Fashion Show Lingkungan dan Sistem 10 Jari
ADA yang lain dipagi hari dari SMK Negeri 2 Teluk Kuantan akhir bulan lalu, siswa-siswi mereka tidak menggunakan pakaian seragam yang biasanya mereka gunakan, melainkan menggunakan pakaian yang semuanya beraksesoriskan dedaunan. “SMK Negeri 2 Teluk Kuantan mengadakan acara fashion show bertemakan lingkungan ini untuk memperingati atas keberhasilannya SMK Negeri 2 Teluk Kuantan menjadi Juara 1 Lomba Lingkungan Perumahan Kabupaten. Kuantan Singingi 2011,” ungkap Eviorina, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan.
“Hal ini tidak lepas dari hasil program sistem 10 jari yang telah diterapkan di SMKN 2 Teluk Kuantan sejak 2 tahun lalu,” tambah wakasek yang sering disapa Perin ini.
Acara yang dimulai pada pukul 9.00 WIB ini cukup banyak pesertanya. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya siswa-siswi yang ikut antusias menjadi model-model yang tampil dengan aksesoris dedaunan mereka masing-masing. Tidak hanya murid perempuan saja yang meramaikan acara tersebut, murid laki-lakipun ikut meramaikan fashion show tersebut.
“Sementara itu keberhasilan SMK Negeri 2 Teluk Kuantan menjadi Juara 1 Lomba Lingkungan Perumahan Kabupaten Kuantan Singingi 2011 ini, selain sistem 10 jari tidak terlepas juga dari keberhasilan sekolah mengangkat seorang koordinator kebersihan lingkungan yang dipercayakan kepada salah seorang guru bernama Nurasmar,” ungkap Baharuddin salah seorang guru di SMKN 2 Teluk Kuantan.
Sistem 10 jari dimulai dari pagi hari, sebelum pukul 7.00 wib siswa-siswi harus sudah hadir di sekolah. Kemudian masing-masing kelas tersebut dibagi-bagi ke beberapa lokasi piket yang telah ditentukan dari luas sekolah yang mencapai dua hektare. Sementara itu siswa-siswi yang menjadi piket kelas dan ruang labor juga harus melaksanakan tugasnya masing-masing.
Setelah pukul 7.00 WIB, pekerjaan pada umumnya sudah selesai yang kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan ke kelas-kelas oleh pengurus osis, kelas atau lokasi lingkungan yang belum bersih maka akan dicatat dan disuruh untuk melanjutkan kerjanya atau diberi sanksi.
Selanjutnya pada saat sepuluh menit setelah bel pulang dibunyikan setiap siswa wajib mengutip sepuluh lembar sampah, dari lokasi yg telah ditetapkan kemudian dan petugas satpam menunggu dipintu gerbang dengan beberapa tempat sampah penampungan, jadi sampah yang dikutip dengan 10 jari itulah yang menjadi tiket untuk keluar di pintu gerbang. Bagi yg belum punya sampah ditangan minimal sepuluh lembar maka tidak bisa keluar untuk pulang.
“Hal ini ini kami lakukan karena sekolah kami sangat peduli terhadap lingkungan, apalagi lingkungan yang ada saat ini cukup memperhatikan. Kami juga ingin menghasilkan generasi yang sadar akan lingkungan, terutama lingkungan disekitarnya,” ucap Dayriyun salah seorang guru .(teguh-gsj/new)
0 komentar:
Posting Komentar