Asyiknya di Car Free Day
Patroli Sepeda hingga Ngurus SIM
Patroli Sepeda hingga Ngurus SIM
Laporan Mashuri Kurniawan, Pekanbaru
mashurikurniawan@riaupos.co.id
Matahari pagi masih berupa semburat warna jingga di ufuk Timur, namun, akhir pekan lalu ruas Jalan Gajah Mada dan Diponegoro telah ramai oleh masyarakat. Mereka berjalan kaki dengan santai di jalan raya, berlari, bersepeda, bermain sepadu roda, futsal, atau bermain dengan hewan piaraan mereka.
Memang, setiap Ahad kawasan ini menjadi zona bebas kendaraan (Car Free Day) yang telah diresmikan oleh pemerintahan Pekanbaru sejak 6 Desember 2009 lalu, atas gagasan Polisi Satuan Lalulintas (Satlantas) Kota Pekanbaru. Dimulai dari pukul 05.30 WIB hingga pukul 09.00 WIB.
Meskipun belum genap berumur dua tahun, namun kawasan ini telah menjadi salah satu zona olahraga pagi masyarakat kota. ”CFD memang ditujukan sebagai pusat kegiatan olahraga pagi masyarakat, namun selain itu juga untuk mengapresiasikan udara bersih di kota Pekanbaru yang telah dijarang ditemukan,” tutur Eko Suprihanto, polisi Satlantas yang sedang bertugas patroli pagi itu.
Selain itu, tambahnya lagi, CFD diharapkan juga dapat menjadi salah satu tempat bagi masyarakat Pekanbaru untuk bisa menerapkan pola hidup sehat yang dimulai dari lingkungan.
Namun tak jarang masih ada para pengunjung atau pengendara kendaraan bermotor yang ”numpang” lewat di kawasan terlarang kendaraan bermotor ini. ''Wah, masih ada yang melanggar atau nggak tertib aturan,” seru Siti Qomariah, siswi MAN 2 Model Pekanbaru yang tengah jogging bersama teman-temannya.
Kami pernah melihat warga yang tidak tertib dengan masih menggunakan kendaraan bermotor roda dua melintasi kawasan CFD, tambahnya. Namun, cerita Siti, begitu teman-temannya memanggil lebih lanjut, polisi yang sedang patroli dengan sepeda mendatangi pengendara sepeda motor tersebut. Dan, mengingatkannya bahwa CFD sedang dibuka, jadi kendaraan bermotor dilarang melintas.
”Meskipun tidak ditilang, namun secara moral para penyerobot CFD jadi malu sendiri, karena banyak masyarakat yang sedang olahraga melihat mereka dengan mata aneh,” tutur siswi yang tinggal di Jalan Rangsang ini.
”Polisi saja patroli dengan sepeda, kenapa kita tidak menghargai itu sih,” tambahnya dengan wajah sedikit ditekuk
Saat itu, ada sepuluh unit sepeda patroli untuk zona CFD yang ditugaskan setiap Ahad. ”Kita (polisi, red) melakukan patroli dengan bersepeda mengintari kawasan CFD.Meskipun jarang menemukan adanya pelanggaran oleh warga, namun satu dua masih ada,” ujar Eko Suprihanto dari atas sepeda gunungnya yang bertuliskan Polisi Patroli.
Biasanya orang-orang yang seperti itu akan kita ingatkan, katanya lagi, bahwa CFD merupakan kawasan bebas kendaraan. Di zona ini banyak anak-anak yang sedang bermain, para warga yang tengah menikmati suasana pagi sambil berolahraga di jalan raya. Apalagi kawasan bagian Jalah Gajah Mada, dijadikan sebagai lapangan bermain futsal, sepadu roda, skateboard, serta senam bagi kaum lanjut usia (lansia). Sehingga sangat riskan sekali jika para pengendara bermotor masih mencoba menerobos kawasan ini.
Mendapat tugas berpatroli mengawasi CFD merupakan kesenangan tersendiri bagi Eko. ”Kita bertugas sekalian juga bisa mengajak keluarga olahraga sehat,” ungkapnya sambil menunjuk kepada anaknya yang sedang bermain sepeda. Sebab keluarga saya juga sering berkunjung ke sini, menikmati CFD. Nah, ketika saya mendapat tugas patroli sekalian bisa kumpul bersama mereka. Meski tugas tetaplah prioritas, tuturnya kemudian.
Selain digunakan sebagai kawasan aktivitas olahraga warga, CFD juga kerap dijadikan sebagai tempat promosi bagi berbagai macam produsen merek dagangan. Mulai dari layanan jasa hingga produk makanan.
”Agar tidak memakai kawasan jalan raya yang sengaja diperuntukkan untuk warga, maka bagi yang ingin berjualan kita minta untuk disebelah pinggir atau di atas trotoar,” terang Eko menjelaskan tentang tata tertib pengguna CFD.
