Peranan Air untuk Kesehatan Manusia dan Peningkatan Produktivitas
‘’Papa, Mengapa Kita Harus Minum?’’
‘’Papa, Mengapa Kita Harus Minum?’’
SELASA siang (22/11), Niel duduk di ruang tunggu Sekolah Dasar Dharma Loka. Salah satu sekolah swasta favorit di Pekanbaru. Neil duduk berbaur dengan orangtua murid lainnya yang sama-sama menunggu anaknya pulang sekolah. Beberapa menit lagi, bel tanda pelajaran berakhir berbunyi.
HENNY ELYATI/RIAU POS
AIR MINERAL: Widyawati dan Sonya minum air mineral kemasan.
AIR MINERAL: Widyawati dan Sonya minum air mineral kemasan.
Laporan HENNY ELYATI,
Pekanbaru henny-elyati@riaupos.com
NIEL datang bersama anak keduanya. Seorang bocah perempuan berusia empat tahun. Natasya, bocah ceria ini dipanggil. Setiap ayahnya menjemput sang kakak, Suzanlee, Natasya selalu minta ikut. Dia paling suka bermain di halaman sekolah Suzanlee. Natasya sibuk berlari ke sana kemari sesekali main gundukan pasir. Neil terus mengamati Natasya.
‘’Natasya, ayo kemari dulu. Minum, sudah panas,’’ teriak Neil memanggil. Namun Natasya masih sibuk bermain dan mengacuhkan panggilan ayahnya. Tak sabar, Neil akhirnya mendekati putrinya dan menyerahkan air mineral untuk diminum.
‘’Papa ini, Natasya kan belum haus, nanti saja minumnya,’’ tolak Natasya sambil mendorong Neil dan kembali bermain pasir.
Tindakan Natasya membuat sang ayah marah. ‘’Udahan mainnya sayang, kita duduk di bangku itu saja sambil cerita. Lihat, badanmu sudah penuh keringat dan kotor,’’ kata Neil sambil menggendong Natasya.
‘’Ini airnya diminum dulu’’. ‘’Kenapa harus minum, kan udah dibilang Natasya belum haus,’’ katanya dengan nada dongkol. ‘’Sedikit saja, biar keringat yang keluar ada gantinya,’’ ujar Neil menerangkan.
Tentu saja perkataan Neil ini menjadi tanda tanya di benak Natasya. ‘’Papa, mengapa kita harus minum,’’ sebut Natasya sambil minum sedikit. Dia pun memandang sekeliling, rata-rata ibu-ibu yang menunggu memberi anaknya minum air putih. ‘’Mengapa ibu-ibu itu juga mengasih anaknya minum, sama seperti Papa, maksa Natasya minum’’.
Neil kewalahan menjawab pertanyaan Natasya yang tak berhenti. Riau Pos yang berada tidak jauh dari mereka jadi tersenyum. Pertanyaan Natasya ini dijawab Mery, salah seorang wali murid yang juga menunggu anaknya. ‘’Kalau tidak minum, nanti kita bisa mati,’’ ujar Mery menakut-nakuti.
Natasya langsung membelalak. ‘’Benar Pa, kita bisa mati. Natasya tak mau mati. Nanti tidak ada kawan kakak main,’’ sebutnya polos dengan memandang Mery tiada henti sambil minum sebanyak-banyaknya.
‘’Tidak langsung mati, tapi kita bisa dehidrasi, kekurangan cairan, kulit jadi keriput padahal masih anak-anak...’’ belum usai menjelaskan panjang lebar, Suzanlee tiba-tiba datang dan minta dibelikan minuman ringan. ‘’Pa, belikan Suzan air es, haus ni. Minum Suzan dah habis,’’ katanya sambil minta uang Rp2.000 yang langsung diberikan Neil sambil mengingatkan Suzan agar membeli air mineral saja.
