Minggu, 11 Desember 2011

Green Teacher (Nurhasanah, S.Pd): Pendidikan Environmentalisme

Pendidikan Environmentalisme

Kiriman:
Nurhasanah, S.Pd
Guru Bahasa Indonesia,
Madrasah Aliyah Muhammadiyah 2 Pekanbaru
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia telah jadi korban ketidakadilan global. Kekayaan alam Indonesia yang harusnya dapat manfaatkan secara arif demi kesejahteraan rakyatnya telah berubah menjadi kutukan. Praktek exploitasi alam terus menjadi pilihan walau beragam peringatan telah diberikan oleh berbagai organisasi dan pemerhati lingkungan dalam dan luar negeri, bahkan alam pun sudah bertindak maha dahsyat. Walhi, menyatakan bahwa akibat intensitas dan luapan bencana yang terus bertambah sembilan bulan dalam setahun Indonesia menghabiskan sumberdayanya hanya untuk mengurus bencana.
Krisis ekologis di Indonesia tak lain disebabkan oleh jamahan tangan asing terhadap SDA Indonesia. Kooptasi antara pengurus negara melenggangkan jamahan asing terhadap SDA Indonesia, jelaslah ini hanya akan mempertebal kantong-kantong para pemangku kekuasaan. Tabiat para pengurus negara untuk mempercadangkan kekayaan bumi Indonesia secara cepat, murah, meriah dan mudah justru semakin diperteguh melalui undang-undang dan peraturan yang berorientasi pada self provit, self regulation dan self trade fairness.
Melihat gambaran kondisi diatas, satu dari banyak cara yang bisa kita lakukan adalah membangun rakyat kritis (critical mass) sebagai wujud dari percepatan perjuangan lingkungan hidup yang sejati guna menahan laju ketidakadilan di bumi Indonesia ini. Rakyat kritis tahu bahwa ia sedang hidup dalam ancaman ekologis, berbuat untuk keselamatan kolektif dan anti terhadap model neoliberalisme yan merenggut kedamaian ekologi Indonesia.
Maka kritislah terhadap lingkungan dan jadilah environmentalis. Kaum environmentalis adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendukung setiap tujuan gerakan lingkungan hidup. Kaum environmentalis memiliki pandangan yang kuat atas isu-isu lingkungan hidup dan mengamalkan nilai-nilainya sebagai aktivis, relawan, akademisi, profesional, pelajar ataupun mahasiswa. Kaum environmentalis dipandang sebagai pahlawan bumi dan lingkungan. Mereka kritis dan reaktif terhadap isu-isu lingkungan yang mendera alam, mereka anti koorporasi dan globalisasi. Mereka sadar betul bahwa semuanya itu hanyalah pelegalan dan pelelangan kepentingan. Saya memandang perlunya suatu usaha yang akan melahirkan para environmentalis-environmentalis di muka bumi ini.
Hal tersebut demi akan didapatkannya siswa-siswa yang kritis terhadap para pengelola lingkungan atau mereka yang mengatakan ingin menjaga lingkungan. Sebab jangan salah, saat ini mereka yang menyatakan diri peduli terhadap lingkunganpun tak lebih dari mereka yang money oriented bukan karena ketulusan yang berasal dari lubuk hatinya. Mungkin banyak dari mereka yang benar-benar ingin menjaga lingkungan namun kita akan sangat mudah mengenali dari apa-apa yang telah ia lakukan dan dengan siapa ia melakukannya. Oleh karena itu anak-anak kita membutuhkan ruang untuk mengapresiasikan diri mereka secara tulus untuk menjaga lingkungan. Menurut saya cara tersebut adalah melalui metode yang disebut dengan pendidikan environmentalis.
Pendidikan environmentalisme bisa disebut sebagai wadah kaum environmentalis. Dengan cara-cara sederhana di sekolah, seperti dengan membuka fakta dan isu-isu lingkungan kepada siswa dalam proses pembelajaran dengan mengarahkan pada penyampaian yang merangsang naluri kritis para siswa dan dinyatakan dalam pandangan dan statement siswa. Dengan intensnya kegiatan kecil seperti ini maka dengan sendirinya akan terbentuk ruang kritis dan arif dalam pikiran mereka. Seiring bertambah dewasa, mereka akan semakin matang dengan jati diri environmentalis dalam jiwa mereka. Dengan begitu, di masa yang akan datang akan lahir para pemimpin yang arif terhadap lingkungan dan yang pastinya anti terhadap self profit, self regulation dan self trade fairness. Go environmentalist people!!***

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Green Student Journalists | Bloggerized by Lasantha - Tebarkan virus cinta lingkungan | student_lovers_enviroment, Riau Province