Selasa, 11 Agustus 2009

Menyelamatkan Alam, Bukan Mencari Untung

Manusia membangun dunia tanpa memperhatikan keseimbangan. Pembangunan cuma untuk kepentingan manusia dan mencari keuntungan semata, tanpa memikirkan apa yang akan terjadi di kehidupan selanjutnya yang mengakibatkan kerusakan dan pencemaran lingkungan. Termasuk terjadinya perubahan iklim, pencemaran udara, banjir, tanah longsor, dan lapisan ozon yang menipis. Semua itu terjadi karena ulah tangan manusia sendiri.

Telah banyak cara yang di lakukan penduduk dan organisasi lainnya yang peduli dengan alam, menyadari kerusakan dan penderitaan bumi saat ini. Salah satunya Soffia Seffen, SH yang memiliki tempat daur ulang sampah yang diberi nama Dalang Collections.

Seorang ibu yang berkerja sebagai pegawai negeri dan juga aktif pengajar kursus pembuatan kompos organik ini telah terinspirasi untuk menyelamatkan dunia dari pencemaran sampah dan bahaya yang ditimbulkannya. Hingga mulai tahun 2006 silam Soffia Seffen, SH mulai melakukan kegiatan membuat sampah-sampah yang terbuang menjadi barang yang unik dan berguna bagi masyarakat.

Dengan menggunakan pemulung dan ibu rumah tangga yang penghasilannya di bawah rata-rata, dijadikan sebagai karyawan yang berkerja untuk memungut sampah dan menjahit. Cara pembayaran mereka pun cukup unik, berbeda dengan hukum pabrik lainya. Yakni pada awalnya mewajibkan ibu rumah tangga untuk menjahit dan bekreasi, Hasil jahitannya yang kurang rapi lebih ditawar tinggi dari pada sebaliknya. Cara ini dimaksudkan untuk lebih membina para penjahit. Agar lama kelamaan ikut menjahit rapi dan tidak patah semangat.

Dallang Collections yang bertempat di jalan Gajah Ujung Nomor 33 ini, didirikan dengan penuh pengorbanan. ’’Saat pertama saya dirikan tempat usaha ini, mencari pekerja saja saya susah. Banyak yang menolak dengan berbagai alasan, hingga seiringnya waktu ada juga yang mau bekerja bersama saya. Tetapi belum mancapai sebulan mereka mengundurkan diri, dengan alasan dia kasihan melihat saya, karena barang yang saya jual tidak laku-laku, tetapi saya tetap membayar para pekerja. Saat itu saya cukup malu tetapi saya jelaskan kepada mereka, bahwa saya tidak mencari untung, saya bermaksud untuk membantu kalian dan menyelamatkan dunia dari pencemaran sampah’’ tutur Soffia.

Banyak rintangan yang datang menghampiri Soffia, mulai dari sindiran, kurangnya dana, ketidakpedulian pemerintah dan tidak adanya meraih keuntungan, tetapi Soffia tetap bersemangat tanpa putus asa. Keinginannya untuk paduli terhadap keselamatan alam sangat besar, hingga beliau mampu mengurangi sampah sebanyak 200 Kg setiap bulannya tanpa mengakibatkan polusi.

‘’Saya rela berkorban demi keselamatan alam terutama agar mengurangi pencemaran sampah yang mengakibatkan berbagai kerusakan, banjir, dan tiadanya air bersih. Selain itu saya juga bermaksud untuk membantu pemulung dan penjahit yang kurang mampu untuk berkerja pada saya agar penghasilan mereka tercukupi dan membuat penduduk dan masyarakat untuk terinspirasi seperti saya. Agar anak cucu kita tetap merasakan indahnya alam,’’ pungkasnya.(A Rachman_ccmd/ ABDUL RACHMAN, SMK YAYASAN DWI SEJAHTERA (YDS) PEKANBARU)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Green Student Journalists | Bloggerized by Lasantha - Tebarkan virus cinta lingkungan | student_lovers_enviroment, Riau Province