Siang tepat pada hari sabtu tanggal 20 November 2010 langit seakan terlihat murung dengan sesekali menjatuhkan tangisnya ke bumi, Aku ( penulis ) tetap mengarungi jalan raya denan perlahan hingga akhirnya tepat pada pukul 02.00 WIB aku sampai di markas besar ku sebagai duta lingkungan provinsi Riau yaitu Riau Pos. Media informasi yang selalu mengutamakan kualitas dan kuantitas bacaan bukan hanya hiburan dan tampilan semata.
Kulihat disana telah ramai para sahabat Green student (kumpulan kaula muda yang peduli terhadap lingkungan) yang sedang asik bercengkrama satu dengan yang lain. Kami berkumpul di markas besar karena ingin membicarakan acara yang akan kami ikuti esok harinya yaitu hiking di Rumbai Forest Nature Park atau disebut juga Hutan Alam Rumbai (HAR) yang berada di dalam kawasan PT. Caltex Pacific Indonesia(Perusahaan eksplorasi minyak yang beroperasi di Riau), area ini merupakan bentang alam tropika yang unik, karena merupakan ekosistem alami, di dalam lingkungan hidup perkotaan.
Sungguh hal yang sangat aku nanti-nantikan dapat melihat sisi hijau nan asri di hamparan kota bertuah ini, dan mengamati secara langsung hutan alam Riau. Tepat pada pukul 14.15 rapat dimulai dengan pembahasan mengenai observasi kami di HAR, Setelah mendengar penjelasan yang diberikan oleh panitia, Aku semakin tertarik untuk mengikuti acara tersebut, rasanya tidak sabar untuk langsung masuk ke HAR dan melihat keindahan alam disana.
Gelap masih menyelimuti kota bertuah, dalam peraduan aku terhenyak bangun dikarenakan sebuah kebisingan yang memang setiap hari ku dengar, tubuh dengan mata setengah terpejam ini kemudian melintasi lorong rumah sederhana dan membasahi muka yang masih setengah tak bernyawa. Setelah semua terasa sudah benar-benar nyata aku pun bergegas mempersiapkan diri untuk menantang hari, tepat pada pukul 06.00 WIB aku telah menyapa pagi dari bilik rumah dan langsung bergegas dengan sebuah harapan mendapat ilmu dan sebuah kenyataan alam yang menyambutku nanti masih dengan senyuman. Diperjalan kurasakan kesejukan pagi yang tak terganti hingga membuatku lalai akan waktu yang berlari, wara-wiri jalan menghampiri dan memberikanku sapaan lembut “ selamat pagi “.
Tepat pukul 06.20 WIB aku telah sampai di sebuah bangunan kokoh yang didalamnya telah terlihat lambaian dari para sahabat Green student, aku mengambil langkah mendekati mereka dan bersiap menuju Paru-paru kota bertuah yakni Rumbai Forest nature Park. Rombongan telah siap berangkat namun seperti biasanya sebelum memulai agresi jangan sampai melupakan sesi dokumentasi atau bernarsis ria.
Memerukan waktu sekitar 20 menit untuk sampai di Rumbai Forest Natue Park, sesampainya disana kami disambut hangat oleh para panitia H2C yang berasal dari Chevron dan juga Sahabat Green student yang berasal dari luar kota Pekanbaru di Multifunction Building Kompleks PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) Rumbai, karena mereka di fasilitasi penginapan demi menjaga keselamatan para peserta. Pagi itu kami diberi sarapan pagi guna menjaga stamina untuk menelusuri Rumbai Fores Nature Park, setelah selesai menyantap sarapan pagi acara dimulai dengan kata sambutan oleh Ibu Andi Novirianti selaku Pembina dari Green Student.
Setelah dibuka secara resmi oleh Bpk. Hanafi kadir selanjutnya diberikan penjelasan seputar misi Chevron dalam orientasi kepedulian terhadap lingkungan. Kemudian sesi itu ditutup dengan Tanya jawab seputar Rumbai Forest Nature Park. Dan akhirnya tiba saat untuk menjelajahi secara langsung Rumbai Fores Nature Park , setelah sekian lama menanti aku dan rombongan akhirnya terjun menuju Rumbai Fores Nature Park dan disana kami dibagi menjadi beberapa kelompok dengan alasan agar lebih mudah untuk dikordinir. Dan juga sebelum memasuki area Rumbai Fores Nature Park kami dilengkapi dengan topi guna menghindari ancaman binatang dari atas dan sarung tangan agar menghidari tangan dari duri atau sejenisnya.
Tepat pada pukul 10.15 kami memasuki hutan dan tiba-tiba rasa takut menghampiri namun semua tertepis ketika aku sadari bahwa aku telah berada didalam hutan yang di sekelilingku hanya ada pohon-pohon besar. yah maklum saja aku baru pertama kali menjejakkan kaki di hutan alami, suasana di dalam begitu asri dan memang benar membuat hati lega, dibalik melesatnya pertumbuhan infrastruktur Pekanbaru terdapat juga bagian klasik yang tak dapat dipandang sebelah mata yaitu Rumbai Forest Nature Park. Nature Park Rumbai atau hutan Chevron Rumbai merupakan paru-paru Kota Pekanbaru. Oksigen yang dihasilkan oleh hutan seluas 400 hektare itu sangat bermanfaat bagi masyarakat Kota Pekanbaru.
Di hutan ini terdapat sekitar 120 spesies kayu, di antaranya meranti, tembesu, kulim, jelutung, gaharu, pulai, marpuyan, sendok-sendok, pagar-pagar, tempunik, mahang tapak gajah, dan lain sebagainya. Dari 120 jenis itu, tambahnya, empat merupakan spesies yang dilindungi yakni tembesu, kulim, jelutung, dan gaharu. Pohon-pohon yang tumbuh alami dan terjaga tersebutlah yang menyuplai oksigen bersih bagi masyarakat Kota Pekanbaru. Perjalan dilakukan selama tiga jam. Sunggu ini perjalan yang panjang bagiku namun semua rasa lelah telah lenyap melihat hamparan hutan dari dalam, dan melihat keunikan HAR secara langsung.
Bayangkan jika semua perusahaan baik milik pemerintah maupun swasta peduli terhadap lingkungan seperti Chevron sudah barang tentu Pekanbaru bisa lebih sejuk dan asri serta ekologi lingkungan dapat terjaga dengan adanya wahana seperti Rumbai Forest nature Park. Kita butuh kontribusi nyata dari segala pihak untuk pelestarian lingkungan. It’s a great experience for me. Dan selanjutnya kami berharap semakin banyak orang yang sadar dan bebuat demi pelestarian lingkungan. Semua tidak dapat dipatokkan dengan sekelompok manusia, karena semua aspek harus bersama menyatukan visi membangun kota bertuah kembali asri. Dan kami menunggu kembali program Chevron dalam tema seperti ini.
Laporan Muhammad Fauzi Abdullah-GSA dari Universitas Riau
0 komentar:
Posting Komentar