Pohon Harus Sembuh Dulu Sebelum di Evakuasi
Istimewa
EVAKUASI: Beberapa pekerja tengah memindahkan dahan-dahan pohon pelindung di Jalan Sudirman yang telah ditebangi ke truk bak terbuka, untuk pembangunan fly over. Kini pohon tersebut telah mendapatkan tempat barunya yang lebih aman.
EVAKUASI: Beberapa pekerja tengah memindahkan dahan-dahan pohon pelindung di Jalan Sudirman yang telah ditebangi ke truk bak terbuka, untuk pembangunan fly over. Kini pohon tersebut telah mendapatkan tempat barunya yang lebih aman.
Laporan MASHURI Kurniawan Pekanbaru mashuri_kurniawan@riaupos.co.id
Setiap pembangunan selalu memiliki konsekuensi sendiri. Demikian juga dengan jajaran batang-batang pohon di sekitaran sudirman. Demi pembangunan kota bertuah ini, mereka harus di pindahkan kebeberapa tempat, seperti di kawasan Main Stadion, Universitas Riau, di kawasan terminal AKAP Payung Sekaki, hingga di Taman kota dan Waduk, jalan garuda sakti, Tampan.
“Sempat sedih juga begitu tahu bahwa pohon-pohon pelindung di beberapa ruas jalan utama harus ditebangi karena pembangunan ini (fly over, red),” ujar Lissa (28), yang sehari-hari harus melewati jalan sudirman karena kantornya berada di kawasan tersebut. Namun, syukurlah, ujarnya lagi, jika pohon-pohon tersebut tidak cuma ditebang namun juga dipindahkan. “Walau saya tidak tahu dipindahkan ke mana,” katanya sambil tersenyum.
Ditemui di kantornya Kepala Bidang Pertamanan, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Pekanbaru Darman, menyatakan bahwa beberapa pohon yang menjadi korban pembangunan fly over telah ditempatkan di lokasi yang aman.
“Pohon angsana yang berada di sekitar pembangunan fly over dekat simpang harapan raya telah dipindahkan ke Main Stadion Unri,” Jelasnya. Lebih jauh Darman menyatakan bawah untuk pemindahan di lokasi stadion tersebut memang permintaan dari panitia Pekan Olahraga Nasional (PON). “Sebab stadion tersebut akan digunakan sebagai salah satu value pertandingan olahraga nantinya,” terang Darman.
Selain itu, beberapa titik yang sengaja dipilih sebagai lahan baru bagi tumbuh kembangnya pohon pelindung tersebut, antara lain di Bandaraya Payung Sekaki (BPRS) . “Di BPRS pohon yang dipindahkan adalah mahoni,” rincinya.
Lokasi AKAP dan UNRI sengaja dipilih, sebab beberapa alasan yang dikemukakan oleh Dinas Pertamanan dan Tata Kota adalah karena faktor keamanan. “Pohon-pohon yang dipindahkan tersebut, seperti mahoni misalnya, hanya tinggal akar serabut. Sementara akar tunggang sebagai akar utama penahan kekokohan pohon di dalam tanah telah tiada,” jelas Darman lebih lanjut.
Sehingga lokasi yang dipilih harus tidak banyak aktivitas manusia disekitarnya. Sebab dalam jangka waktu yang cukup lama pohon-pohon ini hanya akan menggunakan akar serabutnya sebagai pencari makanan dan penyerap air. Dalam artian juga, pohon-pohon yang baru di evakuasi tidak terlalu kokoh, oleh karena itu aktivitas manusia harus dikurangi atau dibatasi di lokasi tersebut, semua itu demi keamanan.
Darman juga bercerita bahwa pihak Polda juga meminta evakuasi pohon-pohon sudirman tersebut ke kantor Polda, tepatnya di lokasi pembuatan SIM di Jalan Pesisir, Rumbai. Hanya saja, karena faktor banyaknya aktivitas manusia di sekitar pohon jika di tanam di sana, dan itu akan membahayakan. Maka Pihak Dinas Pertamanan dan Dinas Tata Kota telah mengajukan hal-hal tersebut sebagai pertimbangan kepada pihak Polda.
Hakekatnya, lanjut, Darman, mengenai lokasi pemindahan, tidak ada persyarakatan khusus dari Dinas Pertamanan dan Tata Kota. Kami hanya menyarankan bahwa lokasi harus aman dari manusia sebab cenderung pohon-pohon hasil pemidahan relatif rentan untuk roboh,” tegasnya.
