat, apalagi hujan di Pekanbaru cenderung agak asam. So, diperlukan perawatan yang intensif untuk menjaga talang seng tersebut.

Wadah yang digunakan untuk menampung air bisa terbuat dari dinding bata, reservoir (wadah khusus untuk air hujan) atau menggunakan drum. Tapi yang harus diingat setiap wadah tersebut harus memiliki tutup yang rapat sehingga tidak memungkinkan untuk bertelur nyamuk.

Selain itu tempat penampungan harus memiliki pintu atau kran untuk menguras air dan jika tidak menggunakan pompa maka wadah penampungan harus memiliki pintu atau kran untuk pengambilan air. Wadah air tersebut harus selalu dicek minimal enam bulan sekali dan selalu pastikan tertutup rapat. Dengan memanfaatkan air hujan kita bisa memulai menghemat air untuk kemudian diwariskan kepada anak cucu kita. Satu langkah kecil tapi akan menimbulkan dampak yang besar bagi kelestarian bumi kita.(Informasi dan tips ini merupakan intisari diskusi Rul GSJ bersama Dedi Ariandi, Praktisi Arsitek di Pekanbaru)



0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Green Student Journalists | Bloggerized by Lasantha - Tebarkan virus cinta lingkungan | student_lovers_enviroment, Riau Province