Pupuk dari Limbah Sawit
CF1/Said Mufti/Riau Pos
PUPUK : Dua pekerja menampatkan hasil pengolahan janjangan dan solid yang sudah dijadikan pupuk organik, untuk pertumbuhan sawit di PT Inti Sawit Subur Asian Agri.
PUPUK : Dua pekerja menampatkan hasil pengolahan janjangan dan solid yang sudah dijadikan pupuk organik, untuk pertumbuhan sawit di PT Inti Sawit Subur Asian Agri.
Pengelolaan limbah sawit ramah lingkungan menjadi trend bagi perusahaan perkebunan sekarang. Janjangan kosong dan solid mempunyai nilai strategis untuk dikelola menjadi pupuk kompos.
Laporan Mashuri Kurniawan, Pangkalankerinci
Laporan Mashuri Kurniawan, Pangkalankerinci
mashurikurniawan@riaupos.co.id
Pembuatannya juga sangat mudah. Limbah sawit terdiri dari kulit serat luar, kulit biji yang keras, dan sisa ampas biji,dipisahkan dari janjangan kosong. Pengelolaannya mempergunaan mesin tepat guna pemisah buah.
Pada prosesnya, tandan buah segar dimasukan ke dalam mesin untuk merebus. Setelah direbus, secara otomatis buah, tandan, biji, dan janjang terpisahkan. Kemudian, janjangan yang masih mengikat buah dimasukan kedalam mesin penghentakan buah.
Setelah terpisah, barulah janjangan dibawa dan dikumpulkan menjadi satu. Janjangan yang sudah diolah tersebut dibawa areal perkebunan. Cara peletakannya, janjangan dicampur menjadi satu diletakan diantara pohon sawit yang sudah tertanam.
Pemandangan itu terlihat ketika Riau Pos mengunjungi pabrik pengolahan sawit, di PMKS 1 PT Inti Sawit Subur Asian Agri, akhir pekan lalu, di Pangkalankerinci. Pada kunjungan itu Riau Pos ditemani Manajer PT Inti Sawit Subur Asian Agri, di Kabupaten Pelalawan, Faisal dan Manajer Pabrik James Sembiring.
Faisal mengatakan, penggunaan pupuk dan bahan kimia sebagai faktor produksi mulai dikurangi untuk kemudian digantikan oleh pupuk organik, pupuk hayati, dan pestisida nabati. Pupuk organik dapat berupa kompos alam atau buatan, pupuk hijau.
Pupuk hayati merupakan kultur mikroorganisme yang sudah teruji mempunyai peran istimewa dalam meningkatkan kesuburan tanah. Janjangan kosong, sambungnya, merupakan usaha untuk membangun suatu perkebunan kelapa sawit ramah lingkungan.
‘’Pencemaran lingkungan sebagai dampak sistem pertanian intensif akibat penggunaan bahan kimia yang merupakan faktor produksi. Maka itu kami mempergunakan pupuk alami dari janjangan dan solid. Untu mendapatkan hasil produksi pertanian dan perkebunan yang ramah lingkungan,” ungkapnya kepada Riau Pos.
Menurut dia, sudah saatnya perusahaan perkebunan bergerak ke arah pembangunan perkebunan kelapa sawit organik ramah lingkungan. Langkah tersebut merupakan upaya untuk mengurangi dampak negatif demi mewujudkan industri berwawasan lingkungan.
‘’Pemanfaatan limbah dari PKS adalah pemanfaatan limbah sebagai pupuk, yang dikenal dengan istilah Palm Oil Mill Effluent (POME). Sedangkan limbah padat dapat berupa janjangan kosong dan solid basah,’’ ujarnya.
Lagi pula, kata dia, pertimbangan terhadap pencemaran yang ditimbulkan dari industri kelapa sawit dan potensi bahan organik yang terkandung dalam limbah kelapa sawit sudah jelas, yakni menuntut suatu perkebunan kelapa sawit untuk mengelola limbahnya.
Sawit premium merupakan produk dari sistim perkebunan lelapa sawit organik yang belum banyak disorot, namun lanjutnya, banyak orang luar negeri yang mengetahui apa yang sudah dilaksanaan perusahaan PT Inti Sawit Subur Asian Agri dalam pengelolaan limbah sawit menjadi pupuk. Manajer Pabrik Pt Inti Sawit Subur Asian Agri, James Sembiring menjelasan, proses pengolahan tandan buah segar (TBS) sawit dilakukan secara baik oleh perusahaan. Pemisahan buah, janjangan dan solid diolah sedemikian rupa untuk menjadi pupuk organik.
‘’Dengan memiliki unsur urea dan vitamin pensubur tanah serta menghasilan buah sawit yang segar. Kita tida ingin limbah sawit menjadi penyebab terhadap kerusakan lingkungan. Maka itu, pengolahannya dilakukan dengan baik,’’ ungkapnya
‘’Satu peluang bagi kita bahwa belum banyak perkebunan kelapa sawit yang membudidayakan secara organik, meskipun sebenarnya mungkin mereka sudah mulai berfikir, meneliti atau bahkan sudah mengembangkannya meskipun belum terekspos secara luas,’’ sambungnya.
