Senin, 18 Juli 2011

GSJ News: Beternak Lebah di Kebun Sawit

Beternak Lebah di Kebun Sawit

FOTO:TYA /GSJ
MANTEL :Agus Yogi Radin Pradipta, koordinator GSJ Pelalawan menunukkan mantel lebah kepada peserta penyuluhan peternakan lebah yang di taja mahasiswa Kukerta Unri di Mayangsari Pelalawan.

Sabtu (16/7) Green Student Journalists (GSJ) Pelalawan bekerjasama dengan Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) Universitas Riau Gelombang dua tahun 2011 menaja kegiatan beternak lebah diantara sawit. Kegiatan yang di peruntukkan bagi  masyarakat Desa Mayangsari, Kecamatan Pangkalan Lesung Kabupaten Pelalawan merupakan bagian dari pengembangan potensi daerah di kawasan ini. 
Menurut  Ketua kelompok Kukerta Universitas Riau yang berposko di Desa Mayangsari tersebut, Andri Saputra, kegiatan tersebut dilakukan dalam dua tahap. Pertama, memperkenalkan secara teori kepada peserta yang umumnya adalah guru-guru SDN 13 Mayangsari, tentang jenis-jenis lebah yang bisa dipelihara untuk di jadikan ternak. Kemudian peserta melakukan field trip ke lokasi rumah warga yang memiliki peternakan lebah, untuk melihat secara langsung mekanisme beternak lebah hingga menghasilkan madu.
Meskipun berada di tengah perkebunan sawit namun kondisi lingkungan di desa tersebut masih cukup asri untuk di jadikan kawasan peternakan lebah. Hal itu terbukti dengan peternakan lebah yang telah di miliki oleh warga Desa Mayangsari, Agus Yogi Radin Pradipta (16). Ia merupakan Alumni SMAN 1 Pangkalan Kerinci yang mengembangkan peternakan lebah kategori kecil (rumah tangga) di halaman rumahnya.
“Kondisi lingkungan di sini masih cukup asri, hal itu bagus untuk persedian nectar yang akan digunakan oleh lebah untuk menghasilkan madu,” terang Yogi, panggilan akrabnya, yang selama enam bulan pertama beternak lebah telah memanen 1,5 kilogram madu (tiga botol ukuran 250 mililiter).
Koordinator GSJ Pelalawan ini juga menjelaskan tentang jenis-jenis lebah yaitu Apis Cerana, Apis Florea, Apis Melifera, Apis Dorsata dan Trigona (lebah tanpa sengat) . Sementara jenis lebah yang bisa diternakan adalah Apis Cerana, Mellifera dan Trigona. 
Jenis ini merupakan lebah lokal yang mudah didapat (biasanya terdapat di rumah-rumah, goa, pohon kelapa, dan bunga-bunga di halaman rumah), mereka juga telah beradaptasi dengan suhu lokal. Sehingga mudah untuk dipancing dan dipelihara.
Cara memancingnyapun sangat mudah, tutur Yogi lagi, cukup dengan menggunakan glodok (batang kelapa dipotong menjadi dua kira-kira 50 cm dan isinya di buang) kemudian di asapkan di bara api hingga glodok berwarna hitam. Kemudian glodok yang sudah di potong tersebut disatukan kembali dengan memakai tali. Selanjutnya gantung glodok di pohon kelapa. 
Di sinilah proses menunggu harus dialami oleh para peternak lebah. Mereka harus menunggu selama kurang lebih dua sampai tiga bulan lebah datang sendiri ke glodok dan membuat sarang. Setelah sarang lebah terbentuk di glodok maka lebah siap untuk dipindahkan ke dalam stup (kotak lebah).
Selanjutnya peternak lebah tinggal melakukan perawatan. “Perawatan yang dilakukan cukup sederhana dan tidak memerlukan waktu khusus untuk memantaunya,” kata Mahasiswa Institut Pertanian Stiper Yogyakarta ini. (tya-gsj/new)

1 komentar:

Unknown mengatakan...

mas klo boleh tau ini hasil madu nya dijual nggak?
saya org riau juga kebetulan ada saudara juga tinggal dipangkalan lesung
kalau bisa saya ingin langsung melihat cara budidayanya
terima kasih

Posting Komentar

 
Design by Green Student Journalists | Bloggerized by Lasantha - Tebarkan virus cinta lingkungan | student_lovers_enviroment, Riau Province