Krisis lingkungan yang kita alami saat ini terus merongrong berbagai bidang kehidupan manusia.Misalnya musim yang tak lagi menentu. Kadang prediksi menyatakan bahwa sekarang musim penghujan, tahu-tahunya cuaca malah cerah, panas menyengat. Hal itu tentu saja berdampak negatif pada kehidupan kita. Terutama mata pencaharian masyarakat yang langsung bersentuhan dengan alam misalnya pertanian. Tidak menentunya kondisi cuaca dan iklim menyebabkan musim panen dan tanam yang juga tidak lagi tepat waktu. Akibatnya petani mengalami gagal panen (fuso). Siapa yang nak di salahkan di sini? Alam? Atau manusia?
Berhenti saling menyalahkan karena hal tersebut tidak menyelesaikan masalah. Sebenarnya apapun bidang atau mata pencaharian kita. Kita sama-sama berperan dalam menjaga lingkungan. kesadaran diri sendiri itulah kuncinya. Kesadaran dari dalam hati yang termurni bahwa lingkungan sangat penting dan membutuhkan kita saat ini.
Selain melakukan hal-hal sederhana yang telah sering dilontarkan oleh para pejabat dan Lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), seperti menanam pohon. Hingga hal-hal yang rumit misalnya dengan mengolah limbah kita sendiri. Walaupun ini bukan termasuk rumit. Namun menumbuhkan kesadaran dan rasa bersalah terhadap limbah yang kita hasilkan di rumah tangga dengan dampak negatifnya terhadap lingkungan, itu yang rumit. Mengolahnya pun membutuhkan strategi dan kiat khusus.
Selain itu, saya ingin berbagi pengalaman yang pernah saya alami. Saya pernah mengikuti kegiatan di salah satu hotel ternama di Pekanbaru. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan lingkungan. Di mana para pesertanya diberi pengertian dan diperlihatkan tentang kondisi lingkungan saat ini. Seminar tersebut juga mengajarkan para pesertanya cara-cara menjaga lingkungan yang sederhana dan bisa diterapkan dari diri sendiri hingga tingkat kecil seperti rumah tangga.
Dari seminar tersebut saya mengerti tentang berbagai hal seputar permasalahan lingkungan. Sebelumnya saya hanya mengetahui bahwa persoalan lingkungan hanya isu-isu. Dan terkesan ikut-ikutan dalam menanam pohon, atau kegiatan lingkungan lainnya. Namun setelah seminar lingkungan yang saya ikuti saya mulai melakukan upaya penyelamatan lingkungan dengan penuh kesadaran. Saya juga sudah melakukan kegiatan lingkungan sesuai dengan fungsi dan tidak terkesan asal.
Hal tersebutlah yang ingin saya bagikan kepada anak-anak didik saya di sekolah kami, SMK 3 Labor Pekanbaru. Saya menyarankan kepada mereka bahwa lingkungan membutuhkan generasi muda yang peduli padanya. Bagaimana caranya berpartisipasi menjaga lingkungan tersebut jika mereka tidak mengetahui betapa para ancaman ketidak amanan lingkungan bagi kehidupan di muka bumi ini. Mendorong siswa-siswi mengikuti kegiatan-kegiatan lingkungan yang diadakan di sekolah maupun yang diadakan oleh berbagai organisasi-organisasi lokal, nasional hingga internasional yang terpercaya dan jelas tujuannya adalah salah satu tugas guru.
Hal itu juga merupakan salah satu cara guru menanamkan pendidikan hijau kepada siswa-siswinya sesuai dengan perannya sebagai pendidik. Jika di sekolah ada kegiatan lingkungan yang digalang oleh OSIS atau kelompok-kelompok siswa lainnya, tidak ada salahnya kita mensupport mereka. Jikapun tidak dengan materi minimal dengan suntikan semangat secara moril. Melalui kegiatan dari berbagai LSM dan organisasi lingkungan lainnya yang diikuti oleh para siswa, Insya Allah mereka akan lebih mengerti tentang kondisi lingkungan. bukan hanya itu, mereka juga bisa memahami tentang cara menjaga lingkungan tersebut. Jadi meskipun manusia mengolah lahan untuk kepentingannya, namun tidak merusak lingkungan yang kemudian akan mengancam hidup manusia sendiri. Biarkan generasi muda kita mengembangkan dirinya secara positif.***
Kiriman:
Adrison Aribai
Guru IPS SMK Labor Pekanbaru
0 komentar:
Posting Komentar