Namun dalam perkembangannya, ternyata GSJ tidak saja menyiapkan para wartawan lingkungan masa depan. Tetapi juga secara tidak langsung tengah menyiapkan generasi muda peduli lingkungan.
Hal itu didasari tiori Psikolog Vermon & Magnusson, seseorang akan belajar sebanyak 10 persen dari yang dibaca, 20 persen dari yang didengar, 30 persen dari yang dilihat, 50 persen dari yang dilihat dan didengar, 70 persen dari yang dikatakan, serta 90 persen dari yang didengar dan dilakukan. Atau tiori dalam dunia pendidikan yang menyatakan “I hear, I forget; I see, I know, I do, I understand (Saya dengar, saya lupa, saya lihat, saya tahu, saya lakukan, saya mengerti)”.
Dalam melaksanakan aktivitas jurnalistik lingkungan, para pelajar dan mahasiswa tidak saja membaca literatur, tetapi juga mendengar berbagai informasi dari narasumber. Mereka juga melihat ke lapangan dan merekam berbagai kondisi dan kegiatan lingkungan dalam ingatannya. Lalu menuliskannya. Tahapan itulah yang kemudian membuat aktivitas GSJ sama halnya dalam tahapan belajar 90 persen, karena mendengar dan melakukan (menulis). Sama juga halnya dalam tahapan I do (saya lakukan/ tuliskan), I understand (saya memahaminya)
Tahapan belajar yang 90 persen dan memahaminya itulah yang akan membuat para pelajar dan mahasiswa peduli lingkungan. Kepeduliannya terhadap lingkungan itulah yang saat ini dan ke depannya sangat dibutuhkan untuk menjaga bumi ini dari kerusakan yang kian hari makin dirasakan umat manusia.
Untuk mengembangkan GSJ di seluruh penjuru Riau, Indonesia dan juga dunia, Save The Earth Foundation (SEFo), sebuah yayasan yang didirikan oleh Riau Pos Group menetapkan GSJ sebagai program kerja utama.
Andi Noviriyanti
Journalist/ Executive Director of SEFo
0 komentar:
Posting Komentar