MERAWAT dan melestarikan bumi pertiwi ini
tidak dapat dilakukan jika hanya seorang diri. Kerjasama dan partisipasi dari
berbagai pihak sangat dibutuhkan. Sadarakan hal tersebut, SMA Negeri 8 Pekanbaru
tidak hanya melibatkan ekstrakurikuler lingkungan Ecological Youth
Environmental Source (EYES), namun juga organisasi-organisasi lain,
misalnya OSIS untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan lingkungan.
Pada Selasa (15/5) EYES dan
OSIS mendapat bimbingan dan apengarahan langsung dari Kepala Sekolah SMAN 8,
Drs. H. Nurfaisal MPd, Waka Humas Nurhafni MPd dan didampingi Pembina OSIS
Mahadir SPd. Pengarahan yang berlangsung selama satu jam itu bertempat di aula
SMAN 8. Dalam pengarahannya, Nurfaisal lebih banyak memberikan motivasi kepada
EYES dan OSIS. “Menjaga kebersihan itu sebenarnya tidak susah. Kalau memang dari
hati kita sendiri itu masih berat, ya pasti susah. Tapi kalau dari hati itu
sudah ikhlas, semuanya bisa kita lakukan. Orang lain pun kalau sudah melihat
kita seperti itu pasti juga tergerak hatinya,” ujar Nurfaisal memotivasi. Di
samping motivasi, beliau juga menyampaikan bimbingan melalui cara pengolahan
sampah yang baik dan benar dan upaya-upaya melestarikanlingkungan lainnya.
Sampah memang masalah yang seolah-olah tidak ada habisnya. Untuk itu, penyampaian
ini begitu ditekankan beliau. Apalagi di SMAN 8 kini sudah tersedia ‘bank
sampah’
Bank sampah di SMAN 8
adalah berupa sebuah wadah kaca besar yang dapat langsung terlihat di lobi ketika
kita memasuki kawasan sekolah Adiwiyata ini. Ke dalam wadah ini, dimasukkan
sampah-sampah anorganik seperti kemasan minyak goreng, detergen, makanan
ringan, dan lain-lain. Tapi sampah yang dimasukkan harus dalam keadaan bersih,
kering dan tidak terlalu rusak.
Selanjutnya sampah-sampah anorganik yang sudah terkumpul ini akan
diolah menjadi celemek, dompet, kotak tisu dan dijual di warung 8R SMAN 8.
Hasil dari penjualan ini menjadi salah satu sumber pemasukankas EYES sendiri.
EYES dan OSIS menginformasikan kepada seluruh warga sekolah mengenai
bank sampah tersebut. Mereka juga mengajak untuk membawa sampah-sampah
anorganik dari rumah masing-masing. Ini akan membantu mengurangi sampah rumah tangga(reduce)
dan sekaligus mewudkan salah satu program 8R.
“Kita misalkan saja ada 350 orang di SMAN 8. Jika setiap anak
membawa satu sampah anorganik setiap bulannya, maka sudah ada 350 sampah di
bank sampah itu dan 350 sampah juga yang sudah dikurangi di rumah tangga.
Daripada sampah-sampah itu dibakar atau dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Air)
yang beribu-ribu tahun terurainya, lebih baik dimasukkan ke bank sampah agar
bisa diolah,” jelas Nurhafni saat pengarahan.
Selain melibatkan OSIS
dan EYES, sikap cinta terhadap lingkungan ini sudah mulai ditanamkan sejak dini
pada siswa-siswi materikulasi 2012/2013. Materikulasi adalah salah satu program
SMAN 8 dimana murid-murid yang sudah dinyatakan lulus di SMAN 8 akan dibagi
dalam beberapa kelompok dan belajar seperti biasa layaknya murid SMA di SMAN 8
Pekanbaru.
Murid materikulasi diwajibkan membawa tempat air minum sendiri dari
rumah. Ini juga salah satu upaya mengurangi limbah plastik yang sulit
diuraikan. Apalagi di setiap kelas sudah disediakan air minum dalam dispenser
sehingga para murid tidak kesulitan mengisiulang air minum mereka. Selain itu para
murid juga diajarkan cara membuat bunga darilimbah kantong plastik. Beberapa siswa/siswi
SMAN 8 Pekanbaru masuk ke kelas-kelas materikulasi dan mendemonstrasikan cara
membuat bunga-bunga tersebut. Lalu para murid materikulasi diwajibkan membuat 10
buah bunga dan dibawa keesokan harinya. Bunga-bunga itu akan disusun di papan
bunga untuk memberi sambutan dalam acara-acara di SMAN 8 Pekanbaru. “Murid
materikulasi memang diarahkan dalam kegiatan lingkungan sejak dini agar
nantinya mereka terbiasa dengan program-program lingkungan lainnya. Ini juga
untuk memperkenalkan pada mereka tentang sekolah Adiwiyata,”ujar Nurhafni
mengakhiri.(yayanggsj/dac)
0 komentar:
Posting Komentar