Perkataan Suzanlee membuat Natasya langsung bertanya, apalagi kakaknya baru keluar dari ruang belajar dan bukan habis bermain seperti dirinya. ‘’Papa, mengapa kita bisa haus? Kan nggak capek’’. Pertanyaan Natasya cukup singkat namun perlu penjelasan terutama bagi anak-anak.
Pembicaraan ayah dan anak ini menarik perhatian Riau Pos dan mengajaknya berbincang. Sedangkan Natasya tetap dalam pelukannya. ‘’Saya memang selalu menyarankan anak-anak agar tidak sembarangan minum air termasuk air kemasan, karena kita tidak tahu kehigienisannya. Kalau mau minum air mineral, biasanya Aqua, karena kandungan airnya terjaga dan higienisnya terjamin asalkan tidak kadaluarsa, namun bukan berarti merek lain tidak terjamin. Ini hanya sudah menjadi kebiasaan pada keluarga saya saja,’’ kata laki-laki lulusan kedokteran UI ini.
Walaupun tidak berprofesi sebagai dokter, Neil masih ingat tentang kesehatan, termasuk pentingnya air dalam kehidupan manusia. Dalam perbincangan tersebut, Neil menerangkan air merupakan zat gizi esensial untuk hidup sehat dan aktif serta merupakan komponen utama dalam gizi seimbang. Air yang dalam seharinya dibutuhkan lebih dari 2 liter diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya terutama untuk mengatur proses kehidupan.
‘’Air adalah komponen tubuh yang utama, 70 persen tubuh kita terdiri dari air, sehingga sangat penting fungsi air untuk kesehatan dan performa tubuh,’’ paparnya.
Dijelaskan pria berusia 40 tahun ini, musim penghujan yang berlangsung saat ini membuat tubuh sangat rentan terhadap berbagai penyakit seperti pilek, flu dan batuk. Namun, bukan hanya itu sebenarnya yang mesti diwaspadai, masalah kulit akibat cuaca dingin juga perlu diperhatikan. Cuaca dingin cenderung membuat kulit kering sehingga kita pun akan lebih lemah dan rentan terhadap segala macam penyakit. Suhu dingin akan membuat kulit semakin rentan terhadap infeksi. Kulit berkerak, kering, dan gatal-gatal, semua itu gejala masalah kulit di musim dingin.
‘’Ciri-ciri air yang aman dikonsumsi adalah tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, tidak mengandung zat berbahaya, dan tidak mengandung cemaran pestisida, jamur dan bahan lain yang membahayakan tubuh. Masyarakat kita imbau untuk mewaspadai penyakit yang ditularkan langsung melalui air minum (water borne disease), dimana air minum tersebut bila mengandung kuman patogen terminum oleh manusia maka dapat terjadi penyakit. Di antara penyakit tersebut adalah cholera, penyakit typhoid, penyakit Hepatitis Infektiosa, penyakit Dysentri dan Gastroenteritis,’’ lanjutnya.
Dia menambahkan pentingnya bagi para dokter dan praktisi kesehatan untuk selalu memberikan nasihat kepada pasiennya tentang pemilihan air yang akan dikonsumsi. ‘’Pencegahan tetap jauh lebih penting dibanding mengobati. Dengan minum air putih berkualitas, kita sudah dapat mencegah terjadinya penyakit,’’ imbaunya. Sejalan dengan itu, di salah satu sudut Kota Pekanbaru, Riau Pos menemui dua wanita yang aktif di dunia pendidikan. Satu di PAUD dan perpustakaan sedangkan satu lagi aktif di bidang penyediaan buku-buku pelajaran. Mereka adalah Widyawati Nugroho, petugas sudut baca TP PKK Riau dan Sonya Fitriani dari Grolier International. Mereka asyik makan bakwan dengan minum air mineral kemasan.
‘’Banyak minum air putih, membuat kita sehat sesuai saran dokter. Dan kita memang memilih minuman kemasan yang kualitasnya terjamin,’’ kata Widyawati.
