Hijaunya Riau Selamatkan Dunia
PEMAPARAN MATERI: Ir Jonotoro M Si sedang memberikan pemaparan materi dalam lokakarya lingkungan
.
BERAWAL dari keprihatinan melihat kondisi lingkungan alam riau akibat berbagai kerusakan, Mapala Humendala Fakultas Ekonomi Universitas Riau mengadakan lokakarya lingkungan di hotel Drego, Sabtu (4/6). Kegiatan yang bertemakan Hijaunya Riau Selamatkan Dunia itu di selenggarakan berkat kerja sama dengan berbagai pihak. Diantaranya LSM, Perusahaan, BBKSDA Riau, dan Mapala-mapala yang ada di Pekanbaru.
Menurut ketua pelaksana, Elsa Safitri, kegiatan tersebut juga bertujuan untuk memperingati hari lingkungan hidup sedunia, sekaligus meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan.
“Selain itu, kami juga ingin menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk melestarikan lingkungan. Sehingga ketika Mapala dan LSM mencetuskan ide, perusahaan yang akan membiayai pelaksanaan ide tersebut,” ungkap Elsa
Selama ini Mapala sering kekurangan dana dalam pelaksanaan ide-ide pelestarian lingkungan. Dengan kerja sama atau MOU bersama berbagai pihak Elsa berharap usaha penyelamatan lingkungan akan terwujud seperti yang diharapkan.
Hutan Riau merupakan asset besar bagi dunia dalam hal penyumbangan oksigen. Seperti di tuturkan Ryzky saat ini hutan Riau sudah mengalami pengurangan yang sangat drastis.
“Selama ini alam masih bisa memenuhi kebutuhan manusia, namun tidak akan bisa memenuhi keserakahan manusia,” lanjutnya.
Kegiatan yang dilaksanakan satu hari tersebut menghadirkan Ir Jonotoro M Si dari Departemen Kehutanan yang memberikan pemaparan mengenai pemanasan global dan strategi mitigasi pada tingkat lokal. Dalam pemaparan nya Jonotoro juga menyeb utkan upaya-upaya mudah yang harus dilakukan untuk melakukan mitigasi. Diantaranya adalah, tidak merusak hutan, hemat penggunaan hasil hutan, dan menjadi bapak angkat pohon yang ditanam.
“Ketika menanam pohon, jangan hanya asal menanam. Tapi rawatlah dan berikan perhatian kepada tanaman itu,” tuturnya.
Peringatan Hari Lingkungan Hidup merupakan kegiatan yang perlu diperingati, selain sebagai sarana untuk mengapresiasikan kepedulian terhadap lingkungan, peringatan itu juga bisa merubah mindset masyarakat tentang lingkungan. Seperti diungkapkan oleh Fadil Nandila wakil koordinator Jikalahari, saat ini bukan hanya aktivis lingkungan saja yang dituntut untuk peduli terhadap lingkungan, tetapi semua pihak juga harus berkomitmen untuk memperhatikan lingkungan.
“Setiap tahun, kita punya generasi yang baru lahir, jadi pengetahuan tentang lingkungan harus ditransfer kepada generasi-generasi baru itu, sehingga ketika suatu hari nanti mereka menjadi orang besar atau orang yang bertugas sebagai pengambil keputusan maka mereka telah memiliki mindset yang kuat mengenai lingkungan,” papar Fadil. (asrul-gsj/new)
Menurut ketua pelaksana, Elsa Safitri, kegiatan tersebut juga bertujuan untuk memperingati hari lingkungan hidup sedunia, sekaligus meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan.
“Selain itu, kami juga ingin menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk melestarikan lingkungan. Sehingga ketika Mapala dan LSM mencetuskan ide, perusahaan yang akan membiayai pelaksanaan ide tersebut,” ungkap Elsa
Selama ini Mapala sering kekurangan dana dalam pelaksanaan ide-ide pelestarian lingkungan. Dengan kerja sama atau MOU bersama berbagai pihak Elsa berharap usaha penyelamatan lingkungan akan terwujud seperti yang diharapkan.
Hutan Riau merupakan asset besar bagi dunia dalam hal penyumbangan oksigen. Seperti di tuturkan Ryzky saat ini hutan Riau sudah mengalami pengurangan yang sangat drastis.
“Selama ini alam masih bisa memenuhi kebutuhan manusia, namun tidak akan bisa memenuhi keserakahan manusia,” lanjutnya.
Kegiatan yang dilaksanakan satu hari tersebut menghadirkan Ir Jonotoro M Si dari Departemen Kehutanan yang memberikan pemaparan mengenai pemanasan global dan strategi mitigasi pada tingkat lokal. Dalam pemaparan nya Jonotoro juga menyeb utkan upaya-upaya mudah yang harus dilakukan untuk melakukan mitigasi. Diantaranya adalah, tidak merusak hutan, hemat penggunaan hasil hutan, dan menjadi bapak angkat pohon yang ditanam.
“Ketika menanam pohon, jangan hanya asal menanam. Tapi rawatlah dan berikan perhatian kepada tanaman itu,” tuturnya.
Peringatan Hari Lingkungan Hidup merupakan kegiatan yang perlu diperingati, selain sebagai sarana untuk mengapresiasikan kepedulian terhadap lingkungan, peringatan itu juga bisa merubah mindset masyarakat tentang lingkungan. Seperti diungkapkan oleh Fadil Nandila wakil koordinator Jikalahari, saat ini bukan hanya aktivis lingkungan saja yang dituntut untuk peduli terhadap lingkungan, tetapi semua pihak juga harus berkomitmen untuk memperhatikan lingkungan.
“Setiap tahun, kita punya generasi yang baru lahir, jadi pengetahuan tentang lingkungan harus ditransfer kepada generasi-generasi baru itu, sehingga ketika suatu hari nanti mereka menjadi orang besar atau orang yang bertugas sebagai pengambil keputusan maka mereka telah memiliki mindset yang kuat mengenai lingkungan,” papar Fadil. (asrul-gsj/new)
0 komentar:
Posting Komentar