Pemindahan pohon-pohon tersebut juga memakai proses sendiri. “Kami juga memperhatikan kesehatan pohon,” Tambah Darman. Ibarat kata, lanjutnya, pohon-pohon tersebut telah dilukai dengan memangkas daun-daunnya, juga akar-akarnya. Oleh karenanya pohon-pohon ini kami sebut sedang sakit. Mereka harus disembuhkan terlebih dahulu.
Beberapa cara yang dilakukan agar pohon-pohon tersebut sembuh adalah, dengan memberi cat disekitar dahan atau batang yang telah di pangkas. Hal tersebut untuk menghindari daerah luka dari air hujan langsung yang dapat membusukkan dahan atau batang. Kemudian memperbannya, dengan memakai kantong plastik. Ini agar dahan-dahan pohon tidak dulu ditumbuhi daun-daun baru, sehingga kerja akar tidak terlalu keras.
Setelah bebarapa hari dan dinyatakan sembuh, maka pohon-pohon ini siap dipindahkan. “Oleh karena itu, kami memindahkannya secara bertahap, dan belum semua pohon-pohon ini kami pindahkan,” ujar Darmah memberi alasan. Beberapa lokasi yang pohon-pohonnya belum dipindahkan antara lain di pembangunan dekat Taman Makan Pahlawan. Sementara untuk perawatan Dinas Pertamanan dan Tata Kota telah menyediakan tim dan nursery khusus.
Sebelum ditanam, pihaknya juga memberi pupuk dan makanan lain yang cukup untuk pohon-pohon tersebut. hal ini dikarenakan agar pohon bisa tumbuh dengan baik, dan menghindari kerasnya akar serabut bekerja untuk memperoleh asupan makanan..
Proses pemindahan juga dilakukan pada malam hari dengan memakain alat berat yang disebut Kren. Waktu malam hari sengaja dipilih selain untuk menghindari ganngguan lalu lintas disiang hari juga untuk menjaga pohon dari sinar matahari langsung setelah penanaman. Sehingga pohon akan memiliki waktu untuk beradaptasi dengan lingkungannya sebelum mendapatkan sinar matahari.
Sementara itu Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Pekanbaru, Adriman menambahkan, dalam pembangunan fly over memang sedikit mengganggu keindahan dan lalulintas di jalan raya. Hanya saja, untuk pelaksanaannya dilapangan, tanaman pohon yang sudah ditebang bagian atasnya tetap dijaga dan dirawat. Ini dilakukan sebelum pemindahan pohon tersebut.
Koordinasi antar instansi sudah dilaksanakan dengan baik. Dengan harapan tidak terjadi yang namanya pelaksanaan pemindahan pohon nantinya. Sebuah kondisi yang memang tidaklah mudah dilaksanakan. Namun demikian, setiap pelaksanaan pembangunan di Kota Pekanbaru sudah ada konsep jelas.
''Tidak ada masalah dalam pelaksanaan pembangunan fly over. Dinas Kebersihan dan Pertamanan sudah berkoordinasi, dengan Dinas Tata Kota, dan instansi terkait dalam pelaksanaan pembangunan fly over,'' ungkapnya.Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Riau, Haryanto mengatakan, jalan layang yang memiliki panjang sekitar 600 meter itu membutuhkan dana pembangunan hingga Rp. 75 milyar satu titik. Diharapkan, dana pembangunan sepenuhnya berasal dari APBN karena lokasi pembangunan bagian dari jalan nasional. Namun bila pusat mengajukan opsi agar budget sharing dengan daerah, akan dilihat lagi kemampuan daerah.
Dia menyebutkan, lama pembangunan satu fly over ini membutuhkan waktu sekitar 18 bulan. Agar bisa dimanfaatkan saat PON, maka 2011 merupakan limit waktu pembangunan.
Sesuai rencana, jalan layang pertama di Pekanbaru ini akan berada di atas jalan Sudirman. Setiap kendaraan yang berasal dari pusat kota dan menuju arah simpang Harapan Raya diharuskan melewati fly over. Begitu juga sebaliknya. Sedangkan kendaraan dari Jalan Nangka ataupun menuju Nangka bisa berbelok tanpa harus berhenti di persimpangan.
Sementara di Simpang Harapan Raya, jalan layang dibuat memanjang di Jalan Sudirman melawati Harapan Raya. Pengemudi yang melewati jalan Sudirman akan naik melewati fly over Sebaliknya pengemudi lainnya bisa jalan terus tanpa terpengaruh lampu lalu lintas.
''Dalam pelaksanaannya kita sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru. Jadi, semua sudah terkoordinasi dengan baik. Termasuk dalam pemindahan pohon penyejuk,'' pungkasnya. (tya-gsj)
0 komentar:
Posting Komentar