Sebagai wanita aktif, minum air putih amat diperlukan terutama yang berhadapan dengan komputer lebih dari lima jam, karena jika tidak akan menimbulkan dehidrasi. Dia pun memberikan tips pada Riau Pos bagaimana mengatasi masalah tersebut dengan memberikan perhatian ekstra yakni dengan melembapkan dari dalam yakni minum banyak cairan. Bila tubuh terhidrasi, begitu juga dengan kulit. Enam sampai delapan gelas air setiap hari dapat membuat semua perbedaan. Melembapkan dari luar yakni krim pelembab bisa melindungi kulit dari kekeringan, memungkinkan waktu untuk hidrasi, dan penyembuhan terjadi dalam. Gunakan produk pelembap kulit secara teratur. Jangan mandi terlalu lama.
‘’Tidak peduli seberapa dingin itu, terlalu lama mandi terutama dengan air hangat dapat mengurangi kelembapan kulit. Untuk menjaga agar suhu tubuh tetap nyaman dan hangat, mandilah dengan waktu yang singkat. Setelah mandi, keringkan kulit dengan handuk, jangan diogosok karena menggosok akan menyingkirkan sel-sel kulit dan minyak yang berfungsi melembapkan,’’ jelas Widyawati.
Tidak hanya itu, Sonya juga menyarankan agar kita tidak menggunakan sabun keras. Umumnya, produk sabun yang mengandung pengawet dan wewangian mengurangi cairan di kulit. ‘’Maka itu, pilih produk sabun sederhana yang mengandung gliserin yang mempertahankan kelembaban,’’ aku perempuan berjilbab ini.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal 1 PB Ikatan Dokter Indonesia Dr Fauzi Masjhur MKes menjelaskan berbagai kajian mutakhir menunjukkan bahwa kekurangan air yang dapat mengarah ke dehidrasi dapat menimbulkan gangguan mood, stamina dan kesehatan, maka sosialisasi pentingnya minum air yang cukup dan aman menjadi sangat penting. ‘’Saat ini dunia, termasuk di Indonesia sedang menghadapi masalah dehidrasi ringan kronik. Satu-satunya penelitian yang mengungkap tentang hal ini adalah The Indonesian Hydration Study (THIRST) yang melakukan pemeriksaan urin rutin terhadap 1.200 sampel dewasa dan remaja di enam kota Indonesia, bahwa sekitar separuh orang dewasa dan remaja mengalami dehidrasi ringan,’’ katanya dalam symposium kesehatan baru-baru ini.
Air berguna sebagai pelarut berbagai partikel termasuk zat gizi agar berfungsi dengan baik dalam sel dan jaringan tubuh. Air diperlukan untuk melembabkan jaringan mulut, mata dan hidung, melindungi organ dan jaringan tubuh, membantu melarutkan mineral dan zat gizi lainnya sehingga dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Selain itu air juga berfungsi untuk mengatur suhu tubuh, pelumasan sendi, meringankan beban ginjal dan hati dengan melarutkan sisa-sisa metabolisme dan membawa zat-zat gizi dan oksigen ke sel. Air juga diperlukan dalam proses fisiologi pencernaan dan sebagai media reaksi metabolisme. Kehilangan air sebanyak 20 persen akan berkibat fatal.
Salah satu masalah yang sering timbul akibatnya kurangnya asupan cairan adalah masalah dehidrasi yakni kondisi jumlah air dalam tubuh tidak mencukupi untuk melakukan fungsi kerja tubuh secara normal. Dehidrasi terbagi atas 3 kategori. Pertama, kategori ringan yang ditandai rasa haus, bibir kering, gangguan mood, mengantuk dan lelah, warna urin kuning, otot lemah, sakit kepala serta pusing/silau jika melihat sinar. Sedangkan kategori sedang dan berat ditandai dengan haus dan kerongkongan kering, urin sedikit dan berwarna kuning gelap, perasaan mengantuk dan pusing, mengalami gangguan konsentrasi, suhu badan meningkat, amat sedikit keringat bila dalam suasana panas. Hidrasi tingkat berat ditandai rasa haus yang ekstrim, warna urin kuning coklat seperti warna teh pekat, kulit kering, menggigil, mata cekung, tekanan darah rendah, nadi cepat, panas badan ekstrim dan kesadaran menurun, bahkan pingsan dan fatal pada kondisi paling ekstrim.