Bahkan bagi Anda yang belum punya waktu untuk mengurus Surat Izin Mengendarai (SIM), bisa langsung datang ke CFD. Sebab di sini juga ada pelayanan kartu SIM keliling.
Kesenangan barkunjung ke CFD juga dirasakan oleh Bramanda Putra Hendrisky (12). Siswa kelas lima SD ini rela bersepeda dari Jalan Durian ke CFD hanya demi menikmati jajanan di CFD. ”Di sini enak, banyak jajanannya,” Kata Risky begitu panggilannya sambil tertawa.
Risky dan lima orang temannya mengaku hampir setiap Ahad mengunjungi kawasan tersebut. ”Kita dari rumah memakai sepeda, kan di sini tidak boleh memakai kendaraan bermotor. Nggak ada lalu lintas kendaraan, Jadi enak saja rasanya, jalan raya seperti milik kita sendiri,” tambah Aldan (12), teman Risky.
Meskipun alasan masyarakat berkunjung ke CFD berbeda-beda namun mereka memiliki satu keinginan, yaitu untuk mendapatkan tempat khusus bermain tanpa diganggu oleh asap dari kendaraan bermotor.
”Kalau bisa CFD ini ditambah jamnya,” harap Nureti (54), warga Sail yang baru usai senam tulang untuk lansia. Sebab, tuturnya lebih jauh, masyarakat sering tidak mendapat tempat untuk mengapresiasikan keinginan mereka berolahraga, umumnya tempat olahraga hanya berupa lapangan bola, bulu tangkis, sanggar senam dan tak jarang itupun bayar. Namun di CFD kita bisa mendapatkan semua itu dengan gratis. Mau bersepeda, senam, joging atau sekedar berjalan kaki, bebas dan gratis.
Sepuluh menit sebelum pukul sembilan, beberapa orang polisi telah mulai membunyikan pluit mereka tanda CFD akan ditutup dan kendaraan bermotor boleh masuk ke dua ruas jalan tersebut. Para pengunjung juga telah bersiap-siap untuk mengakhiri aktifitas mereka di pagi Ahad yang cerah tersebut.
”Silahkan memanfaatkan CFD dengan maksimal. Tetaplah hidup sehat dan menjaga keluarga agar juga selalu sehat. Namun, jangan lupa patuhi dan taati peraturan yang berlaku, karena hal tersebut demi keamanan dan kenyaman kita semua,” pesan Eko, sebelum mengayuh sepeda gunung patrolinya mengingatkan para pengunjung untuk bersiap-siap pulang. (tya-gsj)
Matahari pagi masih berupa semburat warna jingga di ufuk Timur, namun, akhir pekan lalu ruas Jalan Gajah Mada dan Diponegoro telah ramai oleh masyarakat. Mereka berjalan kaki dengan santai di jalan raya, berlari, bersepeda, bermain sepadu roda, futsal, atau bermain dengan hewan piaraan mereka.
Memang, setiap Ahad kawasan ini menjadi zona bebas kendaraan (Car Free Day) yang telah diresmikan oleh pemerintahan Pekanbaru sejak 6 Desember 2009 lalu, atas gagasan Polisi Satuan Lalulintas (Satlantas) Kota Pekanbaru. Dimulai dari pukul 05.30 WIB hingga pukul 09.00 WIB.
Meskipun belum genap berumur dua tahun, namun kawasan ini telah menjadi salah satu zona olahraga pagi masyarakat kota. ”CFD memang ditujukan sebagai pusat kegiatan olahraga pagi masyarakat, namun selain itu juga untuk mengapresiasikan udara bersih di kota Pekanbaru yang telah dijarang ditemukan,” tutur Eko Suprihanto, polisi Satlantas yang sedang bertugas patroli pagi itu.
Selain itu, tambahnya lagi, CFD diharapkan juga dapat menjadi salah satu tempat bagi masyarakat Pekanbaru untuk bisa menerapkan pola hidup sehat yang dimulai dari lingkungan.
Namun tak jarang masih ada para pengunjung atau pengendara kendaraan bermotor yang ”numpang” lewat di kawasan terlarang kendaraan bermotor ini. ''Wah, masih ada yang melanggar atau nggak tertib aturan,” seru Siti Qomariah, siswi MAN 2 Model Pekanbaru yang tengah jogging bersama teman-temannya.
Kami pernah melihat warga yang tidak tertib dengan masih menggunakan kendaraan bermotor roda dua melintasi kawasan CFD, tambahnya. Namun, cerita Siti, begitu teman-temannya memanggil lebih lanjut, polisi yang sedang patroli dengan sepeda mendatangi pengendara sepeda motor tersebut. Dan, mengingatkannya bahwa CFD sedang dibuka, jadi kendaraan bermotor dilarang melintas.
