Ahad 15 Juli 2012
Dalam rangka menindaklanjuti pembinaan-pembinaan dalam bidang lingkungan hidup, SMA Negeri 8 Pekanbaru, Green School yang baru saja menggandeng penghargaan sebagai Sekolah Adiwiyata Mandiri ini diundang oleh SMPN 1 Bukit Batu dan SMAN 1 Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis. Undangan ini berkenaan untuk melakukan sosialisasi Adiwiyata dan pengintegrasian Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) ke dalam kurikulum.
Sosialisasi ini dilaksanakan pada Selasa(10/7) dan Rabu (10/7) di sekolah masing-masing dengan sasaran para guru dan siswa-siswi. Sosialisasi di SMPN Bukit Batu dilakukan pada Selasa mulai pukul 07.00-10.00 untuk siswa kelas VII, VIII dan IX dengan materi sosialisasi Adiwiyata dan pembinaan terhadap kepedulian lingkungan, diantaranya air, sampah dan lubang resapan biopori (LRB), dilanjutkan pukul 10.30-16.00 WIB untuk guru dengan materi sosialisasi Adiwiyata dan dilanjutkan dengan pengintegrasian PLH kedalam kurikulum. Sedangkan sosialisasi di SMAN 1 Bukit Batu dilakukan keesokan harinya dengan materi yang sama diikuti oleh siswa-siswi kelas XI IPA dan IPS.
Dalam acara ini juga hadir Badan Lingkungan hidup (BLH) Kabupaten Bengkalis yang akrab disapa Bu Ana, Kepala Sekolah SMPN 1 dan SMAN 1 Bukit Batu yaitu Siti Arby SPd dan Drs. Rahman MPd. Sosialisasi kedua sekolah ini dilakukan oleh Nurhafni MPd, Wakasek Humas SMAN 8 yang juga sudah pernah memperoleh penghargaan sebagai guru berprestasi dan aktif dalam kegiatan-kegiatan lingkungan.
Para siswa di SMP dan SMA tersebut sangat senang dan antusias sekali dengan kegiatan ini yang membantu memperluas wawasan mereka mengenai lingkungan dari sebelumnya.Bahkan siswa SMAN 1 Bukit Batu langsung mempraktekkan LRB saat itu juga. Tidak hanya siswa, para guru pun merasakan hal yang sama.
“Saya tidak suka dengan sampah yang berserakan, asal ada sampah selalu saya kutip dan bahkan langsung dibakar. Dikantong saya ini selalu ada korek api, makanya setiap ada sampah langsung dibakar. Namun dengan adanya sosialisasi ini, saya paham bahwa pembakaran bisa merusak lingkungan. Oleh karena itu, kedepan kami akan mulai mengolah sampah -sampah contohnya kertas diolah menjadi kertas daur ulang dan sampah organik jadi kompos, sehingga tidak ada pembakaran lagi, bahkan denganadanya biopori sampah organik bisa kita masukkan di LRB,” tutur Drs. Rahman MPd usai sosialisasi.
Sementara Kepala sekolah SMPN 1 Bukit Batu yang sudah lebih dulu melakukan kunjungan SMAN 8 sudah membuat green house, kertas daur ulang, LRB dan bahkan sudah menambah dan merevisi visi dan misi sekolah menjadi lebih berwawasan lingkungan dari sebelumnya. Selain itu, pembinaan terhadap sekolah ini juga sudah dilakukan dua kali.
Dua sekolah yang merupakan binaan SMAN 8 tersebut mengaku juga ingin meraih prestasi di bidang lingkungan. Dalam waktu dekat ini, kedua sekolah akan melakukan kunjungan ke SMAN 8 dan ketika bulan ramadhan berakhir nanti akan kembali mengundang SMAN 8 untuk pembinaan dan program-program lingkungan lainnya.
“Sebagai sekolah yang sudah meraih prestasi di bidang lingkungan, alangkah baiknya kita dapat berbagi agar sekolah-sekolah yang lain khususnya provinsi Riau, juga dapat meraih prestasi seperti SMAN 8. Karena kita bisa hebat apabila kita juga bisa membuat orang lain jadi hebat juga. Artinya kita hebatnya tidak sendiri saja, tapi secara bersama. Intinya jangan jadikan program adiwiyata ini hanya sebagai ajang untuk meraih juara/prestasi, lalu setelah diperoleh kita berhenti begitu saja,” tegas Nurhafni mengakhiri.(yayang-gsj/dac)
Dalam rangka menindaklanjuti pembinaan-pembinaan dalam bidang lingkungan hidup, SMA Negeri 8 Pekanbaru, Green School yang baru saja menggandeng penghargaan sebagai Sekolah Adiwiyata Mandiri ini diundang oleh SMPN 1 Bukit Batu dan SMAN 1 Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis. Undangan ini berkenaan untuk melakukan sosialisasi Adiwiyata dan pengintegrasian Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) ke dalam kurikulum.