‘’Upaya tiap orang mencegah dehidrasi ringan dengan menjaga kecukupan air dalam tubuh. Cara yang sederhana untuk melihat kecukupan air dalam tubuh adalah dengan mencermati warna urin. Konsep ini dikembangkan pertama kali oleh Prof Lawrence Armstrong, ahli fisiologis dan nutrisionis dari Amerika Serikat. Prof Armstrong menciptakan tabel warna urin yang telah diadaptasi IDI dalam bentuk kartu Periksa Urin Sendiri (PURI),’’ katanya.
Penggunaan kartu PURI sangat mudah. Cukup dengan membandingkan warna air seni dengan warna di kartu PURI. Kartu PURI ini dibagikan secara gratis sebagai salah satu upaya IDI meningkatkan kesadaran masyarakat untuk minum air putih minimal 2 liter sehari untuk mencegah dehidrasi.
Asupan air yang cukup per hari dapat mencegah pembentukan urin yang pekat dengan demikian juga dapat mencegah terjadinya batu ginjal. Dengan asupan air yang cukup maka tidak ada kesempatan produk metabolit, racun ataupun bakteri yang mengendap. Asupan air yang cukup akan dengan cepat mengeluarkan produk-produk metabolit bersama dengan urin. Walaupun sudah terbentuk kristal kecil atau infeksi, asupan air yang cukup dapat membantu mengeluarkannya bersama dengan urin.
Minum air juga dapat mencegah terjadinya infeksi saluran kemih (urinary tract infection/UTI) yakni ditandai dengan gejala rasa sakit pada saat berkemih, penderita juga merasa ingin berkemih tapi jumlah yang keluar hanya sedikit, adanya rasa nyeri di pinggang atau perut bagian bawah posisi tepatnya di atas tulang kemaluan, dan terkadang disertai rasa mual. Kondisi ini pada tingkat lanjut dapat membahayakan penderita.
Mengenai jumlah kebutuhan air pada berbagai usia, terdapat perbedaan fisiologis antara bayi dan anak dengan orang dewasa dalam hal cairan dalam tubuh. Perbedaan tersebut mencakup perbedaan komposisi, metabolisme dan derajat kematangan sistem pengaturan air dan elektrolit. ‘’Metabolisme air juga sangat berbeda pada bayi bila dibandingkan dengan pada anak dan orang dewasa. Kecepatan siklus air pada bayi sangat tinggi, yaitu sekitar 5 kali lebih besar per kilogram berat badan bila dibandingkan dengan orang dewasa. Oleh karena itu bayi dan anak cenderung rawan terhadap penyakit yang menimbulkan dehidrasi. Perbedaan lain adalah kematangan sistem pengaturan air dalam berbagai sistem atau organ tubuh, belum matangnya fungsi ginjal akan menyebabkan perbedaan komposisi plasma pada bayi bila dibandingkan dengan anak yang lebih besar,’’ lanjutnya.
Konsumsi air yang cukup pada orang dewasa dalam keadaan basal adalah sebanyak 2 liter dalam 24 jam. Volume asupan air tambahan disesuaikan dengan keadaan, misalnya demam, latihan fisik, suhu lingkungan yang tinggi dan lain-lain yang kesemuanya ini akan diberi isyarat haus oleh pusat rasa di hipotalamus. Akan tetapi menentukan kebutuhan air minum orang dewasa dengan mengendalikan rasa haus tidak sepenuhnya benar. Itulah sebabnya para ahli gizi dan dokter menganjurkan agar jangan hanya minum bila terasa haus. Kebiasaan banyak minum, terutama air putih yang aman merupakan kebiasaan sehat.***
0 komentar:
Posting Komentar