”Meskipun tidak ditilang, namun secara moral para penyerobot CFD jadi malu sendiri, karena banyak masyarakat yang sedang olahraga melihat mereka dengan mata aneh,” tutur siswi yang tinggal di Jalan Rangsang ini.
”Polisi saja patroli dengan sepeda, kenapa kita tidak menghargai itu sih,” tambahnya dengan wajah sedikit ditekuk
Saat itu, ada sepuluh unit sepeda patroli untuk zona CFD yang ditugaskan setiap Ahad. ”Kita (polisi, red) melakukan patroli dengan bersepeda mengintari kawasan CFD.Meskipun jarang menemukan adanya pelanggaran oleh warga, namun satu dua masih ada,” ujar Eko Suprihanto dari atas sepeda gunungnya yang bertuliskan Polisi Patroli.
Biasanya orang-orang yang seperti itu akan kita ingatkan, katanya lagi, bahwa CFD merupakan kawasan bebas kendaraan. Di zona ini banyak anak-anak yang sedang bermain, para warga yang tengah menikmati suasana pagi sambil berolahraga di jalan raya. Apalagi kawasan bagian Jalah Gajah Mada, dijadikan sebagai lapangan bermain futsal, sepadu roda, skateboard, serta senam bagi kaum lanjut usia (lansia). Sehingga sangat riskan sekali jika para pengendara bermotor masih mencoba menerobos kawasan ini.
Mendapat tugas berpatroli mengawasi CFD merupakan kesenangan tersendiri bagi Eko. ”Kita bertugas sekalian juga bisa mengajak keluarga olahraga sehat,” ungkapnya sambil menunjuk kepada anaknya yang sedang bermain sepeda. Sebab keluarga saya juga sering berkunjung ke sini, menikmati CFD. Nah, ketika saya mendapat tugas patroli sekalian bisa kumpul bersama mereka. Meski tugas tetaplah prioritas, tuturnya kemudian.
Selain digunakan sebagai kawasan aktivitas olahraga warga, CFD juga kerap dijadikan sebagai tempat promosi bagi berbagai macam produsen merek dagangan. Mulai dari layanan jasa hingga produk makanan.
”Agar tidak memakai kawasan jalan raya yang sengaja diperuntukkan untuk warga, maka bagi yang ingin berjualan kita minta untuk disebelah pinggir atau di atas trotoar,” terang Eko menjelaskan tentang tata tertib pengguna CFD.
Bahkan bagi Anda yang belum punya waktu untuk mengurus Surat Izin Mengendarai (SIM), bisa langsung datang ke CFD. Sebab di sini juga ada pelayanan kartu SIM keliling.
Kesenangan barkunjung ke CFD juga dirasakan oleh Bramanda Putra Hendrisky (12). Siswa kelas lima SD ini rela bersepeda dari Jalan Durian ke CFD hanya demi menikmati jajanan di CFD. ”Di sini enak, banyak jajanannya,” Kata Risky begitu panggilannya sambil tertawa.
Risky dan lima orang temannya mengaku hampir setiap Ahad mengunjungi kawasan tersebut. ”Kita dari rumah memakai sepeda, kan di sini tidak boleh memakai kendaraan bermotor. Nggak ada lalu lintas kendaraan, Jadi enak saja rasanya, jalan raya seperti milik kita sendiri,” tambah Aldan (12), teman Risky.
Meskipun alasan masyarakat berkunjung ke CFD berbeda-beda namun mereka memiliki satu keinginan, yaitu untuk mendapatkan tempat khusus bermain tanpa diganggu oleh asap dari kendaraan bermotor.
”Kalau bisa CFD ini ditambah jamnya,” harap Nureti (54), warga Sail yang baru usai senam tulang untuk lansia. Sebab, tuturnya lebih jauh, masyarakat sering tidak mendapat tempat untuk mengapresiasikan keinginan mereka berolahraga, umumnya tempat olahraga hanya berupa lapangan bola, bulu tangkis, sanggar senam dan tak jarang itupun bayar. Namun di CFD kita bisa mendapatkan semua itu dengan gratis. Mau bersepeda, senam, joging atau sekedar berjalan kaki, bebas dan gratis.
Sepuluh menit sebelum pukul sembilan, beberapa orang polisi telah mulai membunyikan pluit mereka tanda CFD akan ditutup dan kendaraan bermotor boleh masuk ke dua ruas jalan tersebut. Para pengunjung juga telah bersiap-siap untuk mengakhiri aktifitas mereka di pagi Ahad yang cerah tersebut.
”Silahkan memanfaatkan CFD dengan maksimal. Tetaplah hidup sehat dan menjaga keluarga agar juga selalu sehat. Namun, jangan lupa patuhi dan taati peraturan yang berlaku, karena hal tersebut demi keamanan dan kenyaman kita semua,” pesan Eko, sebelum mengayuh sepeda gunung patrolinya mengingatkan para pengunjung untuk bersiap-siap pulang. (tya-gsj)
0 komentar:
Posting Komentar