Sabtu, 12 November 2011

Green Teacher: (Roswenidar) Menjadi Kreatif

Menjadi Kreatif

Seiring dengan perkembangan zaman, manusia mulai mencari cara praktis dan mudah untuk memanfaatkan lingkungan demi menghasilkan kebutuhan secara kompleks. Seringkali usaha ini tidak memikirkan bagaimana menjaga llingkungan agar tetap harmonis, malah manusia telah menimbulkan kerusakan pada lingkungan. Kondisi lingkungan sekarang sangat memprihatinkan dan jelek.

Tahun-tahun belakangan, berbagai akibat kerusakan lingkungan telah kita rasakan, dari yang biasa terjadi, seperti banjir, yang terjadi akibat buruknya drainase, kecenderungan membuang sampah di sembarang tempat/sungai, dan rusaknya hutan yang berfungsi sebagai penyerap turunnya air hujan, tanah longsor yang juga kerap terjadi karena dampak langsung dari penggundulan hutan yang dilakukan manusia, dan yang tel;ah menjadi perhatian tajam adalah masalah global warning. Mengajarkan tentang pentingnya menjaga lingkungan yang hidup agar tetap harmonis, indah dan sehat menanamkan sikap peduli akan lingkungan sejak dini karena perubahan itu dimulai dari hal-hal kecil dan sejak dini, misalnya membuang sampah pada tempatnya mengajarkan bahwa lingkungan itu perlu dijaga untuk menjamin kelangsungan hidup di bumi ini

Rasa cinta terhadap lingkungan harus diajarkan kepada siswa sejak dini agar nantinya mereka akan menjadi generasi penerus bangsa. selain itu mengapa hal ini perlu dilakukan adalah kondisi lingkungan yang sudah sangat memprihatinkan harus menjadi perhatian dari semua pihak. Hal ini tidak bisa dibebankan kepada pemerintah saja. Karena bukan hanya pemerintah yang menyebabkan kondisi lingkungan menjadi sedemikian tidak baik. Kita manusia semuanya, miskin-kaya, kecil-tua, memiliki peran sendiri-sendiri untuk menjaga kondisi lingkungan tersebut. Apakah akan kita jadikan rusak atau kita jadikan tetap seimbang dengan kehidupan manusia?

Peran tersebut berbeda-beda, kita sebagai pengajar, sesuai dengan tema rubrik ini, tentu memiliki peran khusus dan istimewa untuk mengajarkan makna menjadi khalifah di muka bumi ini. Menjadi khalifah bukanlah menjadi pengeksploitasi sumber daya alam secara sembarangan, lebih dari itu menjadi khalifah juga bermakna bagaimana kita memelihara dan memanfaatkan alam dengan baik. Namun tampaknya tidak ada cara praktis untuk itu semua. Butuh perjalanan panjang untuk memberikan makna peduli lingkungan di jiwa generasi muda. Para guru dengan semangat environmentalis (sekalipun mereka bukan environmentalist) berperan penting di sini.

Gurulah yang akan memberikan contoh langsung kepada siswa-siswinya tentang memelihara alam dan kehidupan manusia. Di rumah? Mungkin siswa-siswi juga mendapatkannya pendidikan lingkungan, namun semua merekakah di rumah yang secara khusus diajarkan tentang itu? Tentu saja jawabannya tidak. Nah, di sini peran guru dibutuhkan. Bukan hanya memberi teladan, mengajarkan, dan mengingatkan. Namun juga menerapkan ide-ide kreatif hijau, karena menjaga lingkungan bukan hanya tentang teori di dalam kelas. Tapi juga tentang bagaimana kita kreatif menjaga lingkungan tersebut. Sebab meskipun manusia “katanya” aktor utama perusak alam, namun manusia tetap tidak bisa dipisahkan dari alam, karena manusia bagian dari alam itu sendiri. Nah cara-cara kreatif tersebut bisa dengan memperingati setiap hari lingkungan hidup. Misalnya dengan Hari Keanekaragaman Hayati Dunia, kenapa tidak kita mengadakan kegiatan studi wisata ke kebun binatang atau taman huta raya (Tahura) untuk melihat anekaragam makhluk hidup di muka bumi, dengan pesan moral, jika lingkungan tidak dibiarkan untuk tetap alami dan lestari mungkin kita hanya bisa melihat satwa-satwa dan flora-flora tersebut dari gambar-gambar saja. Selamat berkreatif ria dengan alam. Jadikan alam tetap lestari namun manusia juga terus bahagia. Go Green!***

Kiriman
Roswenidar
SDN 18 Tanjung Barulak Sumatera Barat

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Green Student Journalists | Bloggerized by Lasantha - Tebarkan virus cinta lingkungan | student_lovers_enviroment, Riau Province