Persoalan limbah sawit memang menjadi catatan perusahaan untuk bisa mengubahnya agar bisa dimanfaatkan dan ramah terhadap lingkungan. ‘’Kepada mitra perusahaan juga sudah di informasikan pemanfaatan limbah sawit ini agar mempergunaan pupuk organik yang memang ramah lingkungan,’’ pungkasnya. ***
Pembuatannya juga sangat mudah. Limbah sawit terdiri dari kulit serat luar, kulit biji yang keras, dan sisa ampas biji,dipisahkan dari janjangan kosong. Pengelolaannya mempergunaan mesin tepat guna pemisah buah.
Pada prosesnya, tandan buah segar dimasukan ke dalam mesin untuk merebus. Setelah direbus, secara otomatis buah, tandan, biji, dan janjang terpisahkan. Kemudian, janjangan yang masih mengikat buah dimasukan kedalam mesin penghentakan buah.
Setelah terpisah, barulah janjangan dibawa dan dikumpulkan menjadi satu. Janjangan yang sudah diolah tersebut dibawa areal perkebunan. Cara peletakannya, janjangan dicampur menjadi satu diletakan diantara pohon sawit yang sudah tertanam.
Pemandangan itu terlihat ketika Riau Pos mengunjungi pabrik pengolahan sawit, di PMKS 1 PT Inti Sawit Subur Asian Agri, akhir pekan lalu, di Pangkalankerinci. Pada kunjungan itu Riau Pos ditemani Manajer PT Inti Sawit Subur Asian Agri, di Kabupaten Pelalawan, Faisal dan Manajer Pabrik James Sembiring.
Faisal mengatakan, penggunaan pupuk dan bahan kimia sebagai faktor produksi mulai dikurangi untuk kemudian digantikan oleh pupuk organik, pupuk hayati, dan pestisida nabati. Pupuk organik dapat berupa kompos alam atau buatan, pupuk hijau.
Pupuk hayati merupakan kultur mikroorganisme yang sudah teruji mempunyai peran istimewa dalam meningkatkan kesuburan tanah. Janjangan kosong, sambungnya, merupakan usaha untuk membangun suatu perkebunan kelapa sawit ramah lingkungan.
‘’Pencemaran lingkungan sebagai dampak sistem pertanian intensif akibat penggunaan bahan kimia yang merupakan faktor produksi. Maka itu kami mempergunakan pupuk alami dari janjangan dan solid. Untu mendapatkan hasil produksi pertanian dan perkebunan yang ramah lingkungan,” ungkapnya kepada Riau Pos.
Menurut dia, sudah saatnya perusahaan perkebunan bergerak ke arah pembangunan perkebunan kelapa sawit organik ramah lingkungan. Langkah tersebut merupakan upaya untuk mengurangi dampak negatif demi mewujudkan industri berwawasan lingkungan.
‘’Pemanfaatan limbah dari PKS adalah pemanfaatan limbah sebagai pupuk, yang dikenal dengan istilah Palm Oil Mill Effluent (POME). Sedangkan limbah padat dapat berupa janjangan kosong dan solid basah,’’ ujarnya.
Lagi pula, kata dia, pertimbangan terhadap pencemaran yang ditimbulkan dari industri kelapa sawit dan potensi bahan organik yang terkandung dalam limbah kelapa sawit sudah jelas, yakni menuntut suatu perkebunan kelapa sawit untuk mengelola limbahnya.
Sawit premium merupakan produk dari sistim perkebunan lelapa sawit organik yang belum banyak disorot, namun lanjutnya, banyak orang luar negeri yang mengetahui apa yang sudah dilaksanaan perusahaan PT Inti Sawit Subur Asian Agri dalam pengelolaan limbah sawit menjadi pupuk. Manajer Pabrik Pt Inti Sawit Subur Asian Agri, James Sembiring menjelasan, proses pengolahan tandan buah segar (TBS) sawit dilakukan secara baik oleh perusahaan. Pemisahan buah, janjangan dan solid diolah sedemikian rupa untuk menjadi pupuk organik.
‘’Dengan memiliki unsur urea dan vitamin pensubur tanah serta menghasilan buah sawit yang segar. Kita tida ingin limbah sawit menjadi penyebab terhadap kerusakan lingkungan. Maka itu, pengolahannya dilakukan dengan baik,’’ ungkapnya
‘’Satu peluang bagi kita bahwa belum banyak perkebunan kelapa sawit yang membudidayakan secara organik, meskipun sebenarnya mungkin mereka sudah mulai berfikir, meneliti atau bahkan sudah mengembangkannya meskipun belum terekspos secara luas,’’ sambungnya.
Persoalan limbah sawit memang menjadi catatan perusahaan untuk bisa mengubahnya agar bisa dimanfaatkan dan ramah terhadap lingkungan. ‘’Kepada mitra perusahaan juga sudah di informasikan pemanfaatan limbah sawit ini agar mempergunaan pupuk organik yang memang ramah lingkungan,’’ pungkasnya. ***
0 komentar:
Posting Komentar