ISTIMEWA
BOTOL BEKAS: Tengku Ismail sedang menyemprot botol-botol bekas untuk dijadikan lampion dihadapan peserta kegiatan life skill
BOTOL BEKAS: Tengku Ismail sedang menyemprot botol-botol bekas untuk dijadikan lampion dihadapan peserta kegiatan life skill
Suasana riuh terdengar dari ruangan seminar di gedung PKM UIN Suska Riau. Hampir semua yang berada di ruangan tersebut memakai seragam pramuka lengkap. Semuanya sibuk memotong-motong botol bekas berbagai merek dan ukuran.
Rabu (11/4) lalu, sekitar pukul 14.00 Pramuka dengan Gugus Depan(Gudep) 06 01-06 02 UIN Suska Riau mengadakan pelatihan life skill berupa pemanfaatan botol bekas menjadi lampion. Pelatihan itu merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan untuk memperingati ulang tahun Gudep 06 01-06 02 Pramuka UIN Suska.
Setelah selesai memotong-motong botol bekas, para peserta pelatihan mengikuti intruksi pemateri untuk melubangi bagian bawah botol dan dibentuk sedemikian rupa sehingga potongan botol mempunyai dudukan dan bisa berdiri.
Selanjutnya masing-masing botol yang telah dibentuk disusun sejajar sekitar seperempat meter. Dan dengan cat semprot botol-botol tersebut mulai diwarnai.
“Saya sengaja memadukan warna hijau muda dengan merah muda, agar cahaya yang keluar dapat membias,” ujar Tengku Ismail, Pemateri yang merupakan mantan Pramuka di UIN Suska.
Menurut Tengku dalam pengecatan, warna hitam harus dihindari karena menyebabkan cahaya tidak bisa keluar setelah dipasang bola lampu.
“Senang sekali bisa ikut kegiatan ini, kami akan mengaplikasikan ilmu yang telah diberikan oleh pemateri. Selain itu sekarang kami sadar kalau limbah-limbah ini bisa bermanfaat jika telah didaur ulang,” ungkap Sunardi, anggota pramuka dari MA Darussalam Pematang Baru, Bengkalis.
Menurut M Akbar, Pemangku Adat Hambala di Pramuka UIN Suska, acara yang bertemakan Ikhlas Bakti Bina Insani itu bertujuan untuk mengurangi limbah dan menjaga lingkungan. “Dengan acara seperti ini semoga bisa membuka pikiran kita untuk memanfaatkan limbah-limbah yang ada disekitar kita,” harapnya.
Senada dengan hal tersebut Tengku Ismail juga mengungkapkan perlunya mengurangi sampah dengan daur ulang. Selain bisa di manfaatkan kembali, karya-karya seperti itu juga bisa dijual. Tengku Ismail sendiri, berkata lampion daur ulangnya pada 2009 lalu berhasil masuk dalam kategori juara harapan dalam lomba kreatif pemanfaatan limbah yang diadakan oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH).
“Banyak pemulung yang saya ajak untuk mendaur ulang limbah botol tersebut. Namun kebanyakan mereka tidak mau. Mereka cenderung memilih langsung menjualnya. Padahal seandainya mereka tahu mereka justru akan lebih mendapatkan banyak uang jika mereka mendaur ulang limbah-limbah tersebut dengan kreatif,” katanya.
Namun Tengku Ismail masih membagi-bagikan ilmunya. “Suatu saat nanti semoga saya bisa mengembangkannya menjadi produk yang bisa bermanfaat buat orang lain, seperti di Dalang Collection itu,” harapnya.(teguh-gsj/new)
0 komentar:
Posting Komentar