Minggu, 03 Juli 2011

Konservasi Air (Adi Thio Anugrah): Cara Sederhana Jaga Air

Cara Sederhana Jaga Air


Bukan lautan hanya
kolam susu
Kail dan jala cukup
menghidupimu
Tiada badai tiada
topan kau temui
Ikan dan udang
menghampiri dirimu..

(kolam susu, Koes Plus)

Siapa yang tak kenal dengan lirik lagu di atas, lagu yang menggambarkan berkelimpahannya  Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia. Mungkin saat ini perlu dipertanyakan kembali apa yang ada di lirik tersebut, khususnya tentang dunia bahari atau ketersediaan air bersih dinegara ini yang kian hari kian memperihatinkan. Setiap hari orang memerlukan air sebagai kebutuhan minum, masak, mencuci, dan kebutuhan lainya sekitar 2600 liter/kapita/hari atau setara dengan 950 m3/kapita/hari. Memang ketersediaan air permukaan (terutama dari sungai) di Indonesia mencapai angka rata-rata 15.500 m3/kapita/tahun. Tetapi ketersediaannya sangat bervariasi tergantung tempat dan waktu.
Entah akan seperti apa jadinya  dunia ini jika tak ada  upaya untuk pelestarian air atau yang disebut dengan konservasi air. Jika kita tidak ada kesadaran bahwa air yang sekarang kita nikmati adalah hasil sebuah proses bertahun-tahun lalu. Tersimpan di hulu sungai, hutan, pada tumpukan humus yang disebut serasah (tumpukan humus yang terbentuk dari dedaunan yang membusuk). Semakin tebal serasah semakin besar kemampuannya untuk menahan dan menyimpan air hujan sehingga akan semakin besar pula air yang mengalir ke mata air dan sungai.
Tapi cobalah kita lihat kondisi sungai-sungai yang ada saat ini. Misalnya  di daerah Riau sendiri, sudah sangat sulit menemukan sungai yang berair jernih, bening dengan kekayaan alam yang ada didalamnya. Semua ini disebabkan oleh eksplotasi hutan yang berlebihan oleh sebagian pihak yang menganggap hutan sebagai penghasil kayu. Mereka tidak peduli kalau pepohonan dihutan juga merupakan salah satu sumber air.
Selain pengeksplotasi hutan yang hanya mengejar target pendapatan tanpa memperdulikan dampaknya terhadap ketersediaan air pada masa mendatang. Krisis air bersih khususnya air sungai juga disebabkan oleh  penambangan emas illegal di anak sungai kecil yang alirannya ke induk sungai. Melihat kondisi yang seperti ini boleh jadi apa yang diramalkan mantan Sekjen PBB Kofi Annan bisa jadi kenyataan yakni bahwa perang selanjutnya bukan untuk memperebutkan minyak, tapi air.
    Sejatinya jika ingin menjaga sumber air yang kita miliki dan memastikan ketersediaan air untuk masa depan kita harus bertindak secara aktif melakukan rehabilitasi hutan dengan mempertahankan fungsi Daerah Aliran Sungai (DAS). Serta melakukan konservasi sumber daya yang sangat berharga tersebut.
    Kita harus menanamkan perilaku konservasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dengan cara-cara sederhana yang hampir setiap saat kita lakukan. Sehingga bisa menjadi suatu kebisaan yang baik dalam langkah pelastarian air.  Untuk menuju pada perilaku tersebut, berikut ini beberapa petunjuk praktis yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari kita. Pertama, ketika minum ambil air secukupnya, ketika tidak habis tutup gelasnya, sehingga masih bisa diminum nanti. Kedua, tutup keran selama menggosok gigi. Ketiga, isi bak cuci piring dengan air untuk membilas perangkat makan dan minum sebelum meletakannya di dalam bak cuci, daripada membilasnya dibawah air yang mengalir. Keempat, jalankan mesin cuci ketika sudah terpenuhi pakaian. Kelima, memperbaiki keran dan pipa yang bocor. Setitik air yang terbuang tiap detiknya menyebabkan berkurangnya air sebanyak 2.400 galon (9.000 liter) per tahunnya. Keenam, gunakan sapu untuk membersihkan jalan atau lantai garasi, jangan menggunakan air. Ketujuh, cucilah kendaraan  dengan menggunakan tempat air (ember) atau tutuplah keran atau ujung selang selama membasuh kendaraan dengan sabun. So, mari mulai dari hal yang kecil, dari diri sendiri, dan mulailah sekarang!.***

Kiriman:
Adi Thio Anugrah
Mahasiswa Universitas Ibn Khaldun Bogor Fakultas Keguruaan Ilmu Pendidikan,
Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Green Student Journalists | Bloggerized by Lasantha - Tebarkan virus cinta lingkungan | student_lovers_enviroment, Riau Province