Air Untuk Kita Semua
Setiap hari, rata-rata manusia memerlukan asupan air sebanyak dua liter. Melalui sebuah riset, diketahui bahwa kekurangan 1-2 persen air saja bisa menyebabkan gangguan fungsi otak seperti, kurangnya konsentrasi dan kemampuan berpikir. Di atas 2 persen, tubuh bisa mengalami sakit kepala, letih, lemah, gangguan pergerakan otot, hingga kematian.
Kurang minum air juga dapat mengakibatkan sejumlah penyakit, antara lain gangguan ginjal dan infeksi saluran kemih. Perempuan paling rentan terkena infeksi itu, karena saluran kemih perempuan lebih pendek dari laki-laki. Semakin pendek saluran kemih, semakin mudah pula bakteri masuk dan menempel pada daerah tersebut.
Sehingga, kalau rata-rata konsumsi air yang disarankan adalah 2 liter sehari, perempuan harus minum lebih banyak dari itu. Banyak minum air akan membantu bakteri keluar dari saluran kemih dan mengurangi risiko terkena infeksi.
Penggunaan air untuk mandi, cuci, kakus (MCK) juga penting diperhatikan. Seseorang bisa terkena penyakit kulit, diare, keracunan, dan meninggal akibat penggunaan air tercemar. Riset WHO pada 2006 menunjukkan dalam satu dekade terakhir, rata-rata 50.000 orang meninggal per hari karena penyakit yang berkaitan dengan air tak bersih.
Hal ini dapat kita lihat air yang berada di sungai siak, air ini di gunakan oleh penduduknya untuk segala hal mulai dari untuk minum, memasak,mandi dan mencuci. Semuanya menggunakan air sungai ini, kita takut berakibat buruk terhadap masyarakat.
Masyarakat kota Siak pasti banyak yang menggunakan air sungai apalagi yang tinggal di tepian sungai tersebut. Sebaiknya, pemerintah melakukan pemantauan terhadap keberadaan air sungai ini. Kini, andalan air minum bagi manusia adalah mata air yang terdapat jauh di dalam tanah, yang tidak terkontaminasi pencemaran ini yang lebih baik, tapi sayang air sekarang sudah banyak tercemar.
Air juga merupakan sumber kehidupan, tidak ada satupun makhluk hidup yang dapat bertahan hidup tanpa air, karena air memang selalu dibutuhkan di manapun, kapanpun dan oleh siapapun. Sebagai sumber kehidupan sudah selakyaknya kita menjaga dan melestarikannya sebagai bentuk tanggung jawab kita kepada anak cucu kita kelak yang telah menitipkan harta putihnya kepada kita. Jangan sampai ketika saatnya tiba justru anak cucu kita yang menitipkan air kepada kita justeru malah tidak bisa menikmati keberadaan air karena tingkah dan pola hidup kita yang kurang menghargai air.
Sebenarnya, ada banyak upaya yang bisa kita lakukan untuk membuat air bersih terus mengalir dan mencukupi kebutuhan kita. Tak sulit bagi kita untuk melestarikan keberadaan air sampai kapanpun, asalkan kita mempunyai komitmen yang kuat untuk tetap menjaga dan melestaikannya.
Jika kita perhatikan maka tidak bisa tidak bahwa manakala di suatu tempat kita melihat ada tanaman/tumbuhan maka di situ pasti ada air, oleh karenanya tanamlah sekalipun hanya sebatang pohon untuk melestarikan keberadaan air. Bumi tempat kita berpijak 70 persen wilayahnya terdiri dari air, kehidupan umat manusia kini justru terancam karena terbatasnya air bersih yang bisa dikonsumsi.
Air bersih dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan minum, memasak, dan kebersihan badan. Ketika air di bumi jumlahnya makin terbatas, air laut belum bisa dimanfaatkan optimal karena desalinasi air laut masih terlalu mahal.***
Kita, warga di kota-kota besar di Indonesia, masih beruntung karena bisa nyaman mengonsumsi rata-rata 250 liter air per hari. Di negara besar seperti AS penduduknya memanjakan diri dengan mengonsumsi 265 liter air per hari di rumah mereka dan tambahan 378 liter air per hari untuk kegiatan di luar rumah.
Kita terjebak pada perilaku dan kebiasaan hidup yang tidak mendukung keseimbangan alam. Kita membuang limbah dan sampah ke tanah atau ke sungai. Kita tidak membuat kawasan resapan air. Kita tidak hidup secara bersih, sehat, dan ramah lingkungan. Soalnya lebih pada kesadaran yang belum terbangun.
Dari goresan ini mari kita membiasakan untuk selalu minum air sebanyak-banyaknya. Dan mari kta selalu menjaga kelestarian agar air tetap bersih dan dapat untuk kita nikmati.***
Kiriman
Sarwan Kelana
Mahasiswa UIN Fakultas Ushuluddin
Sarwan Kelana
Mahasiswa UIN Fakultas Ushuluddin
0 komentar:
Posting Komentar