Senin, 21 November 2011

Cara Gaul Jaga Lingkungan: (Zulkarman): Perspektif Baru Menjaga Lingkungan

Perspektif Baru Menjaga Lingkungan



Semakin mencuatnya isu pemanasan global yang diiringi dengan berbagai statement turunannya menjadi indikasi kuat bahwa masa depan dunia ini berada pada perspektif manusia itu sendiri terhadap lingkungannya. Pernyataan tersebut merefleksikan kita masih memiliki pandangan bahwa lingkungan dan sumber daya alam yang ada merupakan objek ekploitasi manusia.

Realita memberikan bukti yang nyata kepada kita bahwa perkembangan teknologi yang diiringi oleh perkembangan industri tidak mampu menambah daya dukung lingkungan dan sumber daya alam yang ada, melainkan terjadi ekploitasi yang berlebihan karena perkembangan teknologi dan industri tersebut membentuk pola hidup baru pada manusia yaitu pola hidup yang instan, “membeli kemudian membuang atau memakai kemudian membuang”. Dan pola hidup ini menyebabkan manusia tidak lagi menggunakan barang atau jasa alam sekedar kebutuhannya, tapi sudah berlomba-lomba dalam menaklukkannya, sehingga sumber daya alam dan lingkungan semakin terkuras, menipis dan habis akibat ekploitasi yang berlebihan.

Satu hal yang urgen, penting serta substansial yang harus kita lakukan untuk menyelamatkan alam serta lingkungan yang semakin menipis dan habis ini adalah membangun perspektif baru manusia itu sendiri terhadap lingkungan dan sumber daya alam yang ada di bumi ini. Sehingga perspektif lama yang menganggap bahwa alam sebagai objek ekploitasi dan penaklukkan harus digantikan oleh perspektif baru bahwa antara kita dengan alam saling bergantung dalam ekosistem. Manusia harus mengakui bahwa walaupun temuan-temuan manusia memperluas keterbatasan kapasitas, namun hukum ekologi tidak dapat dicabut, dalam artian pada kondisi-kondisi tertentu alam memiliki perannya sendiri dan kita masih bergantung padanya.

Setelah kita mulai berhasil merubah perspektif manusia itu sendiri terhadap lingkungannya, kita perlu memasukkan beberapa variabel dan treatment untuk dapat merealisasikan perspektif tersebut ke dalam sebuah aksi yang nyata. Kita harus sepenuhnya menyadari dalam proses ini, kita mesti menyesuaikan dengan kecendrungan perilaku dan sifat manusia secara psikologis. Seperti kecenderungan manusia pada hal-hal baru dan kecenderungan manusia kepada modernisasi, trendy dan up-to date.

Treatment dan variabel yang sejalan dengan kecenderungan inilah yang mesti kita terapkan agar bisa menggiring mereka ke arah peduli lingkungan. Sebagai contoh sederhana dari penjabaran di atas adalah upaya penerapan proses daur ulang bahan-bahan bekas dengan menyulapnya menjadi barang yang berharga, modern dan trendy. Sehingga akan banyak orang yang akan menyukai dan ingin memilikinya dan pada beberapa pribadi lain akan mengikuti langkah tersebut sehingga ekploitasi sumber daya alam masih bisa dikurangi. Contoh lain yang sudah mulai berhasil adalah upaya penerapan green building serta 3R (reduse, reuse dan recycle) pada pembangunan gedung. Karena cara ini sudah dianggap sebagai caranya orang-orang modern dalam membangun gedung dan itu sudah mulai menjadi tren saat ini sehingga para investorpun akan menilik itu. Dan tren yang dihasilkan adalah setiap yang berbau green dan kepedulian terhadap lingkungan akan disukai dan disambut hangat oleh masyarakat.

Jika kita ingin menjaga lingkungan secara efektif dan efesien, pendekata-pendekatan di ataslah yang mesti dilakukan, yaitu merubah perspektif terlebih dahulu. Kemudian baru melahirkan langkah-langkah yang sesuai dengan perkembangan manusia saat itu. Karena akan sulit mempengaruhi mereka jika cara dan langkah yang kita tawarkan adalah cara yang kuno dan tidak gaul, tetapi sebaliknya akan sangat mudah menggiring mereka dengan cara yang mereka sukai. Saatnya bagi generasi muda menjaga lingkungannya.***
 
Kiriman:
Zul Kariman
Menteri Lingkungan Hidup BEM Universitas Riau

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Green Student Journalists | Bloggerized by Lasantha - Tebarkan virus cinta lingkungan | student_lovers_enviroment, Riau Province