Sosialisasi ini dilaksanakan pada Selasa(10/7) dan Rabu (10/7) di sekolah masing-masing dengan sasaran para guru dan siswa-siswi. Sosialisasi di SMPN Bukit Batu dilakukan pada Selasa mulai pukul 07.00-10.00 untuk siswa kelas VII, VIII dan IX dengan materi sosialisasi Adiwiyata dan pembinaan terhadap kepedulian lingkungan, diantaranya air, sampah dan lubang resapan biopori (LRB), dilanjutkan pukul 10.30-16.00 WIB untuk guru dengan materi sosialisasi Adiwiyata dan dilanjutkan dengan pengintegrasian PLH kedalam kurikulum. Sedangkan sosialisasi di SMAN 1 Bukit Batu dilakukan keesokan harinya dengan materi yang sama diikuti oleh siswa-siswi kelas XI IPA dan IPS.
Dalam acara ini juga hadir Badan Lingkungan hidup (BLH) Kabupaten Bengkalis yang akrab disapa Bu Ana, Kepala Sekolah SMPN 1 dan SMAN 1 Bukit Batu yaitu Siti Arby SPd dan Drs. Rahman MPd. Sosialisasi kedua sekolah ini dilakukan oleh Nurhafni MPd, Wakasek Humas SMAN 8 yang juga sudah pernah memperoleh penghargaan sebagai guru berprestasi dan aktif dalam kegiatan-kegiatan lingkungan.
Para siswa di SMP dan SMA tersebut sangat senang dan antusias sekali dengan kegiatan ini yang membantu memperluas wawasan mereka mengenai lingkungan dari sebelumnya.Bahkan siswa SMAN 1 Bukit Batu langsung mempraktekkan LRB saat itu juga. Tidak hanya siswa, para guru pun merasakan hal yang sama.
“Saya tidak suka dengan sampah yang berserakan, asal ada sampah selalu saya kutip dan bahkan langsung dibakar. Dikantong saya ini selalu ada korek api, makanya setiap ada sampah langsung dibakar. Namun dengan adanya sosialisasi ini, saya paham bahwa pembakaran bisa merusak lingkungan. Oleh karena itu, kedepan kami akan mulai mengolah sampah -sampah contohnya kertas diolah menjadi kertas daur ulang dan sampah organik jadi kompos, sehingga tidak ada pembakaran lagi, bahkan denganadanya biopori sampah organik bisa kita masukkan di LRB,” tutur Drs. Rahman MPd usai sosialisasi.
Sementara Kepala sekolah SMPN 1 Bukit Batu yang sudah lebih dulu melakukan kunjungan SMAN 8 sudah membuat green house, kertas daur ulang, LRB dan bahkan sudah menambah dan merevisi visi dan misi sekolah menjadi lebih berwawasan lingkungan dari sebelumnya. Selain itu, pembinaan terhadap sekolah ini juga sudah dilakukan dua kali.
Dua sekolah yang merupakan binaan SMAN 8 tersebut mengaku juga ingin meraih prestasi di bidang lingkungan. Dalam waktu dekat ini, kedua sekolah akan melakukan kunjungan ke SMAN 8 dan ketika bulan ramadhan berakhir nanti akan kembali mengundang SMAN 8 untuk pembinaan dan program-program lingkungan lainnya.
“Sebagai sekolah yang sudah meraih prestasi di bidang lingkungan, alangkah baiknya kita dapat berbagi agar sekolah-sekolah yang lain khususnya provinsi Riau, juga dapat meraih prestasi seperti SMAN 8. Karena kita bisa hebat apabila kita juga bisa membuat orang lain jadi hebat juga. Artinya kita hebatnya tidak sendiri saja, tapi secara bersama. Intinya jangan jadikan program adiwiyata ini hanya sebagai ajang untuk meraih juara/prestasi, lalu setelah diperoleh kita berhenti begitu saja,” tegas Nurhafni mengakhiri.(yayang-gsj/dac)
0 komentar:
Posting Komentar