Minggu, 14 Agustus 2011

Green Teacher (Hermalinda, Spd): Ayo, Ajak Siswa Cinta Hutan

Ayo, Ajak Siswa Cinta Hutan


Environmental degradation atau kerusakan lingkungan merupakan perubahan yang terjadi pada lingkungan hidup tempat manusia tinggal, dimana akan mengganggu keseimbangan lingkungan karena ikut berubahnya peran komponen-komponen yang berada dalam lingkungan tersebut. Berkurang atau hilangnya fungsi dari komponen-komponen tersebut memutuskan mata rantai suatu sistem ekosistem. Kerusakan lingkungan dapat disebabkan oleh faktor alam seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi. Selain itu campur tangan manusia yang tidak peduli lingkungan misalnya dengan telah tercemarnya lingkungan udara, air, dan tanah oleh tangan jahil manusia. Yang paling menyedihkan adalah rusaknya lingkungan diakibatkan keserakahan manusia yang menyulap alam menjadi gersang, tandus, dan kerontang dengan melakukan deforestation secara liar, pembangunan pemukiman yang tak terencana, pembakaran hutan, industrialisasi, dan akibat dari intensifikasi pertanian.
Berbicara tentang kerusakan lingkungan, perhatian kita selalu ditujukan pada kerusakan hutan, hal ini dikarenakan betapa pentingnya fungsi hutan bagi lingkungan yakni sebagai paru-paru dunia yang berperan sebagai penyangga keseimbangan iklim dan cuaca, mempertahankan kesuburan tanah dan siklus air, serta pusat keanekaragaman hayati. Pentingnya pelestarian hutan sebagaimana yang tertuang dari hasul Earth Summit yang diselenggarakan di Rio de Janeiro Brazil tahun 1992 dan menghasilkan kesepakatan tentang prinsip-prinsip kehutanan, perubahan iklim dunia, biodiversity, serta pembangunan lingkungan bukanlah merupakan masalah yang dihadapi oleh suatu negara tertetnu saja melainkan juga permasalahan bagi dunia internasional. Setiap negara diharapkan menjalankan  UU lingkungan hidup dengan tujuan untuk mencegah kerusakan lingkungan, meningkatkan kualitas lingkungan, dan menindak para pelanggar yang menyebabkan rusaknya lingkungan.
Hal tersebut diatas perlu mendapat support dari setiap sistem pendukung didalamnya baik pemerintah, industri-industri, organisasi-organisasi, institusi swasta, lembaga pendidikan, dan memfungsikan peran individu. Sebagai guru kita bisa menerapkan kepedulian dan cinta hutan kepada siswa. Dalam hal ini perlu dicanangkan Gerakan WATAN (Gerakan Siswa Cinta Hutan). Untuk mewujudkan WATAN action ini perlu dimulai dari diri sendiri, pupuk kesadaran betapa pentingnya melestarikan hutan. Ketika kita siap untuk bertindak lebih jauh, kita bisa mengajak siswa untuk menjaga hutan. Penting sekali untuk menciptakan sekolah berwwasan lingkungan, oleh karena itu banyak materi ajar yang mengupas tentang lingkungan dan bisa kita manfaatkan untuk menanamkan kesadaran kepada siswa misalnya memilih reading yang bertemakan hutan pada pembelajaran bahasa Inggris, pada topic pengelolaan lingkungan untuk pelajaran IPA, masalah kepadatan populasi manusia pada pelajaran IPS, dan berbagai materi ajar lainnya. Prinsipnya, perlu ditanamkan rasa cinta hutan pada setiap kesempatan mengajar.
Sekolah sebagai media pencetak siswa cerdas dan bermoral dapat menjadi pioneer dengan menghijaukan lingkungan sekolah melalui penanaman pohon pelindung, memasangkan slogan-slogan cinta hutan disekolah, mengadakan perlombaan lingkungan antar kelas, menulis cerpen tentang hutan, kampanye anti deforestation, dan sebagainya. Bahkan pada skala yang lebih besar perlu digesa seminar-seminar tentang pentingnya menghargai hutan..***

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Green Student Journalists | Bloggerized by Lasantha - Tebarkan virus cinta lingkungan | student_lovers_enviroment, Riau Province